Puasa Melatih Akal dan Berbelas Kasih


Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, lantunan ayat-ayat suci setiap waktu berkumandang. Mungkin saat ini bergema di musala-musala, masjid-masjid, sekolah-sekolah, rumah-rumah di sekitar. Diwaktu yang lain pun tak henti menggema di musala-musala, masjid-masjid, sekolah-sekolah, rumah-rumah yang lain.  Nuansa yang begitu indah dan syahdu ini mengantarkan umat Islam pada gerbang keimanan.

Puasa, bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tapi juga melatih akal dan menumbuhkan rasa belas kasih. Sebuah hadis Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "Modal pokok akal setelah iman adalah berbelas kasih sesama manusia." (HR. Al-Baihaqi). Hadis ini menegaskan bahwa akal dan belas kasih adalah dua pilar penting dalam kehidupan manusia. Akal menuntun manusia untuk berpikir kritis dan logis, sedangkan belas kasih mendorong manusia untuk bertindak mulia dan membantu sesama.

Puasa melatih akal untuk mengendalikan hawa nafsu. Rasa lapar dan dahaga yang mendera menuntut manusia untuk bersabar dan disiplin. Ini melatih kecerdasan intrapersonal, memupuk kesadaran diri dan regulasi diri.

Lebih dari itu, puasa menumbuhkan rasa belas kasih. Saat merasakan lapar dan dahaga, kita  didorong untuk memikirkan mereka yang kurang beruntung. Kita tergerak untuk berbagi dan membantu, menumbuhkan kepedulian sosial dan gotong royong.

Dengan demikian puasa bukan hanya ritual keagamaan semata, tapi juga sarana pendidikan karakter. Dengan berpuasa, kita belajar mengendalikan diri, bersabar, dan berbelas kasih.

Mari jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk menumbuhkan akal dan belas kasih, serta mentransformasi diri menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.

Di bulan penuh berkah ini, marilah kita tingkatkan kepedulian sosial dengan berbagi kebaikan kepada sesama. Bersedekah, menyantuni anak yatim piatu, dan membantu fakir miskin adalah beberapa contoh tindakan yang dapat kita lakukan.

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments