Hadiah Baru Mas Menteri

Mas Nadiem telah resmi dilantik menjadi menteri oleh Pak Jokowi. Publik banyak yang kaget pun tidak sedikit yang bertanya-tanya. Selain bukan dari tokoh pendidikan juga bukan praktisi pendidikan. Oleh karena itu, Mas Menteri dengan segala kerendahan hati  menyatakan akan belajar terlebih dahulu untuk menentukan arah kebijakan.

Sebagai menteri termuda tentu akan membawa gairah baru. Khususnya di dunia pendidikan yang sudah lama dipimpin oleh tokoh-tokoh senior. Maka banyak yang berharap kehadirnya dapat membuat lompatan besar di dunia pendidikan yang selama ini menjadi sorotan.

Ada empat hal yang menjadi arah kebijakan baru Mas Menteri. Pertama menghapus USBN pada tahun 2020 dengan mengantinya asesmen tingkat sekolah. Kedua menghapus UN pada tahun 2021 dengan mengganti assesmen kompetensi minimal yang akan dilaksanakan bagi peserta didik kelas 4, 8, dan 11. Ketiga menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari 13 komponen menjadi 3 komponen inti saja. Keempat memperbaiki PPDB Zonasi dengan lebih fleksibel dan menambah prosentase jalur prestasi.

Apa pun yang menjadi kebijakan sudah biasa  menjadi pro dan kontra. Namun, bagi guru kebijakan Mas Menteri tersebut menjadi hadiah terbesar, khususnya dengan menyederhanakan RPP.


Setelah beredarnya Surat Edaran Mendikbud nomor 14 tahun 2019. Bukan guru namanya jika tidak bertanya, "Bagaimana bentuknya RPP sederhana yang digambarkan Mas Menteri cukup satu halaman saja?"

Esensi RPP adalah sebagai panduan mengajar yang berorientasi pada keberhasilan belajar peserta didik. Maka guru punya banyak pilihan berinovasi merancang dan melaksanakan pembelajaran yang dikehendaki dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Maka tepat sekali jika RPP dibuat cukup satu halaman. Jadi untuk mengajar esok hari guru dapat dengan mudah merancangnya tanpa banyak waktu.

Guru dapat merancang pembelajaran berorientasi Higher Order Thinking Skill (Hots). Ada banyak model-model pembelajaran yang dapat dipilih guru dengan mengikuti sintak-sintaknya.  Guru juga dapat merancang pembelajaran abad 21 yang ditandai dengan 4C, yaitu communication, collaborative, critical thingking and problem solving, dan creativity and inovation.
Reaksi:

Post a Comment

0 Comments