Kelewahan dan Kesalahan Penulisan Ucapan Idulfitri


Orang mengucapkan selamat Idulfitri sebagai tanda kebahagiaan dan penghormatan terhadap perayaan hari raya. Idulfitri merupakan hari besar umat islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. Pada hari itu, umat islam bermaaf-maafan, berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan sahabat. 

Dalam konteks sosial, ucapan 'Selamat Idulfitri' dapat memperkuat hubungan antar individu dan kelompok. Selain itu dapat memperkuat jalinan silaturahmi. Oleh karena itu, mengucapkan 'Selamat Idulfitri' merupakan budaya positif dan perlu dilestarikan. 

Namun, dalam konteks bahasa Indonesia, penulisan ucapan 'Selamat Idulfitri' ini masih banyak yang lewah dan salah. Kelewahan bisa saja terjadi karena pengulangan kata yang memiliki makna sama. Sedangkan kesalahan terjadi karena penulisannya terpisah. 

Berikut ini beberapa contoh ucapan yang sering digunakan:

  • Selamat Idul Fitri 1444 H. Taqobalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin atas kesalahan saya dan keluarga. (salah)
  • Selamat Idulfitri 1444 H. Semoga kebahagiaan dan keberkahan Allah menyertai kita semua. Mohon maaf lahir dan batin. (lewah)
  • Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Mari kita syukuri nikmat sehat dan kebahagiaan yang Allah berikan. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan. (lewah)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Idulfitri berarti hari raya umat islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Di dalam kata Idulfitri sudah terdapat makna 'hari raya' sehingga kita tidak perlu menambahkan frasa hari raya sebelum kata idulftri. Hal ini untuk menghindari kelewahan.

Idulfitri pada dasarnya terdiri atas dua kata, yakni id dan al-fitri. Kedua kata itu diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi Idulfitri yang penulisannya dirangkai. Penulisan tersebut didasarkan pada alasan bahwa unsur idul bukan merupakan unsur yang mandiri. Kata itu digunakan bersamaan dengan kata yang mengikutinya, seperti dalam Idulfitri atau adha dalam Iduladha. 

Selanjutnya, id bermakna 'hari raya', sedangkan fitri merupakan adjektiva dari fitrah' ciptaan, watak, kealamian/keaslian atau fitr 'berbuka' yang ditandai dengan -i (sebagai sufiks dari fitr). Jadi, Idulfitri adalah hari raya yang bersifat atau berkaitan dengan fitrah atau berbuka. 

Nah, sudah bisa dipahami kan? Idulfitri ditulis serangkai dan memiliki arti hari raya, jadi jangan lewah dan jangan salah lagi. Meskipun umumnya ditulis terpisah dan didahului hari raya. Kaidah bahasa itu tidak berdasarkan kaidah 'umumnya'. Sebab salah kalau terbiasa itu 'seperti benar'.

Ketupat dan opor ayam

Rengginan dalam kaleng Khong Guan

Madumangsa dan jenang ketan

Itulah nama jajanan yang akan bermunculan hari-hari ke depan

Sekali lagi, Taqobalallahu minna wa minkum. Selamat Idulfitri 1444 H. 

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments