Menyabun Muka Yang Bikin Shine

Mengajari anak laki-laki mandi sampai bersih itu tidak gampang. Apalagi untuk anak yang tipe cuek, kepedean, dan aktif. Namun dengan kesabaran dan kecerdikan membuahkan hasil. Setidaknya dalam seminggu ini sudah tampak wajahnya shine dan tidak bolotan lagi. Hahh.

Suatu ketika saat si anak mandi, aku katakan, "Dik, menyabun muka dengan tiga puluh tiga kali usapan itu membuat wajah bersinar dan tambah ganteng."  Awalnya dengan senyam senyum dicobanya dengan hitungan satu, dua, tiga sampai tiga puluh tiga. Aku sendiri lihatnya agak panik karena napasnya sampai tersengal. Tapi ayah harus tahan lihat yang begini.

Setelah selesai mandi, aku katakan, "lho benarkan kata ayah? Tambah ganteng kan. Untuk meyakinnya ya cari pendukung untuk mengatakan berubah shine.

Rasanya perkataan dan dukungan positif sudah berlalu seminggu. Dan si Anak masih konsisten menyabun muka tiga puluh tiga kali. Afkar, kamu itu ya. Heeem.

Kemudian, apakah ada hubungannya dengan pengajaran bagi orang dewasa dengan pengajaran terhadap anak yang seperti ilustrasi tersebut? Bisa juga ada. Meskipun orang dewasa tidak seperti ilustrasi tersebut.    Kadang-kadang orang dewasa juga memerlukan pengajaran apalagi dalam sebuah institusi. Pembedanya pedagogis dan andragogis.

Menurut Knowles (Halim malik, 2015) terdapat empat asumsi utama yang membedakan antara pedagogis dan andragogis, yaitu: (1) perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa membutuhkan kebebasan lebih bersifat pengarahan diri; (2) perbedaan pengalaman, orang-orang dewasa lebih mengumpulkan pengalaman; (3) kesiapan belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang masalah yang mereka hadapi dan anggap relevan; (4) perbedaan orientasi ke arah kegiatan pembelajaran, orang dewasa orientasinya berpusat pada masalah. 

Dalam sumber yang lain, Knowles (wikipedia, 2021) menyatakan bahwa dalam andragogis terdapat empat postulat sederhana, yaitu (1) orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi; (2) pengalaman menjadi dasar untuk aktivitas belajar (termasuk pengalaman salah); (3) orang dewasa paling berminat belajar yang relevan dengan pekerjaan atau kehidupan pribadi; (4) belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding dengan kontennya.

Sebuah best practise yang dilaksanakan di SD Negeri Klino V dengan tema parade guru memberikan gambaran sederhana. Bahwa sekelompok orang-orang dewasa dilibatkan dalam sebuah perencanaan dan refleksi. Mereka diajak berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi. Bagi yang memerlukan bantuan diberikan choaching dan mentoring. Hasilnya terjadinya peningkatan kapasitas guru-guru hal ini menunjukkan telah terjadi pembelajaran yang ditandai adanya perubahan.

Semoga wajah SD Negeri Klino V akan shine pada saat selesainya best practise itu. Karena sampai saat ini, best practise itu masih proses dan perlu dukungan yang positif. Artinya kesimpulan ini bersifat sementara sampai pada proses saat ini. 

Daftar Pustaka
Malik, Halim (2015). Teori Belajar Andragogi dan Penerapannya. (Online) https://www.kompasiana.com/unik/55008878a33311ef6f511659/teori-belajar-andragogi-dan-penerapannya

...(2021) Andragogi.  (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments