![]() |
Ilustrasi Alapakguru bersama Afkar |
Hendak meninggalkan keheningannya
Perlahan menyelusup keramaian
Aku menyelipkan namamu dalam doa
Barangkali kamu ingin dengar syair-syair nyanyian
Berenang di kilauan cahaya matahari
Menyentuh roman muka dan memeluk
Tubuh pagi yang diam merindu
Aku hanya melihat bibirmu yang terdiam
Tapi matamu telah menuliskan sepenggal sajak doa dan rindu
Yang pernah kita genggam di pertemuan doa
Aku padamu
Kala bertemu gundah yang menyatu
Awan putih bak mozaik kisah-kisah yang mengangkasa
Terbang bersama angin musim bulan November
Entah berapa kali menunggu dinginnya hujan dan seminya bunga di taman
Kini puisi telah menggumpal di dalam darah
Menjelma napas, menggengam harap
Kita duduk berdua menuliskan kisah
Hingga angin musim melewati batas waktu