Dekat Penjual Minyak Wangi Saja


Ada yang mengatakan, Anak orang miskin yang berteman dengan anak orang kaya berpeluang keluar dari kemiskinan (anonim). Saya cenderung setuju dengan pendapat ini. Seperti ini pernah saya alami dan mungkin juga banyak dialami oleh banyak anak.  

Menurut saya, untuk keluar dari kemiskinan setidaknya ada tiga hal:

Pertama, Untuk keluar dari miskin itu paling tidak makan makanan yang bergizi. Dulu waktu kecil, saya punya teman anak orang kaya. Saya sering diajak bermain di rumahnya. Ketika teman saya makan bersama keluarganya saya ikutan diajak makan bersama. Tentu makanannya lebih bergizi daripada makanan saya setiap hari di rumah. Cara makannya pun berbeda. Saya bisa meniru etiket yang lebih baik darinya. 

Kedua, Untuk keluar dari miskin itu paling tidak memiliki uang saku lebih. Dulu waktu berangkat ke sekolah sering diminta bersama teman anak orang kaya. Ketika berpisah sering diongkosi juga. Setidaknya ini dapat menambah uang saku saya. Uang saku itu bisa saya belikan kebutuhan yang penting untuk belajar saya. 

Ketiga, Untuk keluar dari miskin itu paling tidak memiliki pengalaman yang lebih. Kebiasaan orang kaya yang berpendidikan itu ternyata banyak kegiatan belajar. Kegiatan yang dilakukan ada saja. Misalnya bermain outbond, ke taman, ke kebun, di rumahnya pun banyak peratalatan belajar, buku-buku bacaan tentu sangat lengkap. Jadi dengan menemani anak orang kaya secara tidak langsung ikut serta dalam berbagai kegitan dan akan banyak mendapatkan pengalaman. Belum lagi ketika bertemu dengan teman-teman dari keluarganya yang banyak. Saya bisa ikut berteman dan saling mengenal teman-teman dari keluarganya juga. 

Berdasarkan ketiga hal tersebut, menurut hemat saya. Ketika anak-anak dari keluarga miskin berteman dengan anak-anak dari keluarga kaya anak berpeluang sukses di masa depan. Alasannya karena dengan pertemanan itu akan meningkatkan keterampilan sosial. Anak-anak keluarga kaya itu biasanya banyak teman dan relasinya jadi sangat membantu meningkatkan keterampilan sosial. Alasan lain dapat meningkatkan kepercayaan diri. Biasanya anak-anak orang kaya itu memiliki kepercayaan diri yang lebih. Jadi dengan sering berada di lingkungan anak-anak yang memiliki kepercayaan diri secara tidak langsung akan membangun kepercayaan diri. Alasan berikutnya adalah anak-anak keluarga kaya banyak relasinya. Maka dengan sering bergaul akan menambah banyak relasi dengan teman-temannya. 

Sebuah studi dari Universitas Harvad (2015), menyatakan bahwa anak-anak dari keluarga miskin yang berteman dengan anak-anak dari keluarga kaya memiliki peluang untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mencapai pekerjaan yang lebih baik di masa depan. 

Saya jadi teringat kata-kata guru ngaji bahwa, jika ingin wangi berteman dekatlah dengan penjual minyak wangi.  Setidaknya kamu akan disemprot minyak wangi lebih dari sekali, atau diberi minyak wangi, bisa juga diajari membuat minyak wangi.  Pun nasihat orang tua saya, pertemanan itu mencuri watak. Artinya jika temanmu baik, kamu bisa jadi baik. Jika temanmu berpikiran sukses, kamu pun akan ikut berpikiran sukses. Maka pandai-pandailah berteman, Nak!

Penting untuk dipahami bahwa untuk menjadi sukses tidak harus bergantung pada teman-teman dari keluarga kaya. Pun dalam berteman juga tidak harus memilih berteman dengan anak-anak orang kaya saja. Sebab ada faktor lain yang lebih penting dari semua itu agar sukses di masa depan yaitu pendidikan dan karakter baikmu. 

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments