Antara Penari Pakarena dan Penari Angin Dari Sidrap

Foto Ilustrai dari Jawa Pos
Ada banyak tarian tradisional dari Sulawesi Selatan. Salah satunya tari kipas pakarena. Tarian ini biasanya ditampilkan 5-7 orang penari wanita. Saat menari diiringi musik tradisional yang disebut gondrong rinci. Uniknya tarian kipas pakarena ini, walaupun penari menari dengan gerakan yang lemah lembut, namun irama yang dimainkan musik pengiring bertempo cepat.

Selain tarian kipas pakarena, baru-baru ini ada tarian baru di Sulawesi Selatan. Sama-sama berhubungan dengan angin. Kalau tarian kipas pakarena menghasilkan angin, sedangkan di Sidenreng Rappang (sidrap) ada penari angin. Dari angin menghasilkan tarian yang bergerak indah. 

Ada 30 wind turbin generator berdiri semampai setinggi 80 M berjajar di atas perbukitan Watang Pulu seluas 100 hektar.  Panjang baling-baling turbin 57 M. Turbin-turbin ini berbaris rapi di atas perbukitan Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Masing-masing kincir angin ini menggerakkan turbin dengan kapasitas 2,5 MW.  Selain itu, diperkirakan dapat mengaliri listrik 70.000 pelanggan di Sulawesi Selatan dengan daya listrik rata-rata 900 Volt Ampere.

Setelah diresmikan Presiden Jokowi, seakan menunjukkan keelokannya. Bergerak beriringan bersama-sama di atas perbukitan yang meliuk-liuk. Inilah keelokan terbaru dan pertama di Indonesia. Tidak lama lagi keelokan turbin ini akan menjadi ikon destinasi baru di Sulawesi Selatan yang tak kalah eloknya dengan Belanda. Tunggu saja di media sosial seperti Instagram! Pak Jokowi telah memulainya. hee..hee...

Tahun ini jadi sejarah tersendiri bagi Sidrap. Angin yang berhembus di Sidrap Sulawesi Selatan kini telah merubah kegelapan menjadi cahaya, kesunyian jadi berirama, kebekuan menjadi cair, dingin menjadi hangat, hangat menjadi dingin. Penari angin ini hadir sebagai energi baru terbarukan. 

Selamat menari-nari di atas kegembiraan saudaraku.  (alapakguru)
Reaksi:

Post a Comment

0 Comments