Bekal Sekolah Rani

Anak-anak menikmati bekal
Tet...tet...tet....bel istirahat telah berdering. Rani dan teman-temannya segera keluar kelas. Mereka telah memilih tempat yang disediakan sekolah. Satu per satu mulai membuka bekal yang telah dibawanya dari rumah. 

Sembari lewat, Pak guru menggoda mereka. "Heem...dimakan sendiri bekalnya?" Mari, Pak! Rani dan teman-teman kompak menawari manikmati bekal bersama. "Heem, nikmat sekali. Selamat makan ya."

Rani dan teman-teman selalu membawa bekal ke sekolah. Ia selalu teringat nasihat Pak guru, membawa bekal dari rumah banyak memberikan manfaat. Pertama, makanan yang dibawa lebih terjamin kebersihannya. Kedua, dapat menjaga pola hidup sehat. Ketiga, dapat menghemat uang jajan. Keempat, dapat memupuk kebersamaan. 

"Ran, tidak lupa berdoa kan?" Tanya Pak guru. Rani pun tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Silakan dimakan!" Ucap Pak guru, lalu meninggalkan mereka.

Tak lama kemudian Antok datang mendekati Rani dan teman-temannya. "Boleh ikutan makan, Ran?" Tanya Antok sembari duduk. "Silakan, Tok." Jawab Rani. "Kamu kok makan mie? Tanya Rani dengan nada tinggi. "Iya, aku beli mie di kantin. Ibuku tidak memberiku bekal. Jadi aku beli saja di kantin." Jawab Antok dengan nada kesal. 

Bel masuk telah berbunyi. "Ayo kita kemasi dan segera masuk!" Seru Rani pada teman-temannya. Pelajaran telah dimulai beberapa saat. Antok minta izin untuk ke toilet. Perutnya mules-mules. Setelah kembali ke kelas, Antok masih merasakan melilit-lilit perutnya. Mukanya pucat menahan sakit. 

"Antok, kamu kenapa?" Tanya Ilham. "Perutku sakit sekali." Jawab Antok. "Pak guru, Antok sakit." Sambil menunjukkan Antok teriak Ilham. "Kamu sakit apa, Tok?" Tanya Pak guru. "Perutku mules-mules melilit, Pak." Jawab Antok sambil memegangi perutnya. "Oh, ya. Ilham silakan diajak ke UKS untuk diobati. 

Setelah pelajaran selesai orang tua Antok datang menjemput. Pak guru menceritakan kejadian tadi siang kalau Antok sakit perut. Mohon maaf, Pak guru. Tadi bekal Antok ketinggalan di rumah. Berangkatnya tergesa-gesa dan tidak sempat sarapan juga. Jadi saya beri uang saku lebih banyak. 

Kemudian Pak guru berpesan, agar jangan lupa memberikan bekal makananan ke sekolah untuk Antok. Orang tua Antok pun manggut-manggut setuju. "Iya, Pak guru itu tugas kami sebagai orang tua untuk membawakan bekal anak-anak sekolah." 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...