Kurikulum Prototipe Mengubah Pembelajaran

Sebuah Catatan dari Mas Bukik 

Sudah 20 tahun ini, Indonesia mengalami krisis pembelajaran. Banyak murid yang bersekolah tapi hanya sedikit pembelajaran terjadi di sekolah. Krisis itu diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19. Sehingga memperparah learning loss.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menawarkan kurikulum prototipe sebagai salah satu jalan keluar dari krisis pembelajaran. Kurikulum prototipe dijanjikan hadir dengan sejumlah karakteristik pembeda. 

Mari kita pelajari!

Bagaimana kurikulum prototipe mengubah pembelajaran?

  • Pembelajaran menjadi berbasis kompetensi. Maksudnya mengajar bukan menuntaskan konten, tetapi menguasi kompetensi. 

  • Pembelajaran menjadi pembelajaran kontekstual. Maksudnya mengajar bukan untuk menguasai teks, tetapi memberdayakan konteks.

  • Pembelajaran menjadi berorientasi murid. Maksudnya mengajar bukan mengajar pelajaran, tetapi mengajar murid sesuai dengan kesiapan, kebutuhan, dan kemampuannya.

Perubahan 1

Pembelajaran menjadi berbasis kompetensi 

Kondisi saat ini, pembelajaran lebih berorientasi pada ketuntasan materi, sehingga mendorong strategi pembelajaran yang efesien dan seringkali penyampaian materi 1 arah. 

Pesan perubahan

Mengajar bukan menuntaskan konten, tapi menguasai kompetensi. 

Fokus mengajar itu bukan melihat halaman buku teks yang belum diajarkan, tapi melihat kompetensi apa yang belum dikuasai murid melalui asesmen diagnosis/formatif. Oleh karena itu, penting bagi guru memikirkan diferensiasi pembelajaran agar bisa membantu murid menguasai kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. 

Apa yang berubah?

Integrasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 

Dalam kurikulum prototipe tidak ada lagi pemisahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kembali pada konsep kompetensi yang seharusnya. 

Meringkas materi dan fokus penguasaan kompetensi.

Kurikulum prototipe meringkas materi pelajaran agar pembelajaran tidak terbebani konten dan fokus pada penguasaan kompetensi. 

Mendorong kedalaman melalui diferensiasi pembelajaran. 

Materi yang ringkas membuat lebih banyak waktu bagi guru melakukan diferensiasi pembelajaran sesuai kondisi murid dan daerah. 

Perubahan 2

Pembelajaran menjadi pembelajaran kontekstual 

Kondisi saat ini, pembelajaran mengandalkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Belajar banyak konten tetapi tidak paham relevansinya dengan konteks kehidupan.

Pesan perubahan

Mengajar bukan untuk menguasai teks, tapi memberdayakan konteks. 

Pembelajaran yang memfasilitasi murid mengenali potensi dan persoalan di sekitar, serta merumuskan, menguji, dan mempromosikan solusi yang relevan dan memberdayakan konteks. Murid menggunakan pemahaman konsep untuk berkontribusi pada masyarakat. 

Apa yang berubah?

Memberi porsi pembelajaran berbasis proyek 

Kurikulum prototipe memberi porsi pembelajaran berbasis proyek sebesar 20-30% jam pelajaran. 

Memfasilitasi belajar melalui pengalaman 

Pembelajaran berbasis proyek memfasilitasi murid belajar dalam memberdayakan konteks. Belajar melalui pengalaman yang memfasilitasi pengembangan karakter dan keterampilan yang diperagakan dalam kehidupan nyata.

Integrasi sejumlah kompetensi esensial

Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan murid belajar menguasai sejumlah kompetensi lintas pelajaran secara utuh. 

Perubahan 3

Pembelajaran menjadi berorientasi murid

Kondisi saat ini, pembelajaran berorientasi pada pencapaian target yang ditetapkan oleh pemangku kebijakan sehingga mengabaikan murid selaku subyek. 

Pesan perubahan

Bukan mengajar mencapai target, tetapi mengajar murid sesuai kesiapan, kebutuhan, dan kemampuannya. 

Pemahaman terhadap kesiapan, kompetensi, dan kebutuhan murid menjadi dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menyesuaikan pembelajaran. Pembelajajaran yang efektif adalah pembelajaran yang sesuai level yang tepat (teaching at the right level).

Apa yang berubah?

Tujuan pembelajaran lebih fleksibel

Tujuan pembelajaran tidak dikunci per minggu/bulan, tapi per fase (2-3 tahun) sehingga ada fleksibilitas dalam merancang alur pembelajaran sesuai perkembangan murid.

Jam pelajaran lebih fleksibel 

Durasi layanan tidak dikunci per minggu tapi per tahun sehingga satuan pendidikan lebih fleksibel merancang kegiatan sesuai perkembangan murid.

Merancang alur tujuan pembelajaran 

Satuan pendidikan berwenang menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran. Meski ada standar, tapi satuan pendidikan bisa kreatif merancang pembelajaran sesuai perkembangan murid. 

Apa yang paling menarik?

Hal yang paling menarik dari kurikulum prototipe adalah manajemen perubahannya yang bertahap selama 5 tahun (2019-2024) sehingga memungkinkan adanya:

  1. kesempatan belajar bagi guru dan satuan pendidikan
  2. pemberian umpan balik dari pelaku kepada kementerian dan dinas pendidikan

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments