Guru Penggerak, Pendorong Transformasi Pendidikan yang Perlu Didorong


Jack Welch menyatakan, “Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others.” Sebelum Anda menjadi pemimpin, kesuksesan adalah tentang mengembangkan diri sendiri. Ketika Anda menjadi seorang pemimpin, kesuksesan adalah tentang mengembangkan orang lain.

_______________

Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei telah dirayakan oleh bangsa Indonesia. Bulan Mei ini dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar. Kita sepatutnya menyemarakkan bulan Merdeka Belajar ini dengan mengapresiasi dan merefleksi capaian-capaian pendidikan.

Jika kita perhatikan, berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) hingga 25 Januari 2022 jumlah guru dan tenaga kependidikan di tanah air 3.357 juta orang. Dari angka tersebut, jumlah guru tercatat 2.906 juta orang.

Namun, berdasarkan kelayakan mengajar, mayoritas guru layak mengajar pada tahun ajaran 2020/2021 merupakan guru di sekolah dasar (SD). Jumlahnya mencapai 1,56 juta atau 53,91% dari total guru layak mengajar secara nasional. (mpr.go.id/17/3/2022).

Hingga saat ini, Kemendikbudristek telah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Terobosan pertama berhubungan langsung dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, yaitu Asesmen Nasional, Kurikulum Merdeka, Program Guru Penggerak, dan Rapor Pendidikan. Terobosan-terobasan ini diupayakan menyentuh berbagai aspek transformasi pendidikan dan diharapkan semuanya berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Transformasi pendidikan benar-benar sudah terjadi. Aturan-aturan yang tidak relevan dengan kemajuan pendidikan dirombak agar terjadi percepatan transformasi pendidikan. Tranformasi ini bergerak melalui Gerakan Merdeka Belajar yang telah mencapi 24 episode.

Kemendikbudristek menyakini gerakan Merdeka Belajar berhasil meningkatkan mutu pendidikan. Namun, jika kita mencermati rapor pendidikan pada indikator kepemimpinan instruksional capaiannya masih terbatas. Kepemimpinan instruksional belum mengacu pada visi misi sekolah, belum mendorong perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa dan belum mengembangkan program, sistem insentif dan sumber daya yang mendukung guru melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran. (Rapor Pendidikan Publik 2022).

Kepemimpinan instruksional merupakan faktor penting dalam mewujudkan sekolah efektif. Kepemimpinan instruksional menjadi faktor utama juga dalam mengembangkan sekolah berkualitas. Kepemimpinan instruksional menjadi variabel yang sangat berkontribusi dalam meningkatkan prestasi siswa dan memperbaiki kinerja sekolah. Hal inilah yang membuat kepemimpinan sekolah menjadi vital.

Ada banyak fakta, keunggulan sekolah tidak dilihat dari lamanya pendirian. Keunggulan sekolah tidak selalu bergantung pada ada tidaknya kelengkapan dan kemutakhiran sarana dan prasarana pembelajaran. Keunggulan sekolah tidak juga hanya mengandalkan dukungan dan partisipasi orang tua dan masyarakat. Namun, keunggulan sekolah karena adanya peran penting kepemimpinan instruksional.

Sehingga sudah tepat, Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar episode 5 menetapkan Program Guru Penggerak. Guru penggerak sebagai pendorong transformasi pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang murid secara holistik sehingga menjadi pelajar Pancasila, menjadi pelatih atau mentor bagi guru lainnya untuk pembelajaran yang berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan.

Arah program guru penggerak berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid, dan pengembangan holistik, pelatihan yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on the job coaching, pendekatan formatif dan berbasis pengembangan, serta kolaboratif dengan pendekatan sekolah menyeluruh.

Pada saat mengikuti pendidikan, calon guru penggerak sudah melakukan aksi nyata kepemimpinan instruksional yang mengacu pada visi misi sekolah, mendorong perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa dan mengembangkan program, sistem insentif dan sumber daya yang mendukung guru melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran.

Namun sayangnya, jumlah guru penggerak belum sebanyak sekolah. Keberadaannya pun tidak merata di setiap sekolah. Salah satu penyebabnya seleksinya ketat. Hanya guru potensial yang memenuhi persyaratan dan kriteria yang lulus mengikuti pendidikan calon guru penggerak. Selain itu, masih banyak guru yang belum tergerak mengikuti seleksi calon guru penggerak dengan berbagai alasan. Misalnya kurang motivasi, keterbatasan waktu, kurangnya informasi mengenai manfaat menjadi guru penggerak dan yang paling ironi “takut menjadi kepala sekolah”.

Meningkatkan Kuantitas Guru Penggerak

Peran guru penggerak sangat penting dalam transformasi pendidikan di setiap sekolah. Guru penggerak memiliki tugas untuk memimpin, menggerakkan, dan memotivasi rekan guru lainnya untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 

Dalam mengemban tugasnya, seorang guru penggerak harus konsisten dan terus bergerak. Guru penggerak mampu menjadi contoh bagi rekan-rekannya, dengan menunjukkan kemampuan kepemimpinan pembelajaran yang baik dan selalu berinovasi dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan berpihak pada murid.

Keberadaan guru pengerak yang tidak merata di setiap sekolah hendaknya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah. Misalnya memberikan treatment tertentu agar setiap sekolah memiliki guru penggerak.

Menjaga Kualitas dan Keberlanjutan Program Guru Penggerak

Banyak kalangan menilai program guru penggerak ini mampu meningkatkan kelayakan mengajar para guru. Program pendidikan guru penggerak juga mampu mencetak para guru menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran. Namun, bukan tidak mungkin seiring berjalannya waktu kualitasnya berkurang dan programnya terhenti. Oleh kerana itu, kualitas dan keberlanjutan program perlu terus dijaga.  

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan program Guru Penggerak, antara lain: (1) Melakukan evaluasi program secara berkala untuk mengetahui efektivitas dan dampak dari program tersebut. (2) Melakukan pengembangan dan pelatihan yang berkesinambungan kepada para guru penggerak untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. (3) Membuat kebijakan dan strategi yang jelas dalam pengelolaan program Guru Penggerak, termasuk pengalokasian dana dan sumber daya manusia yang memadai untuk mendukung kegiatan program. (4) Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan, untuk mendukung dan memperkuat program Guru Penggerak.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan transformasi pendidikan melalui program guru penggerak akan berhenti dan tiada arti jika guru penggerak berhenti bergerak dan menggerakkan. Perahu berarak menuju ke tepian. Guru penggerak bergerak dan menggerakkan.

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments