Kamu Fixed atau Growth Mindset?

Nyata sudah, pandemi covid-19 yang masih meningkat ini tidak hanya mencabik-cabik kesehatan masyarakat dan menggerus ekonomi berbagai pihak. Dunia pendidikan pun ikut keteteran. Keluh kesah para orang tua pun disampaikan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Misalnya tugas-tugas yang harus diselesaikan peserta didik terlalu membebani peserta didik dan orang tua. 

Berbagai persoalan yang bermunculan tidak hanya dari peserta didik. Para orang tua dan pendidik juga mengalami berbagai masalah. Keluh kesah orang tua dengan banyaknya tugas dan tingginya biaya paket data internet. Persoalan-persoalan lain seperti pekerjaan siswa dikerjakan orang tua. Orang tua kesulitan mendampingi anak belajar. Pendidik kesulitan mengontrol hasil belajar siswa.

Kini, pandemi covid-19  sudah lebih dari tiga bulan di Indonesia. Belum ada ahli yang benar-benar bisa memastikan akhir dari pendemi ini. Padahal sebentar lagi dunia pendidikan memasuki tahun ajaran baru. Kenormalan baru menjadi keniscayaan. Pendidikan harus terus berjalan. Belajar tidak boleh berhenti atau pun menunggu pandemi covid-19 ini berakhir. Oleh karena itu, semua pihak harus siap berinovasi. 

Setiap inovasi memiliki tantangan tersendiri. Setiap tantangan akan memiliki respon. Setiap individu memiliki langkah yang diambil untuk menghadapi tantangan yang terjadi. Maka dapat dipastikan muncul beragam respon. Banyaknya respon ini dipengaruhi oleh pola pikir masing-masing individu. 

Carrol S. Dweck dalam (Mindset:2006) menjelaskan bahwa pola pikir seseorang itu ada fixed mindset dan growth mindset. Fixed mindset adalah pola pikir seseorang yang meyakini bahwa apa yang dianutnya adalah yang paling benar. Ia cenderung menghindari tantangan-tantangan dan fokus berlebihan pada sesuatu yang sudah diketahuinya saja. Sedangkan growth mindset adalah pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangan. Ia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Jika diberikan tantangan, ia akan coba melaluinya dengan penuh keyakinan.

Menghadapi covid-19 ini seperti menghadap cermin besar. Setiap respon yang ditampilkan individu mengindikasikan pola pikirnya. 

Berpijak pada pembelajaran sebelumnya yang masih banyak mengalami kendala. Akankah dalam diri kita ada upaya perbaikan untuk tahun ajaran baru? 

Berikut tanda-tanda fixed mindset:
(1) tidak perduli dengan masalah pembelajaran;
(2) tidak ada upaya mencari tahu menyelesaikan masalah;
(3) merasa nyaman dengan proses pembelajaran meski hasilnya kurang memuaskan; 
(4) cenderung menyalahkan peserta didik jika hasilnya kurang memuaskan.

Sedangkan tanda-tanda growth mindset antara lain: 
(1) gelisah dengan masalah pembelajaran yang dialaminya;
(2) senang dengan keberhasilan orang lain dan mencoba meniru atau pun memodifikasi;
(3) mencoba cara baru dengan pengetahuan yang baru;
(4) terbuka menerima saran dan kritik dari orang lain.

Ilmu pengetahuan selalu memberi hal baru. Setiap masalah merupakan tantangan yang harus diselesaikan dengan ilmu pengetahuan. 

Mengambil bagian dari solusi setiap tantangan adalah karakter guru. Mau?

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments