tag:blogger.com,1999:blog-47367794516907727442024-03-19T10:39:51.898+07:00AlapakguruLearn, Edu, And ParentingMoh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.comBlogger110125tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-65123494505645735472023-10-20T03:31:00.004+07:002023-10-20T03:44:39.005+07:00Koneksi Antar Materi Budaya Positif<div style="line-height: normal; text-align: left;"><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><b style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHlsQO5LOIhXdkhMzV30Bd_0MZtqBYj6B1bqCcpdCs3EBnF83JIsXXq7iuDb7aB8DkdeoUMKpJ8YFCif9AwGtU0jLncyxqTXh0yr8tym8Kc_liXxAtW2WUH_2TDKGujdJm7A9ChkjTXc1layuf1MCCa-PLjxxOQupkBl9U1Znv6Hs32ByduVCMUs3y0wm7/s1920/Budaya%20Positif.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHlsQO5LOIhXdkhMzV30Bd_0MZtqBYj6B1bqCcpdCs3EBnF83JIsXXq7iuDb7aB8DkdeoUMKpJ8YFCif9AwGtU0jLncyxqTXh0yr8tym8Kc_liXxAtW2WUH_2TDKGujdJm7A9ChkjTXc1layuf1MCCa-PLjxxOQupkBl9U1Znv6Hs32ByduVCMUs3y0wm7/w640-h360/Budaya%20Positif.png" width="640" /></a></div><br /><span face=""Arial",sans-serif"><br /></span></b></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><b style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Salam
dan bahagia ibu bapak guru hebat,</span></b></b></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Setelah
saya mempelajari modul budaya positif, saya berkesimpulan bahwa guru penggerak
harus mampu dan menerapkan budaya positif di kelas maupun sekolah. Budaya
positif tersebut dapat diterapkan melalui konsep-konsep inti disiplin positif.
Misalnya memahami motivasi perilaku manusia, hukuman, penghargaan, posisi
kontrol seorang guru, pembuatan keyakinan kelas, dan penerapan segitiga
restitusi dalam menyelesaikan permasalahan murid. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Disiplin
positif<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Disiplin
positif merupakan cara mengajarkan anak bertanggung jawab, mandiri, dan
bernalar kritis, dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai
kebajikan universal. Disiplin positif lebih ke arah disiplin diri yang dapat
mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan. Disiplin diri dapat membuat
murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal, bukan akibat
paksaan, pujian atau hukuman.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Motivasi
Perilaku Manusia<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Ada
2 motivasi perilaku manusia yaitu motivasi eksternal dan internal. Motivasi eksternal
berasal dari luar diri murid. Sedangkan motivasi internal berasal dari dalam
diri murid. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif">Perilaku manusia yang menggunakan motivasi
eksternal tujuannya ada 2, yaitu untuk menghindari
ketidaknyaman/hukuman dan untuk mendapatkan imbalan/penghargaan dari orang lain. Motivasi ini sifatnya sementara, jangka pendek, dan tidak dapat bertahan lama. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif">Perilaku manusia yang menggunakan motivasi internal tujuannya untuk menjadi orang yang
mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka
percaya. Motivasi ini dapat bertahan lama dalam jangka panjang. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif">Sebagai seorang guru dalam menciptakan budaya positif diharapkan dapat menumbuhkan motivasi internal. Motivasi yang tumbuh dari dalam diri murid. Motivasi yang menjadikan murid sebagai orang yang mereka inginkan, menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang dipercaya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Posisi
Kontrol seorang Guru<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Posisi
kontrol guru terhadap murid, ada 5 yaitu penghukum, pembuat rasa bersalah, teman,
pemantau, dan manajer. Di antara kelima posisi kontrol guru terhadap murid
tersebut yang diharapkan adalah posisi manajer. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Saat
menjadi posisi manajer guru berbuat sesuatu bersama murid. Guru menumbuhkan
karakter murid untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan mendukung murid
untuk menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Posisi
manajer mengacu pada restitusi dapat menjadikan murid sebagai menajer bagi
dirinya sendiri. Sehingga tercipta identitas positif/sukses.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Keyakinan
Kelas/Sekolah<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Guru
dan murid berperan dalam membentuk keyakinan kelas/sekolah. Keyakinan
kelas/sekolah dibuat dengan adanya kesepakatan antara guru dan murid. Keyakinan
kelas/sekolah berupa pernyataan universal yang mudah diingat, dipahami,
diterapkan, dalam lingkungan kelas/sekolah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Penerapan
Segitiga Restitusi dalam menyelesaikan masalahan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Guru
yang berperan sebagai manajer akan menyelesaikan masalah murid melalui tiga
tahapan, yaitu: menstabilkan identitas, memvalidasi tindakan, dan menanyakan
keyakinan. Tujuannya mewujudkan murid yang mandiri, bernalar kritis, dan
bertanggung jawab.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Kaitan
materi budaya positif dengan materi filosifi KHD, Nilai dan peran guru
Penggerak, dan Visi Guru Penggerak<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Budaya
positif dalam kaitannya dengan Filosofi KHD<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Dengan
menjalankan budaya positif di sekolah maka akan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional sesuai dengan Filosofi KHD yaitu pendidikan yang berpihak pada murid
dan bersifat menuntun tumbuh / hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada murid.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Budaya
posisitif dalam kaitannya dengan nilai dan peran guru penggerak<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Budaya
positif akan terwujud dengan adanya nilai guru penggerak yang berpihak pada
murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Budaya
positif akan terwujud dengan adanya peran guru penggerak yang mendorong
kolaboratif antar warga sekolah, dengan adanya keyakinan sekolah/kelas yang
harus disepakati dan dijalankan bersama<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Budaya
positif dalam kaitannya dengan visi guru penggerak<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Salah
satu perubahan yang diinginkan sesuai dengan visi guru penggerak adalah
terbentukan budaya positif agar diperoleh sekolah yang nyaman dan aman serta
berpihak pada murid. Untuk mewujudkan visi guru penggerak tersebut yang
berpihak pada murid sesuai dengan filosofi KHD dan Profil Pelajar Pancasila <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah anda pelajari di
modul ini.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Sampai
saat ini, saya sudah memahami konsep-konsep inti dalam modul budaya positif
berkaitan dengan disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan
penghargaan, 5 posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas,
segitiga restitusi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Pemahaman
saya terkait dengan konsep-konsep tersebut juga sudah saya terapkan di kelas. Selain
memiliki pemahaman, saya juga sudah memiliki pengalaman sendiri. Jadi semakin
mantap. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Adakah
hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Tentu
ada. Hal yang menarik bagi saya dan di luar dugaan adalah saat saya mempelajari
motivasi perilaku manusia karena ingin mendapatkan penghargaan. Ternyata
penghargaan berdampak kurang baik bagi murid. Di antaranya merusak hubungan,
mengurangi ketepatan, menurunkan kualitas, mematikan kreativitas dan bersifat
menghukum. Padalah selama ini, saya pernah menggunakan penghargaan sebagai instrumen
untuk meningkatkan motivasi murid. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Perubahan
apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di
kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Sebelum
mempelajari modul ini saya berpikir saya dapat mengontrol murid. Saya percaya
dengan memberikan hukuman kepada murid yang melanggar peraturan dapat
mendisiplinkan murid. Kadang-kadang untuk menyentuh hati murid, saya juga
membuatnya dengan merasa bersalah. Saya berpkiri dengan bahasa yang halus dan
menyentuh hati dapat mendisiplinkan murid. Dalam kasus-kasus tertentu, saya
menerapkan posisi pemantau. Saya mengingatkan peraturan-peraturan yang ada agar
murid senantiasa disiplin dan patuh. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Setelah
mempelajari modul budaya positif ini, saya berpikir ternyata selama ini saya
salah. Saya sering menerapkan posisi kontrol sebagai penghukum, pembuat rasa
bersalah, dan pemantau. Sehingga mengubah cara berpikir saya dalam menciptakan
budaya positif di kelas maupun sekolah yaitu saya mulai menerapkan posisi
kontrol sebagai manajer. Misalnya ketika menangai murid yang mengalami masalah,
saya menggunakan segitiga restitusi. Hal ini saya lakukan karena saya memahami
pentingnya menumbuhkan motivasi internal murid. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Pengalaman
seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti
dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Saya
pernah menghadapi murid yang datang terlambat datang ke sekolah dan murid yang
bajunya tidak dimasukkan. Untuk menangani permasalahan tersebut saya
menggunakan segitiga restitusi. Saya menggunakan langkah-langkah segitiga
restitusi yaitu, mengawali dengan menstabilkan identitas, memvalidasi tindakan,
dan menanyakan keyakinan. Dalam menerapkan segitiga restitusi tersebut, saya
memposisikan diri sebagai manajer. Saya yakin dengan posisi manajer ini, murid
akan semakin mandiri, bertanggung jawab, dan bernalar kritis. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Selain
itu, saya juga sudah membuat keyakinan kelas bersama murid kelas 6. Pengalaman
saya ketika membuat keyakinan kelas bersama murid. Saya menanyakan keyakinan
kelas itu apa? Murid-murid masih belum paham. Kemudian saya bertanya, Mengapa kita
perlu menggunakan helm saat mengendari motor? Murid menjawab untuk keselamatan
diri. Apakah yakin untuk keselamatan diri? Yakin. Keyakinan yang muncul dari
dalam diri kalian itulah yang kita sebut keyakinan. Keyakinan yang akan kita
buat bersama ini akan kita pakai di kelas kita. Maka kita sebut sebagai
keyakinan kelas. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Keyakinan
kelas bersifat abstrak. Keyakinan kelas memuat nilai-nilai kebajikan universal.
Pengalaman saya, awalnya murid masih belum memahami nilai-nilai kebajikan.
Namun dengan memberikan penjelasan dan curah serta contoh-contoh yang konkret
murid mulai memahami nilai-nilai kebajikan universal. Misalnya saya bertanya
mandiri itu tampak seperti apa anak-anak? Mandiri tidak tampak seperti apa?
Setelah murid-murid memahami nilai-nilai kebajikan baru saya ajak mengubah
peraturan yang ada menjadi keyakinan mengikuti tahapan pembentukan keyakinan
kelas. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Bagaimanakah
perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Perasaan
saya ketika mengalami sendiri saat menangani permasalahan murid dengan posisi
kontrol sebagai penghukum maupun sebagai pembuat rasa bersalah adalah saya juga
merasakan rasa bersalah dan tidak nyaman. Saya melihat murid menjadi takut,
dendam terhadap saya, dan menyimpan rasa perih dalam diri yang mendalam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Setelah
saya memahami inti modul budaya positif, saya merasa optimis dan lebih tenang
ketika menghadapi permasalahan murid.
Saya menjadi yakin dengan menerapkan segitiga restitusi. Saya lebih
optimis anak-anak semakin mendapatkan kesempatan berpikir, semakin mandiri, dan
lebih memiliki tanggung jawab.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Menurut
Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa
sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Hal
yang sudah baik dalam menerapkan konsep-konsep disiplin positif antara lain
saat saya melaksanakan segitiga restitusi. Saya bisa menerapkan langkah-langkah
restitusi dengan baik. Misalnya dalam menstabilkan identitas, memvalidasi
tindakan murid, dan menanyakan keyakinan. Saya sudah bisa menerapkan posisi
kontrol sebagai manajer. Meskipun demikian, dalam melaksanakan restitusi saya
masih perlu terus meningkatkan keterampilan saya. Terutama dalam membuat
pertanyaan-pertanyaan. Saya perlu terus meningkatkan keterampilan tersebut. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Selain
itu, saya juga sudah memiliki pengalaman yang baik dalam membuat keyakinan
kelas. Meskipun mengalami hambatan-hambatan. Misalnya dalam memberikan
penjelasan terkait dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat abstrak.
Murid-murid akhirnya memahami dengan penjelasan dan contoh-contoh yang konkret.
Sehingga ke depan, saya lebih optimis dapat membuat keyakinan kelas yang lebih
baik lagi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Sebelum
mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan
Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,
posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa
perbedaannya? <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Sebelum
mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid yang menghadapi
permasalahan, saya sering menjadi penghukum, pembuat rasa bersalah, dan
pemantau. Saat itu, perasaan saya tidak nyaman dan muncul rasa bersalah setelah
kejadian.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Setelah
mempelajari modul ini, saya berupaya menjadi manajer. Ketika posisi manajer,
saya merasakan optimis dan tenang. Saya menyadari pentingnya komunikasi yang
memberdayakan dengan murid untuk mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya
terjadi. Sehingga saya dapat memberdayakan murid berpikir mencari solusi,
menentukan keputusan secara mandiri, dan bertanggung jawab atas keputusannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika
menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktikkan
dan bagaimana Anda mempraktekkannya?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Pernah,
namun saya tidak memahami sebenarnya saya sudah melaksanakan bagian dari
restitusi. Tahapan yang saya praktikkan adalah menstabilkan identitas. Misalnya
saya mengatakan pada murid, “Sudah tidak apa-apa? Semua sudah terjadi. Anak
lain juga pernah melakukan.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span face=""Arial",sans-serif">Selain
konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang
menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif
baik di lingkungan kelas maupun sekolah?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif">Hal
lain yang saya rasa penting untuk dipelajari dalam menciptakan budaya positif
di lingkungan kelas maupun sekolah adalah menjaga semangat dan konsistensi saya
dan guru lain di kelas maupun sekolah. Saya ingin mendapatkan materi itu agar
budaya positif terwujud karena semua pihak sudah memiliki semangat dan mampu
menjaga konsistensinya.<o:p></o:p></span></p></div>
Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-12795624144114936842023-10-16T19:12:00.005+07:002023-10-16T19:19:05.536+07:00Aksi Nyata Diseminasi Budaya Positif di Sekolah <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span face=""Arial",sans-serif" lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihRo2QrB7VPj0ZAq9zYpF9i8bLbMVTRfgPRBKa9BClLNJhtky5PntJ_drqp-aZXRu0IjTaHwOzgjR4nle-P-kh7Y5-wae7znQifsQNlyfmYDGTqEDlb9rMmqJb9mMToNfrgyPoQDMfG_pTGuqd9xMdTP44eJvzt8OMYHPqrB6ABuz2sSfk0zrVXs0oXSbz/s1600/WhatsApp%20Image%202023-10-14%20at%2010.59.23.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihRo2QrB7VPj0ZAq9zYpF9i8bLbMVTRfgPRBKa9BClLNJhtky5PntJ_drqp-aZXRu0IjTaHwOzgjR4nle-P-kh7Y5-wae7znQifsQNlyfmYDGTqEDlb9rMmqJb9mMToNfrgyPoQDMfG_pTGuqd9xMdTP44eJvzt8OMYHPqrB6ABuz2sSfk0zrVXs0oXSbz/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-10-14%20at%2010.59.23.jpeg" width="640" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Dalam sebuah aksi nyata saya
melaksanakan diseminasi budaya positif di SD Negeri Kedungsumber II. Diseminasi
diikuti oleh guru dan kepala sekolah yang berasal dari SD Negeri Kedungsumber
II, TK Mutiara Bunda, TK Tunas Bakti, dan TK Islam Saya mengawali dengan memberikan
tiga pertanyaan pemantik secara klasikal. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Pertanyaan pertama, “</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Hukuman dapat mendisiplinkan anak?</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">” Peserta serentak menjawab, “Tidak
setuju.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Saya melanjutkan dengan pertanyaan
kedua, “</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau
membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">?” Peserta secara serentak menjawab, “Tidak
setuju.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kemudian saya melanjutkan pertanyaan
ketiga, “</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Memberi penghargaan dapat meningkatkan
motivasi belajar anak</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">?” Paserta menjawab, “Setujuuu. Namun ada peserta yang lain
menjawab, “Tidak setuju.” Kedua jawaban tersebut kemudian saya gali lagi untuk
mengetahui alasannya. Peserta yang tidak setuju mengatakan bahwa ia pernah
memiliki pengalaman. Saat itu ia bersama guru lainnya berselisih pendapat terkait
pemberian penghargaan kepada murid yang mendapatkan rangking. Ia tidak setuju
dengan pemberian rangking yang hanya kepada tiga anak. Sedangkan guru lainnya ingin
memberikan rangking kepada juara 1, 2, dan 3. Saat itu, pula ada orang tua murid
yang berkeyakinan anaknya mendapatkan rangking. Kenyataannya orang tua tersebut
mengetahui anaknya tidak mendapatkan rangking. Orang tua tersebut kecewa dan mengungkapkan
kekecewaannya pada anaknya. Sejak saat itu, anaknya murung dan kecewa karena
tidak sesuai dengan harapan orang tuanya. Mengetahui hal itu, ia mengatakan
kalau pemberian penghargaan tidak dapat memotivasi anak. Bahkan cenderung
menyakiti anak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Saya pun memberikan apresiasai alasan
peserta yang mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap pemberian penghargaan. “Ibu
luar biasa, perhatian dan berpihak pada anak.” <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kemudian saya beralih kepada peserta
yang mengatakan setuju. Ia mengatakan bahwa ia memberikan penghargaan kepada seluruh
muridnya. Baik yang mendapatkan prestasi atau pun yang belum. Pemberian penghargaan
yang diterima oleh seluruh muridnya tersebut juga memberikan motivasi kepada peserta
didik yang belum mencapati prestasi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Baiklah, ibu bapak guru yang hebat.
Hari ini kita akan belajar bersama tentang budaya positif. Untuk itu, topik pembahasan
kita antara lain: Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Teori
Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Keyakinan Kelas, Kebutuhan Dasar
Manusia dan Dunia Berkualitas, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Restitusi: 5 Posisi Kontrol, Restitusi:
Segitiga Restitusi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Disiplin positif dan nilai-nilai
kebajikan universal<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, “Apakah zaman ibu bapak
sekolah dulu dengan kondisi sekarang sama?” Termasuk cara mendisiplinkan murid.
Peserta serentak menjawab, “Tidak”. Ibu bapak saat ini ada perubahan paradigma
dalam belajar. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Sekarang kita akan melakukan
percobaan. Masing-masing peserta silakan berpasangan! </span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Kegiatan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">nya dengan menggunakan k</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">epalan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">t</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">angan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Ada A dan B (Anda dan teman Anda).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Sobeklah secarik kertas kecil</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">. T</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">uliskan
benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu
tangan Anda dan genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah
sebuah kepalan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan
berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk,
mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan
tangan Anda. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, “</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Apa yang terjadi?</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Sebagian besar peserta tetap mengepalkan
tangan. Meskipun pasangannya </span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">membujuk, mengancam,
menghardik, merayu, menyuap</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">. Namun, ada satu peserta yang membukan kepalan tangan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Saya pun mendekati dan bertanya, “Apa
yang digenggam kok diberikan?” Ia menuliskan sebuah pena. Ia ingin memberikan
pena tersebut kepada pasangannya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kepada peserta yang tidak membuka kepalan
tangan saya juga bertanya, “Mengapa kepalannya tidak dibuka?” Peserta menjawab
benda yang digenggam sangat berharga. Kemudian kepada seluruh peserta saya
bertanya, “Ibu bapak sebenarnya siapa yang memiliki kontrol untuk membuka dan
menutup kepalan tangan?” Seluruh peserta menjawab, “A.” Baiklah ibu bapak. Jadi
A lah yang memliki kontrol atas dirinya sendiri. Apakah ia mau membuka maupun
menutup kepalan tangan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak dalam sebuah paradigma
baru. Ada sebuah teori kontrol atau teori pilihan. Teori tersebut menyatakan,
bahwa Ilusi, guru mengontrol murid. Ilusi, bahwa kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat menguatkan karakter. Ilusi, bahwa semua penguatan positif
efektif dan bermanfaat. Ilusi, bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kemudian peserta saya ajak membandingkan
antara stimulus respon dengan teori pilihan. Lalu peserta saya tanya, “Siapa
sebenarnya yang memiliki kontrol?” Peserta hanya tersenyum. Hhhh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Peserta saya ajak kembali mencermati peta
pikiran disiplin positif, teori kontrol/teori pilihan Dr. William Glaser. Dari
situ peserta memahami bahwa tidak ada yang bisa mengontrol orang lain kecuali
dirinya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Disiplin positif merupakan salah satu
cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta
memberdayakan peserta didik tanpa imbalan penghargaan (reward), ancaman atau
hukuman.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Disiplin berasal dari kata “<i>Disciplina”</i>
yang artinya belajar. Disiplin mengacu pada disiplin diri yang memiliki
tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya berdasarkan nilai-nilai yang
diyakini. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, tujuan kita adalah
menciptakan peserta didik yang memiliki disiplin diri sehingga mereka
berperilaku mengacu kepada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki
motivasi intrinsik dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Nilai-nilai kebajikan yang ingin
dituju anak Indonesia adalah Profil Pelajar Pancasila. Beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis,
berkibenakaan global, gotong royong, dan kreatif. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Teori motivasi, hukuman, penghargaan,
dan restitusi<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, motivasi perilaku manusia
seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, yakni ada tiga. Yaitu Untuk
menghindari ketidaknyamanan/hukuman, untuk mendapatkan imbalan/penghargaan dari
orang lain, untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Hukuman dan penghargaan merupakan
identitas gagal. Hukuman itu menyakitkan, tidak nyaman, murid takut, memaksa, murid
menyembunyikan kesalahan, murid menjadi rendah diri. Sedangkan penghargaan itu tidak
efektif, merusak hubungan (sifat iri), mematikan kreativitas, menghukum dengan
sistem ranking, merampas hak menghargai dirinya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Konsekuensi dan restitusi merupakan
identitas sukses. Konsekuensi memberikan penguatan jangka pendek, perlu
monitoring berkelanjutan, stimulus (respon), murid menghormati peraturan, kehilangan
waktu untuk merenungi kesalahan. Sedangkan restitusi menjadikan murid
bertanggungjawab untuk perilakunya, fokus pada pemecahan masalah jangka panjang,
murid menghormati dirinya dan orang lain, teori kontrol (dirinya memegang
kontrol), murid bersemangat memperbaiki kesalahan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Keyakinan Kelas<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Saya memberikan pertanyaan pemantik, “Mengapa
tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kemudian saya menambahkan pertanyaan,
“Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai
kendaraan roda dua/motor? Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan
masker dan mencuci tangan setiap saat?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Setelah peserta menjawab untuk
keselamatan dan kesehatan. Nilai keselamatan dan kesehatan muncul dari
kesadaran diri atau sesuatu yang diyakini baik. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Sama halnya dengan di kelas. Tidak
cukup hanya peraturan saja. Untuk mendukung motivasi instrinsik maka diperlukan
keyakinan kelas. Keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan dengan
serangkaian peraturan, <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Keyakian kelas itu bersumber dari
peraturan kelas, kemudian kita ubah menjadi keyakinan kelas. Setelah diterapkan
akan menjadi lingkungan yang positif. Pada akhirnya akan membentuk budaya
positif. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Lalu, bagaimana pembentukannya? Dalam
pembentukan keyakinan kelas hendaknya melibatkan murid. Kita lakukan curah
pendapat peraturan kelas yang ada saat ini. Kemudian kita ajak membuat daftar
peraturan kelas. Lalu peraturan tersebut kita ubah menjadi nilai apa yang
dituju dari peraturan tersebut. Hasilnya merupakan keyakinan kelas. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Keyakinan kelas itu lebih abstrak, berupa
pernyataan universal, dibuat dalam bentuk positif, butirnya sedikit saja biar
mudah diingat, semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan
keyakinan kelas, bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Selanjutnya untuk memperdalam
pemahaman murid terkait keyakinan kelas, kita dapat menggunakan tabel T dan Y.
Tabel T membentuk huruf T. Dimana berisi keyakinan kelas dan tampak seperti serta
tidak tampak seperti. Sedangkan tabel Y berbentuk huruf Y yang berisi uraian keyakinan
itu terdengar, terlihat, dan berperilaku. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kebutuhan Dasar Manusia<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, kebutuhan manusia adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan
kondisi fisiologis dan psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia ada 5, antara lain: bertahan
hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kesenangan, penguasaan, dan kebebasan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, kita hendaknya memahami bahwa
setiap manusia ingin memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Jika kebutuhan dasarnya
tidak terpenuhi yang terjadi adalah respon murid bisa dalam bentuk perilaku, kata-kata,
tindakan atau perbuatan yang negatif. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">5 Posisi Kontrol<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, dalam menjalankan disiplin
positif yang berpusat pada murid, kita akan dikenalkan 5 posisi kontrol dengan
pendekatan restitusi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Menurut </span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School
Discipline (1998)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">,
</span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin selama ini.
Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid,
bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori
Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang
diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.
Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman,
Pemantau dan Manajer.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Selanjutnya, peserta saya ajak
mencermati video yang saya tayangkan. Peserta kemudian melakukan refleksi diri.
Selama ini dalam menerapkan disiplin di kelas ternyata masih banyak yang
menjadi penghukum, pembuat rasa bersalah, dan teman. Ibu bapak guru dengan muka
malu-malu mengatakan sebenarnya, ternyata selama ini masih melakukan praktik
yang belum sesuai dengan yang diharapkan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Segitiga Restitusi<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, salah satu cara menerapkan
disiplin positif adalah melalui restitusi. Restitusi dapat membimbing murid
agar menjadi murid yang merdeka. Murid merdeka adalah murid yang mandiri,
bertanggung jawab, dan bernalar kritis. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Ibu bapak, langkah-langkah segita restitusi
antara lain menstabilkan identitas, memvalidasi tindakan, dan menanyakan
keyakinan. Dalam beberapa kasus, penerapan segitiga restitusi tidak harus kaku.
Penerapannya dapat menyesuaian dengan kondisi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Contoh penerapan segitiga restitusi:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Pada tahap menstabilkan identitas, guru
berkata: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Berbuat salah itu hal yang manusiawi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Tidak ada manusia yang sempurna<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Bapak/Ibu juga buat salah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kita pasti bisa menyelesaikan
permasalahan ini<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Bapak/Ibu tidak tertarik untuk
mencari tahu siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk
menyelesaikan masalah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri
terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Pada tahap memvalidasi tindakan, guru
berkata: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kamu bisa saja kan melakukan hal yang
lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kamu pasti punya alasan mengapa
melakukannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Apa yang penting bagi kamu?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Kamu boleh tetap berusaha menjaga
sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Maukah kamu belajar cara lain untuk
mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Apakah kamu bisa melakukan dengan
lebih baik besok lagi?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Pada tahap menanyakan keyakinan, guru
berkata: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Kelas yang ideal itu seperti apa sih?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Kamu ingin jadi anak seperti apa?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;">Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menjadi orang yang seperti apa?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Selanjutnya saya menyajikan contoh video
ketika saya melakukan praktik segitiga restitusi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Pada akhir diseminasi budaya positif.
Peserta saya ajak untuk melakukan refleksi upaya mendisiplinkan murid selama
ini. Ternyata banyak hal baru yang mengubah paradigma peserta dapatkan terutama
dalam melaksanakan disiplin di kelas. Perasaan peserta senang, semangat, dan
antusias untuk mengikuti mengikuti diseminasi budaya positif. Peran among yang telah
lakukan selama ini ternyata ada yang menjadi teman, pembuat rasa bersalah, dan
penghukum. Peserta setelah ini akan menjadi among yang mengontrol murid dengan
cara manajer.</span></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-12114866031005928852023-05-14T20:18:00.003+07:002023-05-14T20:38:57.935+07:00Dekat Penjual Minyak Wangi Saja<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Open Sans;">
</span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj2-eHMaldc8D0dvXXmfAmUFP-4D5SRhFRCbR7axa9upQmuCXd-1jurFuHpCvNMB49RPZYmIIjI8agPFgSyDZqmrWpZb66njdUck9IdfzX-o_Jwpho0oMHR3Ylw-WmsmDEAoxBRhBmiIdS2RTpwcLezSlg1-3tl5ShBZgZ26_EkhqYrMMzpzSZHqdpAog" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj2-eHMaldc8D0dvXXmfAmUFP-4D5SRhFRCbR7axa9upQmuCXd-1jurFuHpCvNMB49RPZYmIIjI8agPFgSyDZqmrWpZb66njdUck9IdfzX-o_Jwpho0oMHR3Ylw-WmsmDEAoxBRhBmiIdS2RTpwcLezSlg1-3tl5ShBZgZ26_EkhqYrMMzpzSZHqdpAog" width="400" />
</a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Ada yang mengatakan, Anak orang miskin yang berteman dengan anak orang kaya berpeluang keluar dari kemiskinan (anonim). </span><span style="font-family: "Open Sans";">Saya cenderung setuju dengan pendapat ini. Seperti ini pernah saya alami dan mungkin juga banyak dialami oleh banyak anak. </span></div></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Menurut saya, untuk keluar dari kemiskinan setidaknya ada tiga hal:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pertama</b>, Untuk keluar dari miskin itu paling tidak makan makanan yang bergizi. Dulu waktu kecil, saya punya teman anak orang kaya. Saya sering diajak bermain di rumahnya. Ketika teman saya makan bersama keluarganya saya ikutan diajak makan bersama. Tentu makanannya lebih bergizi daripada makanan saya setiap hari di rumah. Cara makannya pun berbeda. Saya bisa meniru etiket yang lebih baik darinya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Kedua,</b> Untuk keluar dari miskin itu paling tidak memiliki uang saku lebih. Dulu waktu berangkat ke sekolah sering diminta bersama teman anak orang kaya. Ketika berpisah sering diongkosi juga. Setidaknya ini dapat menambah uang saku saya. Uang saku itu bisa saya belikan kebutuhan yang penting untuk belajar saya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Ketiga</b>, Untuk keluar dari miskin itu paling tidak memiliki pengalaman yang lebih. Kebiasaan orang kaya yang berpendidikan itu ternyata banyak kegiatan belajar. Kegiatan yang dilakukan ada saja. Misalnya bermain outbond, ke taman, ke kebun, di rumahnya pun banyak peratalatan belajar, buku-buku bacaan tentu sangat lengkap. Jadi dengan menemani anak orang kaya secara tidak langsung ikut serta dalam berbagai kegitan dan akan banyak mendapatkan pengalaman. Belum lagi ketika bertemu dengan teman-teman dari keluarganya yang banyak. Saya bisa ikut berteman dan saling mengenal teman-teman dari keluarganya juga. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Berdasarkan ketiga hal tersebut, menurut hemat saya. Ketika anak-anak dari keluarga miskin berteman dengan anak-anak dari keluarga kaya anak berpeluang sukses di masa depan. Alasannya karena dengan pertemanan itu akan meningkatkan keterampilan sosial. Anak-anak keluarga kaya itu biasanya banyak teman dan relasinya jadi sangat membantu meningkatkan keterampilan sosial. Alasan lain dapat meningkatkan kepercayaan diri. Biasanya anak-anak orang kaya itu memiliki kepercayaan diri yang lebih. Jadi dengan sering berada di lingkungan anak-anak yang memiliki kepercayaan diri secara tidak langsung akan membangun kepercayaan diri. Alasan berikutnya adalah anak-anak keluarga kaya banyak relasinya. Maka dengan sering bergaul akan menambah banyak relasi dengan teman-temannya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sebuah studi dari Universitas Harvad (2015), menyatakan bahwa anak-anak dari keluarga miskin yang berteman dengan anak-anak dari keluarga kaya memiliki peluang untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mencapai pekerjaan yang lebih baik di masa depan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Saya jadi teringat kata-kata guru ngaji bahwa, jika ingin wangi berteman dekatlah dengan penjual minyak wangi. Setidaknya kamu akan disemprot minyak wangi lebih dari sekali, atau diberi minyak wangi, bisa juga diajari membuat minyak wangi. Pun nasihat orang tua saya, pertemanan itu mencuri watak. Artinya jika temanmu baik, kamu bisa jadi baik. Jika temanmu berpikiran sukses, kamu pun akan ikut berpikiran sukses. </span><span style="font-family: "Open Sans";">Maka pandai-pandailah berteman, Nak!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Penting untuk dipahami bahwa untuk menjadi sukses tidak harus bergantung pada teman-teman dari keluarga kaya. Pun dalam berteman juga tidak harus memilih berteman dengan anak-anak orang kaya saja. Sebab ada faktor lain yang lebih penting dari semua itu agar sukses di masa depan yaitu pendidikan dan karakter baikmu. </span></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-32458684801940622712023-05-14T00:12:00.008+07:002023-05-14T11:11:14.628+07:00Main Bola Sedramatis Lingmas dan Timnas<div style="text-align: justify;"><span id="docs-internal-guid-79e5c1f9-7fff-16d1-7d79-570bfbf66316"><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiuRBAsGmZ9H-TrYyME32dk8WWDa3PFC3KNHntOI7ktI6fBE9LfpNNVGhbJd5FGWV_RuoSLMJxIYhvBdPkPYY7YEUfeSrcs9NLBaYS8t07ZYA_oUxMi51mj6GInNd7FxIqWiO04R8w2UZ1XOpsIc_N06Sg5huWzU-6S14uaPCPIPYwlS33qVQr4NaISIQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiuRBAsGmZ9H-TrYyME32dk8WWDa3PFC3KNHntOI7ktI6fBE9LfpNNVGhbJd5FGWV_RuoSLMJxIYhvBdPkPYY7YEUfeSrcs9NLBaYS8t07ZYA_oUxMi51mj6GInNd7FxIqWiO04R8w2UZ1XOpsIc_N06Sg5huWzU-6S14uaPCPIPYwlS33qVQr4NaISIQ" width="400"></a></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Foto dari Twiiter @PSSI<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiuRBAsGmZ9H-TrYyME32dk8WWDa3PFC3KNHntOI7ktI6fBE9LfpNNVGhbJd5FGWV_RuoSLMJxIYhvBdPkPYY7YEUfeSrcs9NLBaYS8t07ZYA_oUxMi51mj6GInNd7FxIqWiO04R8w2UZ1XOpsIc_N06Sg5huWzU-6S14uaPCPIPYwlS33qVQr4NaISIQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
</a>
</span></div><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sepak bola itu permainan rakyat. Sebab hampir seluruh lapisan masyarakat dapat dipastikan gemar bermain sepak bola. Tidak pandang umur, baik yang tua, yang muda dipastikan menyukainya. </span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kegemaran bermain bola sejak kecil tidak selalu </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">relate</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dengan gemar menonton bola saat dewasa. Mungkin lho, sebab yang tidak suka bermain bola ada juga yang suka menonton bola. Mungkin juga karena keseruannya. Bisa deg-deg plas itu seru. Nontonnya juga biasanya rame-rame di rumah, di warung kopi, di tempat-tempat kumpul bersama masyarakat. Nontonnya bisa sambil teriak-teriak dan melompat lompat bahkan kadang-kadang kaki tiba-tiba bergerak menendang-nendang sendiri. Pokoknya nonton bola pasti seruuu.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aku masih teringat betul saat bermain bola pada masa kecil. Meskipun bukan tergolong jago main bola. Aku sering bermain bola dengan teman-teman yang usianya di atasku. Entah karena memang aku bisa bermain bola atau karena benar-benar dibutuhkan dalam tim itu. Tapi menurutku bisalah menggiring bola saat itu. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nama timku waktu itu Lingmas, untuk menyebut tim lingkungan masjid. Tim temanku namanya Lingtu, untuk menyebut lingkungan tugu. Ada juga yang agak bergaya namanya Skipas, untuk menyebut sekitar pasar. Nama-nama tim sepakbola waktu itu lucu, sederhana, dan agak aneh. Anehnya karena tidak ada satu pun tim yang secara langsung menyebutkan persatuan sepak bola. Justru menyebut lingkungan sekitar sebagai penanda tempat tinggal. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Keseruan bermain bola yang tidak bisa terhapus dari ingatanku adalah bermain bola setelah acara Iduladha. Awalnya menggembirakan, seru-seruan, tapi berakhir menegangkan dan membuatku kebingungan. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebelum bermain bola, aku dan teman-teman sengaja berkumpul di masjid menunggu acara syukuran bersama. Saat itu, daging kurban tidak semuanya dibagikan masyarakat dalam kondisi mentah. Masih ada sebagian daging kurban yang dimasak di rumah Ibu Nyai dan dimakan bersama di masjid. Nasi dan semur daging itu disajikan dengan mangkuk takir yang terbuat dari daun pisang. Aromanya semakin sedap dan khas. Makannya ramai-ramai rasanya semakin nikmat dan sangat gembira.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Perasaan gembira dan perut kenyang membuat energiku dan teman-teman makin bertambah. Mulailah aku dan teman-teman membicarakan pertandingan sepak bola. Tim Lingmas dan Lingtu waktu itu sepakat melakukan pertandingan. Lapangan yang dipilih lapangan belakang balai desa. Alasannya tanahnya datar, berumput, tidak terlalu luas, dan cukup untuk bermain bola anak-anak seusiaku. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tidak menunggu lama, aku bersama Tim Lingmas dan Tim Lingtu sudah sampai di lapangan belakang balai desa. Bola sudah siap. Pertandingan segera dimulai. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Babak pertama segera sudah dimulai. Bola mulai digiring Udin, Gunawan, Ari, menggelinding bergantian arah. Umpan-umpan pendek dari kedua tim menambah keseruan permainan. Tidak terlalu lama gol pertama oleh Khamim dari Tim Lingmas sudah bersarang di Tim Lingtu. Bagaimanapun Tim Lingtu posturnya tinggi-tinggi dan ngotot tidak mau kalah. Umpan-umpan balasan saling serang terjadi. Gol balasan dari Tim Lingtu pun tak mau ketinggalan. Kedudukan menjadi berimbang jadi 1:1. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pertandingan semakin panas dan menegangkan. Entah karena efek makan daging yang setahun sekali atau karena permainan yang berimbang. Zaman itu memang anak-anak di kampungku jarang makan daging. Aku dan teman-teman makan daging kambing dan sapi biasanya ya pas Iduladha. Sementara itu, posisi gol masih berimbang 1:1 hingga babak pertama selesai. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah pertukaran tempat pada babak kedua. Posisi Tim Lingmas berada di utara dan Tim Lingtu di sebelah selatan. Permainan semakin seru dan menegangkan. Umpan-umpan jauh mulai dilakukan oleh Tim Lingmas hingga ada satu kesempatan menendang bola dari jarak yang cukup jauh dari gawang. Agung Sasmito Joko Utomo menendang bola melambung yang cukup jauh hingga mengenai kaca jendela balai desa. Kaca jendela pecah dan bolanya bersarang di dalam balai desa. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah melihat kaca jendela menjadi puing-puing, seketika semua Tim Lingmas dan Lingtu berhamburan berlari mencari tempat persembunyian. Aku dan temanku Kusnoto berlari mengendap-endap menyusuri pematang sawah. Bersembunyi dan berlari ke rumah tua. Kami berdua saling bertanya, bagaimana nanti ya? Kalau begini begitu. Apakah orang tua kami akan dihukum kepala desa. Atau kita akan dipenjara. Pertanyaan-pertanyaan aneh saling beradu dari mulut kami berdua.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebenarnya kami bukan tipe pengecut. Tapi mental kami masa itu benar-benar sudah lemah. Sebab kepala desaku seorang purnawirawan tentara. Kumisnya tebal, panjang, dan melengkung. Badannya besar dan tegap. Suaranya meledak-ledak. Kebiasaanya memarahi warga. Apalagi anak-anak seusiaku, takutnya berlipat-lipat. Takut sama kepala desa dan takut pada orang tua. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah menarik napas panjang, kami pun keluar dari persembunyian rumah tua. Kami berdua memilih pulang ke rumah masing-masing. Ternyata orang tua kami sudah tahu kejadiannya. Orang-orang suruhan kepala desa sudah mendata anak-anak yang ikut bermain bola. Mereka menyampaikan kepada orang tua kami agar mengganti kaca jendela yang pecah. Masing-masing harus membayar enam ratus rupiah. Nominal yang cukup mahal waktu itu. Entahlah kami memang salah. Berani berbuat ya berani bertanggung jawab. Para orang tua kami juga sudah membayarnya. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Meskipun sudah membayar ganti rugi, anak-anak benar-benar menjadi takut. Nama-nama kami ditulis di papan balai desa. Anak-anak nakal. Bagiku, ini hukuman yang menyebalkan. Bermain bola kok bisa jadi begini amat. Sedramatis ini ya?</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ternyata drama permainan bola itu bermacam-macam. Cerita bermain bola waktu kecil Tim Lingmas, Tim Lingtu, dan Timnas saat ini bisa berbeda. Meskipun begitu cerita Timnas dalam pertandingan semi final sea games juga sangat dramatis. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lihat saja dalam unggahan video reels IG @erickthohir saat menyampaikan motivasi kepada para pemain Timnas sebelum permainan, "Jangan lihat hasilnya. Main saja. Hasil apapun hari ini saya terima. Kalau saya datang ke sini menjadi</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> pressure</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, saya akan pulang. Kenapa bendera kita merah putih? Kenapa hayo. Kalau kita berani tampil pakai merah. Nanti di lapangan kita harus kasih yang terbaik. Tanpa melihat mereka siapa. Kalau mereka main keras, kalian takut?" </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pemain Timnas serentak menjawab, "Tidak."</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Erick Thohir melanjutkan, "Itulah kenapa kita pakai merah. Putih juga ada maknanya. Percayalah kalau kalian main tulus, main pakai hati, diberi kemudahan. "</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pemain Timnas serentak menjawab, "Amiin."</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Erick Thohir menegaskan kembali, "Hari ini saya datang tidak mau kasih </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">pressure.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Saya datang sebagai keluarga. Kalian main bola waktu kecil kenapa, senang?"</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pemain TImnas serentak menjawab, "Senang."</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Erick Thohir menyambung dengan mengatakan, "Karena senang main bola. Karena bukan terpaksa disuruh main bola, kan? Nanti itu di lapangan kalian harus senang. Itu yang membawa aura baru. Itu yang bawa mental. Ya sudah selamat bertanding."</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selain itu, dalam unggahan tersebut Erick Thohir menyematkan tulisan, "Sebelum pertandingan saya sempatkan berbicara dari hati ke hati dengan para pemain. Bermain lepas, jangan terbebani dengan apapun dan fokus menjaga mental selama pertandingan. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kemudian permainan pun dimulai. Timnas Indonesia melawan Timnas Vietnam di stadion Olimpic, Phnom Penh, Kamboja. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada babak pertama, Timnas Indonesia mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan berhasil unggul berkat sundulan Komang Teguh Trisnanda pada menit ke-9. Gol sundulan ini memanfaatkan umpan lemparan ke dalam Pratama Arhan. Sehingga skor 1:0. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tim asuhan Indra Sjafri kembali memberi ancaman melalui tendangan Ramadhan Sananta. Namun dapat diamankan oleh kiper Quan Van Cuan. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selanjutnya Timnas Vietnam tak mau ketinggalan. Vietnam mulai menerapkan permainan agresif. Pada menit ke-36 melalui sundulan Nguyen Van Tung yang menerima umpan dari Nguyen Duc Phu berhasil membalas kekalahan. Sehingga terjadi gol dan kedudukan seimbang 1:1. Kedudukan berimbang hingga babak pertama berakhir. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada babak kedua Timnas Indonesia kembali unggul pada menit ke-53 setelah tendangan Marselino Ferdinan dari luar kotak pinalti mengenai kaki Muhammad Ferrari dan masuk ke gawang Vietnam. Skor berubah menjadi 2:1.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada menit ke-60 Timnas Indonesia harus bermain hanya dengan 10 pemain karena Pratama Arhan melakukan pelanggaran keras kepada Nguyen Duc Phu dan mendapatkan kartu kuning kedua. Akibatnya harus dikeluarkan wasit dari lapangan pertandingan. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Vietnam unggul dari jumlah pemain. Oleh karena itu, Vietnam menggempur habis-habisan Timnas Indonesia dari berbagai lini. Namun, tidak ada satu pun peluang yang dapat dihasilkan. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada menit ke-78 Bagas Kaffa melakukan gol bunuh diri setelah gagal mengantisipasi umpan silang Vietnam dari kotak penalti. Kedudukan menjadi berimbang 2:2.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Timnas Vietnam kembali menggempur Timnas Indonesia melalui tendangan Nguyen Van Truong. Namun bola mendarat tepat di pelukan kiper Timnas Indonesia Ernando Ari Sutaryadi. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Timnas Vietnam terus berupaya mengambil peluang melalui sundulan Van Tung. Akan tetapi kiper Timnas Indonesia Ernando Ari Sutaryadi berhasil menepis bola dengan baik. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada menit ke-90+6 tendangan jarak jauh Muhammad Taufany Muslihuddin berhasil merobek jala gawang Timnas Vietnam. Sehingga kedudukan berubah menjadi 3:2. Skor tersebut bertahan hingga peluit akhir pertandingan. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Akhirnya Timnas Indonesia berhak mendapatkan tiket final sepak bola Sea Games 2023. Para pemain Timnas Indonesia saling merayakan kegembiraan dan kemenangan dengan berpelukan. Menangis, tertawa, bersyukur atas kerja keras dan selangkah lagi juara. Suporter pun dan segenap bangsa Indonesia terharu dan bahagia.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Seusai menaklukkan Timnas Vietnam, para pemain Timnas Indonesia melakukan salat magrib berjamaah di Stadion sebelum kembali ke hotel. Kerennnn pemain Timnas Indonesia. </span></p></span></div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-34220880161946512412023-04-30T20:56:00.082+07:002023-05-01T08:28:18.240+07:00Bulan Mei Bulan Merdeka Belajar<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 16px;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSBC6u8Rf207SXl0wEFa5n8Xcs-OwCWMxW6DujqLEYVWfkBhoNvMioJUNmUQM1KttpZuwQBTX0_YRi4nKfr3ii_bqzhkE3NgXmBgI2UUqX4BnlXpbm_64DpFbmBrAjrvS4ZtVzIPSz--7mYdHvses4LM0GR4fi2Y-7OslVoYHLmyQZ57KFwjgLARFm8w/s2048/merdeka%20belajar.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSBC6u8Rf207SXl0wEFa5n8Xcs-OwCWMxW6DujqLEYVWfkBhoNvMioJUNmUQM1KttpZuwQBTX0_YRi4nKfr3ii_bqzhkE3NgXmBgI2UUqX4BnlXpbm_64DpFbmBrAjrvS4ZtVzIPSz--7mYdHvses4LM0GR4fi2Y-7OslVoYHLmyQZ57KFwjgLARFm8w/w400-h300/merdeka%20belajar.png" width="400" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;">Kemdikbudristek RI telah menetapkan bahwa seiring peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2023, bulan Mei tahun 2023 juga dicanangkan sebagai <b>Bulan Merdeka Belajar</b>. Selain itu juga menetapkan tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2023 adalah "<b>Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar</b>", <a href="https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/ae9854974dbb29b" style="font-weight: bold;" target="_blank">logo hari pendidikan Nasional</a>, mengimbau agar instansi pusat,
daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri turut memeriahkan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 melalui
berbagai media publikasi cetak, elektronik, serta media sosial dengan menggunakan
logo dan tema tersebut.<br /></span></span></div><p style="text-align: left;"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans;"><span>Merdeka Belajar merupakan kebijakan Kemdikbudristek
yang telah diluncurkan sejak tahun 2019. Hingga saat ini kebijakan merdeka
belajar telah sampai pada episode 24. </span><span>Kebijakan merdeka belajar antara lain:<br /><ul><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_1/web" target="_blank">Merdeka Belajar 1:</a> Asesmen Nasional, USBN, RPP, dan PPDB<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_2/web" target="_blank">Merdeka Belajar 2:</a> Kampus Merdeka<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_3/web" target="_blank">Merdeka Belajar 3:</a> Penyaluran dan Penggunaan dana Bos<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_4/web" target="_blank">Merdeka Belajar 4:</a> Program Organisasi Penggerak<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_5/web" target="_blank">Merdeka Belajar 5:</a> Guru Penggerak<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_6/web" target="_blank">Merdeka Belajar 6:</a> Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_7/web">Merdeka Belajar 7:</a> Program Sekolah Penggerak<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_8/web" target="_blank">Merdeka Belajar 8:</a> SMK Pusat Keunggulan<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_9/web" target="_blank">Merdeka Belajar 9:</a> KIP Kuliah Merdeka<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_10/web" target="_blank">Merdeka Belajar 10:</a> Perluasan Program Beasiswa LPDP<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_11/web" target="_blank">Merdeka Belajar 11:</a> Kampus Merdeka Vokasi<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_12/web" target="_blank">Merdeka Belajar 12: </a>Sekolah Aman Berbelajar dengan SIPLah<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_13/web" target="_blank">Merdeka Belajar 13:</a> Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_14/web" target="_blank">Merdeka Belajar 14:</a> Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_15/web" target="_blank">Merdeka Belajar 15: </a>Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_16/web" target="_blank">Merdeka Belajar 16:</a> Akselerasi dan Peningkatan Pendanaan Paud dan Kesetaraan<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_17/web" target="_blank">Merdeka Belajar 17:</a> Revitalisasi Bahasa Daerah<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_18/web" target="_blank">Merdeka Belajar 18: </a>Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_19/web" target="_blank">Merdeka Belajar 19:</a> Rapor Pendidikanesia<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_20/web" target="_blank">Merdeka Belajar 20:</a> Praktisi Mengajar<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_21/web" target="_blank">Merdeka Belajar 21: </a>Dana Abadi Perguruan Tinggi<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_22/web" target="_blank">Merdeka Belajar 22:</a> Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_23/web" target="_blank">Merdeka Belajar 23:</a> Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia<br /><o:p></o:p></span></span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 18.4px;"><a href="http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_24/web" target="_blank">Merdeka Belajar 24:</a> Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan</span></span></li></ul></span></span><span style="font-family: Open Sans;"><span>Kebijakan merdeka belajar sangat memberikan dampak dan transformasi di dunia pendidikan. </span><span>Beberapa
dampak dan transformasi yang terlihat adalah sebagai berikut:<br /></span></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Meningkatkan
kualitas pendidikan</b><br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kebijakan
Merdeka Belajar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka sesuai
dengan minat dan bakat. Dengan demikian, peserta didik akan lebih termotivasi
untuk belajar dan berprestasi dalam bidang yang diminati.<br /></span><span style="font-family: Open Sans;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Mendorong
inovasi dan kreativitas</b><br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kebijakan
Merdeka Belajar mendorong peserta didik untuk memilih jalur pendidikan yang
sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini akan mendorong peserta didik
untuk lebih berinovasi dan kreatif dalam mengejar impian mereka.<br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Meningkatkan
daya saing global</b><br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kebijakan Merdeka Belajar mendorong peserta didik akan memiliki kemampuan untuk
mengakses pendidikan yang lebih variatif dan berbasis teknologi. Hal ini akan
meningkatkan daya saing global dan menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih
baik dalam persaingan global.<br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Mengurangi
kesenjangan pendidikan</b><br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kebijakan
Merdeka Belajar dapat mengurangi kesenjangan pendidikan dengan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh peserta didik untuk mengakses pendidikan yang
berkualitas.<br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Memperkuat
pemerataan pendidikan</b><br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kebijakan
Merdeka Belajar dapat memperkuat pemerataan pendidikan dengan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh peserta didik untuk mengakses pendidikan yang
berkualitas, terlepas dari latar belakang sosial dan ekonomi mereka.<br /></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Mengembangkan
SDM yang berkualitas</b><br /></span><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br /></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Kebijakan Merdeka Belajar akan lebih melibatkan </span><span>peserta didik</span><span> dalam proses pembelajaran yang mengembangkan
potensi dan kreativitas mereka. Hal ini akan menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.<br /></span></span><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; font-size: medium; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Insan
pendidikan di mana pun berada. Mari kita meriahkan Hari Pendidikan Nasional
Tahun 2023 dan bulan Merdeka Belajar 2023 ini secara kreatif, menjaga dan membangkitkan
semangat belajar, serta mendorong pelibatan dan partisipasi publik dengan bergotong royong.</span></div><p class="MsoNormal"></p><p></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-8396368562647516542023-04-21T01:13:00.005+07:002023-04-21T01:20:42.789+07:00Kelewahan dan Kesalahan Penulisan Ucapan Idulfitri<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Open Sans;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO_QhnVN_NPlyklVJSe7I8ls-l1e_qpmZfEursaB4wkZjUXMqXAclixTItJoFB7nU1VGB965dyAGkoK4IzHJD0bTsjKXz6f9Fl5JyhSHOSlIhO-ofOiC_5HjbFppmMa78SCv_-mqOYppY4MLomiRdM7dkhIbPNn5-mF2ox0dKsyE9gNnFRDF4sWlX1Yw/s2000/png_20230421_010257_0000.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1333" data-original-width="2000" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO_QhnVN_NPlyklVJSe7I8ls-l1e_qpmZfEursaB4wkZjUXMqXAclixTItJoFB7nU1VGB965dyAGkoK4IzHJD0bTsjKXz6f9Fl5JyhSHOSlIhO-ofOiC_5HjbFppmMa78SCv_-mqOYppY4MLomiRdM7dkhIbPNn5-mF2ox0dKsyE9gNnFRDF4sWlX1Yw/w400-h266/png_20230421_010257_0000.png" width="400" /></a></span></div><span style="font-family: Open Sans;"><br />Orang mengucapkan selamat Idulfitri sebagai tanda kebahagiaan dan penghormatan terhadap perayaan hari raya. Idulfitri merupakan hari besar umat islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. Pada hari itu, umat islam bermaaf-maafan, berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan sahabat. </span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Dalam konteks sosial, ucapan 'Selamat Idulfitri' dapat memperkuat hubungan antar individu dan kelompok. Selain itu dapat memperkuat jalinan silaturahmi. Oleh karena itu, mengucapkan 'Selamat Idulfitri' merupakan budaya positif dan perlu dilestarikan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Namun, dalam konteks bahasa Indonesia, penulisan ucapan 'Selamat Idulfitri' ini masih banyak yang lewah dan salah. Kelewahan bisa saja terjadi karena pengulangan kata yang memiliki makna sama. Sedangkan kesalahan terjadi karena penulisannya terpisah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Berikut ini beberapa contoh ucapan yang sering digunakan:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: Open Sans;">Selamat <b>Idul Fitri </b>1444 H. <i>Taqobalallahu minna wa minkum</i>. Mohon maaf lahir dan batin atas kesalahan saya dan keluarga. (<b>salah</b>)</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">Selamat Idulfitri 1444 H. Semoga kebahagiaan dan keberkahan Allah menyertai kita <b>semua.</b> Mohon maaf lahir dan batin. (<b>lewah</b>)</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">Selamat <b>Hari Raya Idul Fitri</b> 1444 H. Mari kita syukuri nikmat sehat dan kebahagiaan yang Allah berikan. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan. (<b>lewah</b>)</span></li></ul><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), </span><span style="font-family: "Open Sans";">Idulfitri berarti hari raya umat islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. </span><span style="font-family: "Open Sans";">Di dalam kata </span><i style="font-family: "Open Sans";">Idulfitri </i><span style="font-family: "Open Sans";">sudah terdapat makna 'hari raya' sehingga kita tidak perlu menambahkan frasa hari raya sebelum kata idulftri. Hal ini untuk menghindari kelewahan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Idulfitri pada dasarnya terdiri atas dua kata, yakni <i>id </i>dan <i>al-fitri</i>. Kedua kata itu diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi Idulfitri yang penulisannya dirangkai. </span><span style="font-family: "Open Sans";">Penulisan tersebut didasarkan pada alasan bahwa unsur idul bukan merupakan unsur yang mandiri. Kata itu digunakan bersamaan dengan kata yang mengikutinya, seperti dalam Idulfitri atau adha dalam Iduladha. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Selanjutnya, id bermakna 'hari raya', sedangkan fitri merupakan adjektiva dari fitrah' ciptaan, watak, kealamian/keaslian atau fitr 'berbuka' yang ditandai dengan -i (sebagai sufiks dari fitr). Jadi, Idulfitri adalah hari raya yang bersifat atau berkaitan dengan fitrah atau berbuka. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Nah, sudah bisa dipahami kan? Idulfitri ditulis serangkai dan memiliki arti hari raya, jadi jangan lewah dan jangan salah lagi. Meskipun umumnya ditulis terpisah dan didahului hari raya. Kaidah bahasa itu tidak berdasarkan kaidah 'umumnya'. Sebab salah kalau terbiasa itu 'seperti benar'.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Ketupat dan opor ayam</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Rengginan dalam kaleng Khong Guan</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Madumangsa dan jenang ketan</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Itulah nama jajanan yang akan bermunculan hari-hari ke depan</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Sekali lagi, <i>Taqobalallahu minna wa minkum</i>. Selamat Idulfitri 1444 H. </span></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-72138657016623503842023-04-16T21:21:00.005+07:002023-04-30T21:53:49.238+07:00Pantun Tematik "Mendidik Lewat Kata"<!--StartFragment-->
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US"></span></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhBGKvAKYgBzuwFU1aooFQOu39l5QfNO5GkUCpIvDPWH6OdKC9oFnUU0T093kgouPUdF-Gi4H6x1xJ0548z6II7Aj2xPNmr4hy-eN0vG-cNHvjrqTIXXx04-knt-3EmIx-wDMuFnRhfvzA_4FuXE3U3zBQG-JxRaQmIXuMGgroPZ1io8PwTOuI8Kzoy6w" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
</a><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhBGKvAKYgBzuwFU1aooFQOu39l5QfNO5GkUCpIvDPWH6OdKC9oFnUU0T093kgouPUdF-Gi4H6x1xJ0548z6II7Aj2xPNmr4hy-eN0vG-cNHvjrqTIXXx04-knt-3EmIx-wDMuFnRhfvzA_4FuXE3U3zBQG-JxRaQmIXuMGgroPZ1io8PwTOuI8Kzoy6w" width="400"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhBGKvAKYgBzuwFU1aooFQOu39l5QfNO5GkUCpIvDPWH6OdKC9oFnUU0T093kgouPUdF-Gi4H6x1xJ0548z6II7Aj2xPNmr4hy-eN0vG-cNHvjrqTIXXx04-knt-3EmIx-wDMuFnRhfvzA_4FuXE3U3zBQG-JxRaQmIXuMGgroPZ1io8PwTOuI8Kzoy6w" imageanchor="1">
</a>
</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><br></b></div><b>1</b><br><p></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Bermain kelereng bersama teman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Paling asyik di halaman rumah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Banyak orang suka berteman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kalau adik tersenyum ramah</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">2<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Bermain bola di tanah lapang<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Menang melawan tim jagoan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Rajin membaca dan mengarang<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Nanti bisa jadi wartawan</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">3<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Lompat tali menyenangkan hati<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Paling asyik pagi hari<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kalau sudah berangkat sendiri<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Pasti jadi anak mandiri<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">4<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Cincau hitam paling segar <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal">Minumnya setelah sampai di rumah</p><p class="MsoNormal">Orang pendiam dan penyabar</p><p class="MsoNormal">Senyumnya merekah pipinya merah</p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><b>5</b></span></p><p class="MsoNormal">Bangun pagi berlari-lari</p><p class="MsoNormal">Naik turun jalanan di desa</p><p class="MsoNormal">Senyum gigi berseri-seri</p><p class="MsoNormal">Paniknya turun napasnya lega</p><p class="MsoNormal"><b>6 </b></p><p class="MsoNormal">Burung kolibri di dahan pisang</p><p class="MsoNormal">Paruhnya panjang menghisap madu</p><p class="MsoNormal">Budi pekerti janganlah hilang</p><p class="MsoNormal">Dengarkan nasihat ayah ibu</p><div><b>7</b></div><div>Mencari belalang di pematang sawah </div><p class="MsoNormal">Padi menggunung setelah panen tiba</p><p class="MsoNormal">Menjadi petualang pantang menyerah</p><p class="MsoNormal">Mendaki gunung menjelajah rimba</p><p class="MsoNormal"><b>8</b></p><p class="MsoNormal">Ikan berenang menerjang ombak</p><p class="MsoNormal">Nelayan kembali siang hari</p><p class="MsoNormal">Jaga lingkungan janganlah merusak</p><p class="MsoNormal">Agar bumi tetap lestari</p>
<!--EndFragment-->Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-75681606014534463692023-04-16T07:44:00.004+07:002023-04-16T18:20:07.352+07:00Mudik Menyenangkan dan Produktif<p style="text-align: justify;"></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEje3AJftQOYxLYVCGkwRDFUJr4eHLAUJK_kuhyIQWaz4w6hO7yiLZrf7HAMFb5TxSi1TEA-OoJAqGiYa78IKoJp4rJMdvHXhkw5eMItmZyfsFSNHSaeRt922CBtmqVjrFrIU9NlUSQzoYYvjEKy--QsbUxEl9whqM74JRTdXls9ZhGwp-6-lD6VMOXiMg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" height="427" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEje3AJftQOYxLYVCGkwRDFUJr4eHLAUJK_kuhyIQWaz4w6hO7yiLZrf7HAMFb5TxSi1TEA-OoJAqGiYa78IKoJp4rJMdvHXhkw5eMItmZyfsFSNHSaeRt922CBtmqVjrFrIU9NlUSQzoYYvjEKy--QsbUxEl9whqM74JRTdXls9ZhGwp-6-lD6VMOXiMg=w640-h427" width="640" />
</a>
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Orang jawa meng<span style="line-height: 115%;">atakan,
“mudik itu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mulih dhisik </i>(pulang dulu).”
Sedangkan menurut orang betawi mudik itu terambil dari kata “udik” yang artinya
kampung halaman. Sejak dulu, orang jawa banyak yang bekerja di ibukota. Ketika
Idulfitri banyak orang jawa yang pulang kampung. Saking banyaknya yang pulang
kampung, mereka menyebutnya mudik. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Hingga kini, mudik menjadi
salah satu tradisi tahunan masyarakat Indonesia yang ditunggu-tunggu. Orang-orang
kembali ke kampung halaman untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga dan
teman-teman. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Banyak hal yang ingin
dibagikan kepada keluarga dan teman. Banyak pula cerita yang ingin diperoleh
dari keluarga dan teman saat bertemu muka. Mudik bisa menjadi ajang
silaturahhmi, membangun hubungan keluarga dan pertemanan. Mudik bisa menjadi pengalaman
yang sangat menyenangkan, menghidupkan kembali kenangan yang indah bersama
keluarga dan teman-teman. Momen-momen istimewa ini hanya ada saat mudik Idulfitri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Mudik bisa menjadi
pengalaman yang sangat menyenangkan jika dipersiapkan dengan baik dan dijalani
dengan penuh kesabaran dan kegembiraan. Caranya sebagaimana berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Persiapkan
dengan baik <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Pastikan
kamu mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat, seperti tiket
transportasi, akomodasi, dan perlengkapan perjalanan. Pastikan juga kendaraan
yang akan digunakan dalam kondisi prima dan siap untuk menempuh perjalanan
jauh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Jadwalkan
perjalanan dengan baik <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Pilih
waktu keberangkatan yang tepat agar tidak terjebak dalam kemacetan dan pastikan
kamu memiliki rencana perjalanan yang matang untuk menghindari kelelahan dan
stress.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bawa
barang yang diperlukan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bawa
barang-barang penting seperti makanan, minuman, obat-obatan, dan peta atau GPS
untuk membantu navigasi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bersabarlah
<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Mudik
bisa sangat melelahkan dan penuh tantangan, jadi bersabarlah dan nikmati setiap
momen dalam perjalanan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Jadilah
pemandu wisata <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Ketika tiba di kampung halaman, jadilah pemandu
wisata bagi keluarga atau teman-teman yang datang berkunjung. Ajak mereka
mengunjungi tempat-tempat menarik dan kenalkan mereka dengan budaya lokal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Mudik memang dapat
menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk berkumpul bersama keluarga dan
teman-teman. Namun hal itu tidak berarti tidak dapat tetap produktif selama
perjalanan mudik. Bagi orang-orang yang suka bekerja, setiap waktu memiliki
makna. Setiap tempat pun dapat menjadi sarana bekerja dan belajar.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Nah, agar kamu tetap
produktif selama mudik, jangan lupa hal-hal berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;">Bawa
buku atau e-book</span></b><span style="line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bawa buku atau e-book
untuk membaca selama perjalanan. Ini akan membantu meningkatkan pengetahuanmu
dan membuat perjalanan lebih bermanfaat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bawa
laptop atau tablet <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bawa laptop atau
tablet untuk bekerja atau menyelesaikan tugas selama perjalanan. Jika kamu
harus menyelesaikan tugas di tempat baru, pastikan kamu mempersiapkan segala
sesuatunya dengan baik sebelum berangkat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Buat
daftar kegiatan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Buat daftar kegiatan
yang ingin kamu lakukan selama mudik, termasuk hal-hal yang ingin kamu pelajari
atau proyek-proyek yang ingin kamu selesaikan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Gunakan
aplikasi produktivitas <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Gunakan aplikasi
produktivitas seperti Trello, Asana atau Google Keep untuk membuat daftar tugas
dan memantau kemajuan kamu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Berikan
diri Kamu waktu untuk bersantai <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Jangan terlalu
memaksakan diri untuk tetap produktif selama mudik. Berikan diri kamu waktu
untuk bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga dan teman-teman.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Sementara jika kamu
termasuk anak muda atau berpikiran muda, mungkin sedikit berbeda cara menikmati
mudik yang lebih keren dan beken. Kamu bisa lebih praktis, ceria, dan tetap kreatif
dengan cara-cara berikut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Gunakan
aplikasi travel <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Gunakan aplikasi
travel seperti Traveloka, Tiket.com, atau Skyscanner untuk mencari tiket
pesawat atau kereta api dan memesan hotel. Dengan aplikasi ini, kamu dapat
membandingkan harga dan menemukan penawaran terbaik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Siapkan
peralatan teknologi <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Siapkan peralatan
teknologi seperti smartphone, tablet, atau laptop untuk menghibur diri selama
perjalanan. Kamu juga dapat menggunakan perangkat ini untuk bekerja, belajar,
atau berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bermain
game <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bermain game selama
perjalanan dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu.
