Puasa, bukan hanya tentang
menahan lapar dan dahaga, tapi juga melatih akal dan menumbuhkan rasa belas
kasih. Sebuah hadis Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "Modal pokok akal
setelah iman adalah berbelas kasih sesama manusia." (HR. Al-Baihaqi). Hadis
ini menegaskan bahwa akal dan belas kasih adalah dua pilar penting dalam
kehidupan manusia. Akal menuntun manusia untuk berpikir kritis dan logis,
sedangkan belas kasih mendorong manusia untuk bertindak mulia dan membantu
sesama.
Puasa melatih akal untuk
mengendalikan hawa nafsu. Rasa lapar dan dahaga yang mendera menuntut manusia
untuk bersabar dan disiplin. Ini melatih kecerdasan intrapersonal, memupuk
kesadaran diri dan regulasi diri.
Lebih dari itu, puasa
menumbuhkan rasa belas kasih. Saat merasakan lapar dan dahaga, kita didorong untuk memikirkan mereka yang kurang beruntung.
Kita tergerak untuk berbagi dan membantu, menumbuhkan kepedulian sosial dan
gotong royong.
Dengan demikian puasa bukan hanya ritual keagamaan semata, tapi juga sarana pendidikan karakter. Dengan berpuasa, kita belajar mengendalikan diri, bersabar, dan berbelas kasih.
Mari jadikan Ramadan ini
sebagai momentum untuk menumbuhkan akal dan belas kasih, serta mentransformasi
diri menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis.
Di bulan penuh berkah ini, marilah kita tingkatkan kepedulian sosial dengan berbagi kebaikan kepada sesama. Bersedekah, menyantuni anak yatim piatu, dan membantu fakir miskin adalah beberapa contoh tindakan yang dapat kita lakukan.
0 Comments