Ada Gerih Garing di Days Hotel

Foto Alapakguru
“Days Hotel and Suites Jakarta, tulisan itu terpampang di papan nama depan hotel. Hotel bertingkat ini nampak menjulang dan paling tinggi di antara bangunan lain di sekitarnya. Pak Parman kita telah sampai hotel,” teriakku sambil menepuk bahu untuk membangunkan Pak Parman yang tertidur di Grab yang kami tumpangi berdua. “Ini uangnya, Pak,” Pak Parman memberikan seratus lima puluh ribu rupiah kepada sopir Grab. Sambil kelakar aku menimpali sopir, “Pak, tiket atau kuitansinya bisa dipecah jadi dua?” “Maaf, Pak alat cetaknya lagi bermasalah,” jawabnya singkat sambil menunjukkan alat cetak. Kami berdua pun tersenyum kecut.

Kami cepat-cepat menuju ruang loby yang terlihat kerumunan peserta yang datangnya hampir bersamaan dari berbagai penjuru kota di Indonesia. “Bapak darimana?” tanya panitia. “Bojonegoro, Pak.” Jawabku singkat. “Mohon diisi daftar hadir dulu, Pak,” pinta panitia.  “Baik, Pak.” “Mana surat tugasnya, Pak?” Bapak-bapak panitia itu bertanya lagi.  Segera aku mengeluarkan surat tugas, SPPD, dan amplop berisi tiket keberangkatan dan tiket kepulangan yang baru saja aku beli di bandara Soekarno-Hatta. Setelah kegiatan check in selesai, kami pun mendapatkan kunci kamar nomor 520. “Pak, kita makan dulu ya!” ajak Pak Parman. “Monggo, Pak,” jawabku. Sejak dari Bandara Soekarno-Hatta perut ini belum sempat terisi apa-apa. Melihat meja makan tambah berisik perutku. Tanpa menunggu waktu lama ku ambil piring, lalu satu dua centong nasi telah memenuhi piringku. Mataku berputar-putar sana sini bingung mau makan apa, yang ada tinggal sup jagung dan gerih yang digoreng krispi. “Mas, apa masih ada lainnya?” tanyaku pada petugas hotel bagian masak,  “Maaf, Pak. Jatahnya sudah habis.” Jawab petugas yang masih sangat muda itu sambil lalu. Gak apa-apa lah sekedar untuk mengganjal perut. Bukankah aku sudah terbiasa makan seperti ini. Selama bisa dinikmati dengan perasaan syukur semua tidak menjadi masalah.
***
Ku rebahkan badan sebentar di kasur dengan seprei putih bersih. Pak Parman menyalakan AC. Suasana kamar yang tadinya panas perlahan mulai terasa dingin.  Lalu aku mengeluarkan satu per satu isi tas yang diberikan panitia. Aku mencari buku panduan peserta. Buku ini wajib ku baca pertama kali. Di buku tersebut dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian, penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di sekolah dasar selanjutnya di sebut USBN SD termasuk dalam penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.
Aku lanjutkan membaca, kemudian ku temukan aturan lain yang mendasari kegiatan USBN. Menurut Peraturan BSNP No. 0045/BSNP/II/2018 tentang Prosedur Operasioonal USBN, USBN SD dilaksanakan untuk kelas 6 (enam) di akhir tahap pembelajaran, dengan  mengujikan 3 (tiga) mata/muatan pelajaran yaitu: Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam,  dan  Matematika. USBN SD dilaksanakan dengan mekanisme yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perbedaan tersebut antara lain pada peralihan kewenangan Provinsi ke Kabupaten/Kota khususnya dalam proses penyusunan soal yang sebelumnya dilaksanakan di tingkat Provinsi, tahun ini dilaksanakan pada KKG di tingkat Kabupaten/Kota.
Tugas Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dalam pelaksanaan USBN meliputi perumusan kebijakan, sosialisasi, pembinaan, pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan  pelaksanaan USBN. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Direktorat adalah bimbingan teknis penyusunan soal USBN SD. Tujuan umum pelaksanaan kegiatan Bimtek adalah untuk memberikan pemahaman kepada perwakilan guru dari 514  Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia tentang teknis pelaksanaan  penyusunan soal USBN SD. Setelah mengikuti bimbingan teknis, diharapkan dapat  ditindaklanjuti Pemerintah Daerah dan KKG dengan melaksanakan kegiatan penyusunan soal  USBN mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan untuk menghasilkan mutu soal USBN di  tingkat SD yang baik sesuai dengan kaidah.
Untuk memfasilitasi dan memudahkan pemahaman, peserta diberikan modul bimbingan teknis penyusunan soal USBN SD yang disusun untuk melengkapi Panduan  Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional tahun 2018 yang diterbitkan Pusat  Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan  Kebudayaan, kedua  dokumen akan menjadi bahan dalam pelaksanaan bimbingan teknis  penyusunan soal USBN SD.
Secara garis besar isi modul merupakan penyesuain dari isi panduan penyusunan soal USBN  dengan karakteristik penyusunan soal USBN SD dan struktur program bimbingan teknis  penyusunan soal USBN SD. Penyesuaian dimaksud meliputi penjabaran teknis penyusunan  soal USBN SD dilengkapi contoh-contoh pada setiap tahapan penyusunan soal USBN khusus untuk tingkat SD.
Aku lihat Pak Parman telah wangi selesai mandi. “Segar sekali, Pak.” “Heemmm….aku nanti saja, Pak.” Aku sudahi membaca buku panduan lalu cuci muka sebentar dan segera berganti pakaian untuk mengikuti upacara pembukaan.
***
Mari…Pak! Sebelah sini masih ada kursi kosong. Aku pun segera ke kursi yang ditunjuk panitia. Aku seperti mendengar suara yang memanggilku, “Mas Zam…sini..!” Suara itu tak asing ditelingaku. Meski sudah lama tak pernah mendengarnya. Aku sangat kenal suara itu. “Hai, apa kabar?” Aku mengulurkan tanganku sambil jabat tangan. “Senyum kami beradu, maklum sudah lama sekali tak bertemu.” Perasaan senang dan gembira ini seperti tak mampu aku tutup-tutupi lagi. Baru beberapa kalimat yang terucap dari mulut kami berdua, MC telah mengucapkan salam pembuka tanda kegiatan segera dimulai.

0 Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...