Gunakan perangkat seluler atau laptop untuk memainkan game favorit kamu atau
mengunduh game baru.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Jelajahi
tempat-tempat baru <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Selama mudik,
manfaatkan waktu kamu untuk menjelajahi tempat-tempat baru dan mencoba hal-hal
yang berbeda. Gunakan aplikasi seperti Google Maps atau TripAdvisor untuk
menemukan tempat-tempat menarik untuk dikunjungi di kampung halaman kamu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Berkreasi
di media sosial <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Bagikan momen-momen
mudik kamu di media sosial seperti Instagram, TikTok atau YouTube. Gunakan
kreativitas kamu untuk membuat konten yang menarik dan berbagi pengalaman kamu
dengan orang lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; line-height: 115%;">Jika kamu sudah siap
mudik, dua hal yang tidak boleh kamu lupa. Kampungmu menunggu kebaikanmu dan hati-hati di jalan. </span></p><p></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-50197325068818285922023-04-15T21:42:00.002+07:002023-04-15T21:50:50.354+07:00Gen-Z dan Literasi Digital<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioylS84yv3jp9b3-MJGs5JYd3IIVAio9wc0fDCzkayQl1oUxr-xgy4t5SGGLEkvs1o5SEK3K1X4giHZ35rERc8OiMMMogIjo9-dEOVJpeoAtVzmKaYxfrxh7Z0LRsehQA4-bGg3j9gRRB_pSvzj5JFUTcnF3aPHCiLYCzPfwMsKm9ys18TbdXJf_tTLw/s1920/Putih%20Hitam%20Tegas%20Profesional%20MInimalis%20Agen%20Digital%20Presentasi.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioylS84yv3jp9b3-MJGs5JYd3IIVAio9wc0fDCzkayQl1oUxr-xgy4t5SGGLEkvs1o5SEK3K1X4giHZ35rERc8OiMMMogIjo9-dEOVJpeoAtVzmKaYxfrxh7Z0LRsehQA4-bGg3j9gRRB_pSvzj5JFUTcnF3aPHCiLYCzPfwMsKm9ys18TbdXJf_tTLw/w640-h360/Putih%20Hitam%20Tegas%20Profesional%20MInimalis%20Agen%20Digital%20Presentasi.png" width="640" /></span></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dewasa
ini, perkembangan teknologi digital semakin cepat dan tak terkendali. Mereka
yang tidak menguasai teknologi digital akan semakin ketinggalan. Pun demikian
para pengguna teknologi digital yang kurang literasi dapat menjadi korban
teknologi digital sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Khususnya
generasi Z, mereka yang tumbuh dan hidup di tengah-tengah kemajuan teknologi
digital. Generasi Z yang literasi digitalnya rendah dapat menimbulkan sejumlah
permasalahan, antara lain:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;"><b>Penyebar
informasi yang salah atau hoaks</b></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Generasi
Z yang tidak memiliki literasi digital yang cukup, cenderung tidak dapat
membedakan informasi yang sahih dari informasi palsu atau hoaks. Hal ini dapat
menyebabkan mereka terjebak dalam informasi yang salah atau memviralkan
informasi yang tidak terverifikasi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;"><b>Kejahatan
siber</b></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Generasi
Z yang tidak memiliki literasi digital yang memadai, cenderung lebih rentan
menjadi korban kejahatan siber, seperti penipuan online, pencurian identitas,
atau pembajakan data pribadi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;"><b>Ketergantungan
terhadap media sosial</b></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Generasi
Z yang tidak memiliki literasi digital yang memadai, cenderung menghabiskan
terlalu banyak waktu di media sosial, dan sulit membedakan antara informasi
yang bermanfaat dan informasi yang tidak penting. Hal ini dapat menyebabkan
ketergantungan pada media sosial dan merusak produktivitas dan kesehatan mental
mereka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;"><b>Perilaku
tidak etis dan tidak sopan di dunia digital</b></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Generasi
Z yang tidak memiliki literasi digital yang memadai, cenderung tidak memahami
etika dan tanggung jawab digital, seperti menghindari cyberbullying atau
menyebarkan konten yang tidak pantas. Hal ini dapat menyebabkan mereka
melakukan perilaku yang tidak etis atau merugikan orang lain di dunia digital.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;"><b>Kesulitan
dalam mencari pekerjaan atau berkarir di era digital</b></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Generasi
Z yang tidak memiliki literasi digital yang cukup, cenderung memiliki
keterbatasan dalam menggunakan teknologi digital dan memanfaatkannya untuk
mencari pekerjaan atau berkarir di era digital. Hal ini dapat menghambat
kemajuan karir mereka dan mengurangi daya saing di pasar kerja global.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;">Dalam
rangka mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, generasi Z perlu dibekali
literasi digital yang memadai melalui pendidikan formal dan informal, serta
kampanye edukasi tentang pentingnya literasi digital dan cara menggunakannya
secara bijak dan produktif.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;">Literasi
digital adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan
mengevaluasi informasi yang ditemukan di lingkungan digital. Dalam konteks
generasi Z, literasi digital mencakup kemampuan untuk membedakan informasi yang
sahih dari informasi palsu atau hoaks, melindungi privasi dan data pribadi,
memahami etika dan tanggung jawab digital, serta memanfaatkan teknologi digital
untuk tujuan yang positif dan produktif.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;">Pendidikan
tentang literasi digital sebaiknya dimulai dari usia dini dan terus
ditingkatkan hingga usia dewasa. Orang tua, guru, dan institusi pendidikan
dapat membantu dalam memperkenalkan literasi digital kepada generasi Z melalui
pendidikan formal dan informal. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan literasi digital generasi Z adalah:</span></p>
<p class="MsoNormal"></p><ul><li><span style="font-family: "Bookman Old Style", "serif"; font-size: 12pt;">Memberikan
edukasi tentang cara menggunakan teknologi digital secara aman dan bijak,
termasuk pentingnya menjaga privasi dan keamanan data pribadi.</span></li><li><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Membantu
generasi Z memahami pentingnya sumber daya digital yang andal dan dapat
membedakan antara informasi yang sahih dan informasi yang salah atau hoaks.</span></li><li><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Mendorong
generasi Z untuk mengembangkan keterampilan kritis dalam mengevaluasi informasi
digital dan memahami implikasi dari informasi tersebut.</span></li><li><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Memberikan
contoh yang baik dalam penggunaan teknologi digital, seperti memanfaatkan
teknologi untuk mencari informasi yang bermanfaat, berkomunikasi dengan cara
yang baik dan sopan, serta berpartisipasi dalam kegiatan positif di dunia
digital.</span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dengan
peningkatan literasi digital, generasi Z akan dapat memanfaatkan teknologi
digital dengan bijak dan produktif, serta mengurangi risiko yang terkait dengan
penggunaan teknologi yang tidak bertanggung jawab.<o:p></o:p></span></p></div></span><p></p><p style="text-align: justify;">
</p>
Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-47881625288824717932023-03-23T08:59:00.001+07:002023-03-23T09:06:35.875+07:00Ibu Ani Mengajar Literasi Sains<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY-XQGcU9bfOUnxIQlBDoZwF2lHliFABtMbXQF3GQGLTsRAjXWoAAJ0QufhEfmqugIeRawwmQjsK3OBY8zHoWLle4ooSiUMrb_VmFMOm_Ucvbeb1yf9LYUVD7dxM6LSV78QiwDW5Qv3p6lIf-qAAtnRx4SjCNwWllFOcQqg2D5Ch60zEkC6DVp_TXTQA/s1200/Desain%20tanpa%20judul.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY-XQGcU9bfOUnxIQlBDoZwF2lHliFABtMbXQF3GQGLTsRAjXWoAAJ0QufhEfmqugIeRawwmQjsK3OBY8zHoWLle4ooSiUMrb_VmFMOm_Ucvbeb1yf9LYUVD7dxM6LSV78QiwDW5Qv3p6lIf-qAAtnRx4SjCNwWllFOcQqg2D5Ch60zEkC6DVp_TXTQA/s320/Desain%20tanpa%20judul.png" width="320" /></a></div><br />Suatu hari, Ibu Ani bersama murid kelas IV SD Merdeka sedang belajar IPAS. </span>Pada saat memulai pembelajaran, Ibu Ani bertanya kepada murid-muridnya, "Bagaimana kabarnya Anak-Anak? Ibu berharap, Kalian dalam keadaan yang terbaik. Untuk itu, silakan Kalian tunjukkan dengan mengangkat emotikon yang Ibu bagikan tadi." </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span>Tak lama kemudian 19 anak menunjukkan emotikon hati dan 1 anak yang menunjukkan emotikon cemberut. </span><span>Setelah memperhatikan kondisi murid-muridnya, Ibu Ani berkata, </span>"Ibu Ani perasaannya senang melihat Kalian bahagia, selalu semangat dan tersenyum ceria. Kemudian Ibu Ani mendekati Anto yang mengangkat emotikon cemberut. Lalu Ibu Ani bertanya, "Boleh Ibu tahu alasanmu cemberut pagi ini?" </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Anto dengan muka sedih mengatakan, "Boleh, Bu. Anto semalam tidak bisa tidur nyenyak. Tangan dan kaki Anto terasa panas dan gatal. Lihatlah! Tangan Anto masih terlihat merah-merah." </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Sekarang masih gatal?" tanya Ibu Ani. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Masih terasa sedikit, Bu," jawab Anto.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Sudah diberi obat?" tanya Ibu Ani.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Belum, Bu, di rumah tidak ada obat," jawab Anto.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tak lama kemudian, Ibu Ani meminta Anto, "Baiklah, Anto, Sini! Ibu beri minyak kayu putih.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sambil membalurkan minyak kayu putih, Ibu Ani mengatakan, "Semoga dapat mengurangi rasa gatal dan merah-merah di tanganmu." </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Terima kasih, Bu," jawab Anto sambil tersenyum. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kemudian Ibu Ani sambil berdiri berkata, "Anak-anak, Anto sudah tersenyum. Artinya semua sudah siap untuk belajar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Selanjutnya, Ibu Ani bertanya kepada murid-muridnya, "Apakah Kalian siap belajar?"</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Secara serentak, murid-murid kelas IV menjawab, "Siaaap!"</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Anak-Anak, kita akan belajar literasi sains. Oleh karena itu, silakan Kalian berhitung satu, dua, tiga, dan empat secara berurutan terlebih dahulu," Perintah Ibu Ani sambil menunjuk murid secara bergantian. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">"Kalau sudah selesai, silakan nomor satu berkumpul dengan nomor satu. Nomor dua dengan nomor dua, dan seterusnya," lanjut Ibu Ani menjelaskan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setelah murid-murid berkumpul bersama kelompoknya masing-masing. Ibu Ani membagikan bahan bacaan berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">Apa itu literasi sains?</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span>Literasi sains adalah kecakapan dalam (1) memahami fenomena alam dan sosial di sekitar kita; (2) mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar kita hidup dengan lebih nyaman, </span>sehat, dan lebih baik. </div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">Mengapa literasi sains penting?</span></div><div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">Untuk menghadapi tantangan abad ke-21</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Berpikir dengan kritis</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Menyelesaikan masalah dengan kreatif</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Bekerjasama dengan orang lain</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Berkomunikasi dengan lebih baik</span></li></ul><span style="font-family: georgia;">Literasi sains membuat kita mampu</span></div><div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">memilih informasi ilmiah yang tepat</span></li><li><span style="font-family: georgia;">memahami gambar, bagan, dan tabel pada informasi ilmiah</span></li><li><span style="font-family: georgia;">menilai kebenaran sebuah temuan dari informasi ilmiah</span></li></ul><span style="font-family: georgia;">Menganalisis informasi ilmiah dapat menggunakan prinsip 5W + 1 H.