![]() |
Foto Ilustrasi Kepala Sekolah Memberi Brifing Pagi |
Berbicara tentang
keberhasilan lembaga pendidikan tidak terlepas peran penting kepala
sekolah. Salah satu peranan kepala sekolah adalah manajer. Seorang manajer
diharuskan memiliki kemampuan mengelola sumber daya yang ada di lembaganya.
Di lembaga pendidikan terdapat berbagai
sumber daya. Salah satunya adalah sumber daya manusia.
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan sumber daya manusia yang sangat
menentukan keberhasilan mencapai tujuan lembaga pendidikan.
Pendidik dan tenaga kependidikan bukan sekadar
modal bagi lembaga pendidikan, tetapi aset yang sangat bernilai. Jika dikelola dengan baik dapat berkembang berlipat ganda memajukan lembaga pendidikan. Sehingga pendidik dan tenaga kependidikan perlu perhatian yang maksimal.
Sudah jamak diketahui, lembaga pendidikan
yang berkembang pesat, unggul dalam prestasi, dan menghasilkan lulusan yang
terbaik memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang mumpuni. Pendidik dan tenaga kependidkannya memiliki kompetensi yang tinggi. Semua ini dapat terbentuk karena dikelola secara efektif oleh kepala sekolah.
Sebagai
manajer kepala sekolah berupaya terus menerus menggali
dan mengembangkan metode, pendekatan, dan teknik-teknik, serta strategi mengelola pendidik dan tenaga kependidikan. Namun, masih banyak kepala sekolah yang mengalami hambatan dan kendala dalam berkomunikasi. Sehingga tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Salah satu strategi mengelola pendidik dan tenaga
kependidikan adalah mengenali kepribadiannya. Dengan mengenal kepribadiannya akan memudahkan dalam berkomunikasi dan menyamakan persepsi. Sehingga akan lebih efektif dalam mengelola dan mengembangkannya.
Pada dasarnya setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda satu sama lainnya. Berbagai penelitian tentang
kepribadian manusia telah dilakukan oleh para ahli. Hippocrates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat
tipe kepribadian, yaitu: 1) Melancholis (melankolisi), yaitu
orang-orang yang selalu bersikap murung, muram, pesimistis, dan selalu menaruh
rasa curiga; 2) Sanguinicus (sanguinisi), yaitu orang-orang
yang selalu menunjukkan wajah berseri-seri, periang, atau selalu gembira, dan
bersikap optimis; 3) Flegmaticus (flegmatisi), yaitu
orang-orang yang sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat,
pesimistis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah; 4) Cholericus (kolerisi),
yaitu orang penaik darah dan sukar mengendalikan diri, garang, dan
agresif.
Sementara itu, Carl Gustav Jung menyatakan
pembagian tipe manusia menjadi dua, yaitu: 1) Introvert,
yakni orang-orang yang memiliki sifat kurang pandai bergaul, pendiam, sukar
diselami batinnya, suka menyendiri, bahkan sering takut pada orang lain;
2) Extrovert, yakni orang-orang yang mempunyai sifat-sifat terbuka,
mudah bergaul, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali, mudah
memengaruhi dan mudah pula dipengaruhi oleh lingkungannya.
Sedangkan Kretschmer mengemukakan
pendapatnya bahwa adanya hubungan erat antara tipe bentuk tubuh dengan sifat
dan wataknya. Ia membagi manusia menjadi dua golongan, yaitu: 1) Atletis
dan astenis (schizothim), mempunyai sifat sulit bergaul, mempunyai
kebiasaan tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi baru, sombong, egoistis
dan ingin berkuasa, kadang-kadang optimis, kadang pesimis, selalu berpikir
matang sebelum bertindak; 2) Piknis (siklithim), mempunyai
sifat mudah bergaul, suka humor, mudah berubah, mudah menyesuikan diri dengan
situasi baru, mudah memaafkan orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak
konsisten.
Dari berbagai pendapat di atas dapat simpulkan bahwa ada berbagai tipe kepribadian manusia.
Dengan mengenali tipe pendidik dan tenaga
kependidikan, kepala sekolah tentu membutuhkan strategi mengelolanya agar dapat
mencapai tujuan secara efektif. Berikut ini strategi yang dapat dipergunakan
oleh kepala sekolah: 1) Konstruktif, berilah target-target yang ingin
dicapai untuk dikembangkan karena tipe ini memiliki potensi untuk berkembang;
2) Rutin, berilah arahan dan prosedur yang jelas, berikan tenggat
waktu terhadap tugas-tugasnya; 3) Impulsif, berikan perhatian dan
teladan yang baik, lakukan pendekatan personal, dan berikan petunjuk yang
lengkap sertai target; 4) Subversif, berikan tugas dengan penekanan pada
target-target yang jelas, jika perlu berikan reward dan punishment.
(Alapakguru)