</span></div><div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;"><i>Why,</i> Mengapa ini penting?</span></li><li><span style="font-family: georgia;"><i>What,</i> Apa tujuannya?</span></li><li><span style="font-family: georgia;"><i>Who</i>, Siapa yang menulis ini? </span></li><li><span style="font-family: georgia;"><i>When,</i> Kapan melakukananya?</span></li><li><span style="font-family: georgia;"><i>Where,</i> Di mana melakukannya?</span></li><li><span style="font-family: georgia;"><i>How</i>, Bagaimana kalau...?</span></li></ul><span style="font-family: georgia;"> Berpikir dan bersikaplan seperti seorang penemu, yaitu:</span></div><div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">Selalu ingin tahu</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Selalu berpikir kreatif</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Berani mencoba dan mencoba lagi</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Tidak berhenti belajar</span></li></ul><span style="font-family: georgia;">Apa saja kegiatan literasi sains?</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">Di sekolah</span></div><div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">Menaman, merawat, mengamati, mencatat, dan mempresentasikan pertumbuhan tanaman</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Melakukan kunjungan ke pasar untuk mengamati dan menuliskan barang-barang yang dijual berdasarkan jenisnya</span></li><li><span style="font-family: georgia;">dan lain-lain</span></li></ul></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;">Di rumah</span></div><div style="text-align: left;"><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">Membaca informasi bersama orang tua dan mendiskusikan kebenarannya</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Memelihara tanaman dan mendiskusikan perubahan zat makanan</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Pergi ke pasar dan membicarakan hal yang ditemui</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Mendiskusikan dan menerapkan pentingnya mengobati penyakit yang diderita anggota keluarga atau banyak menjangkiti warga di lingkungan perumahan dari tenaga medis yang tepat</span></li><li><span style="font-family: georgia;">dan lain-lain</span></li></ul><span style="font-family: georgia;">Di masyarakat</span></div><div style="text-align: left;"><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">Kerja bakti membersihkan lingkungan </span></li><li><span style="font-family: georgia;">Membuat sumur resapan di lingkungan sekitar rumah</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Memelihara tanaman obat di lingkungan sekitar rumah</span></li><li><span style="font-family: georgia;">dan lain-lain</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setelah murid-murid selesai membaca bacaan. Ibu Ani memberikan pilihan tema yang beragam. Setiap kelompok boleh memilih salah satu tema yang diberikan. Temanya antara lain:</span></div></div><div style="text-align: left;"><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: georgia;">Hidup bersih tanpa digigit nyamuk</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Mengapa gigitan nyamuk terasa gatal?</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Obat nyamuk dari bahan alam</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Mencegah perkembangbiakan nyamuk</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Untuk membantu murid-murid berdiskusi Ibu Ani mengingatkan agar menggunakan 5W + 1H. Selain itu, Ibu Ani juga mengatakan kepada murid-muridnya, "Berpikir dan bersikaplah seperti penemu yang selalu ingin tahu, selalu berpikir kreatif, berani mencoba dan mencoba lagi, dan tidak berhenti belajar."</span></div></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setelah berdiskusi, murid-murid secara berkelompok mempresentasikanya di depan kelas. Pada saat presentasi, kelompok lain boleh menanggapi dengan bertanya dan menambahkan informasi. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Untuk melengkapi hasil diskusi, Ibu Ani menugaskan kepada murid-murid untuk mencari sumber informasi dari buku bacaan dan internet. Murid-murid tampak antusias dan senang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ibu Ani kemudian menyampaikan, "Kalian susun tugas tadi agar lebih menarik dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Misalnya dengan menambahkan teks, gambar, bagan, atau video serta sumbernya."</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setelah selesai, murid-murid mengumpulkan tugas-tugasnya. Ibu Ani dengan senang memberikan umpan balik. Ibu Ani merasa senang melihat murid-murid belajar dengan senang dan antusias.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sebelum mengakhiri pembelajaran. Ibu Ani mengajak murid-murid untuk berefleksi bersama. Ibu Ani mengajak berefleksi dengan model 4F, yaitu <i>fact, feeling, finding, </i>dan <i>future</i>.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: georgia;">meminta murid menceritakan pengalaman-pengalaman selama belajar hari ini</span></li><li><span style="font-family: georgia;">meminta murid menceritakan perasaannya setelah belajar hari ini</span></li><li><span style="font-family: georgia;">meminta murid menceritakan hal-hal yang dipelajari hari ini</span></li><li><span style="font-family: georgia;">meminta murid menceritakan manfaat belajar hari ini untuk ke depannya</span></li></ul><span style="font-family: georgia;">Setelah pembelajaran berakhir, Ibu Ani menyampaikan, "Sampai jumpa lagi esok hari Anak-Anak.</span></div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-49262756812930828492022-03-18T08:29:00.001+07:002022-03-18T09:56:37.670+07:00Koes Plus, Nadiem dan Lingkungan Hidup<!--StartFragment-->
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0A4zXdRT7Y03Egucv9Jp061JY_gtlXCPUyezJIEy8VE7W7djB6b_xDyLcUThW5Amxnez-CfXogih9ZDoc8ELsqVjk5rCAqGEJgBfjEmbMyT0nkbQeudZp7aEGaLE9by1b868GT6Z8Lhxp/s1600/1647566984996824-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0A4zXdRT7Y03Egucv9Jp061JY_gtlXCPUyezJIEy8VE7W7djB6b_xDyLcUThW5Amxnez-CfXogih9ZDoc8ELsqVjk5rCAqGEJgBfjEmbMyT0nkbQeudZp7aEGaLE9by1b868GT6Z8Lhxp/w640-h480/1647566984996824-0.png" width="640" />
</a>
</span></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;">Semua kekayaan
alam yang ada di bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Manusia sebagai makhluk yang memiliki
akal dan kebijaksanaan seharusnya dalam memanfaatkan sumber daya alam diikuti
oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sebanyak apapun sumber daya alam itu
tetaplah ada batasannya.</div></span><p></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Open Sans;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sumber daya alam
di bumi ini sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun
ketika manusia serakah, maka semua yang ada di bumi ini tidak akan pernah cukup
untuknya. Pernyataan ini sesuai dengan perkataan seorang tokoh dari Pakistan
Muhamamad Ali Jinnah, bahwa bumi ini sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan
seluruh umat manusia, tetapi tidak pernah cukup untuk memuaskan keserakahan
seorang anak Adam saja.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sejarah peradaban
manusia menunjukkan betapa kerakusan dan keserakahan manusia selalu menjadi
pemicu utama kemorosotan keindahan dan kelestarian dunia. Misalnya yang terjadi
pada bangsa Sumeria yang menghuni dan mendiami wilayah Mesopotamia pada sekitar
tahun 4500 SM sampai dengan 3000 SM. Awalnya daerah ini adalah daerah yang
subur dan hijau serta dijuluki palungan peradaban. Hanya karena ulah, keserakahan,
dan kerakusan manusia, cerita tentang kesuburan, ketenteraman, dan kedamaian
ini cepat menghilang. Kini mereka hanya bisa mengenang masa kejayaan serta
cerita tentang surga yang menghilang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Indonesia karena
keindahan, kesuburan, dan kekayaan sumber daya alamnya dijuluki surga dunia. Gambaran
seperti ini dieskpresikan oleh musisi legendaris Koes Plus dalam single Kolam
Susu yang dirilis tahun 1973. Dalam penggalan lirik lagunya yang metafora ini,
Yok Koeswoyo sang penulis lagu menyatakan Indonesia sebagai tanah surga.
Berikut penggalannya, “Orang bilang tanah kita tanah surga, Tongkat kayu dan
batu jadi tanaman.” Meskipun terkesan metafora, tidak terbantahkan bahwa
Indonesia adalah negara yang subur, indah, dan kaya akan sumber daya alam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Berbeda dengan
Koes Plus yang menggambarkan Indonesia secara metamora. Seorang Dosen Program Studi Teknik Lingkungan
UII, Annisa Nur Lathifah, S.Si., M.Biotech., M.Agr., Ph.D., menyatakan bahwa
Indonesia sebagai salah satu negara <i>Mega
Biodiversity</i> yang dikaruniai dengan keanekaragaman hayati. Indonesia mempunyai
47 jenis ekosistem. Indonesia memiliki 17 persen spesises flora fauna dari
seluruh dunia. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki lebih dari 10 persen
jasad renik dari seluruh dunia, serta 940 jenis tanaman obat tradisional.
Indonesia sangatlah kaya akan ekosistem, seperti ekosistem hutan hujan tropis
yang sebagian besar terletak di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Hutan hujan
tropis juga sebagai tempat berlindung flora dan fauna yang beraneka ragam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Manfaat dari biodiversitas diantaranya
sebagai sumber pangan yang terdiri dari 4000 jenis tanaman dan hewan yang
dijadikan makanan, obat, dan produk lain yaitu 250 buah. Tempat berlangsungnya
proses ekologis antar makhluk hidup, seperti<i>
</i>pembentukan tanah<i>, </i>siklus gizi<i>, </i>pemurnian air. Selain itu, ekosistem
juga dijadikan sebagai tempat rekreasi yang digunakan dengan berbagai aktivitas
seperti mendaki, memancing, dan berkemah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Secara prinsip, baik Koes Plus
maupun Annisa mengungkapkan kekayaan alam Indonesia sangatlah melimpah. Semua
yang ada di berbagai belahan dunia seakan ada di Indonesia dengan jumlah yang
melimpah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Saat ini, kondisi hutan-hutan di
Indonesia mengalami penurunan yang tajam. Hal ini dikarenakan tingginya
deforestasi hutan Indonesia yang mengakibatkan hutan konservasi rusak, hutan
gundul, bencana alam banjir dan longsor mengancam kehidupan manusia. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Tentu, kita tidak menginginkan
sejarah kelam bangsa Sumeria terjadi di Indonesia. Hanya karena ulah, keserakahan, dan kerakusan
manusia, cerita tentang kesuburan, ketenteraman, dan kedamaian di Indonesia
menghilang. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah termasuk
dunia pendidikan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim,
mengatakan pendidikan lingkungan hidup yang mengedepankan konsep berkelanjutan
penting untuk transformasi sistem pendidikan. Sebab, dampak perubahan
iklim sudah terlihat dan dirasakan. (Tempo, 17 November 2021).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sistem pendidikan di Indonesia
menurut Nadiem belum berhasil membangun kesadaran guru dan orang tua bahwa
pendidikan lingkungan hidup adalah cara menyelamatkan generasi penerus. Dunia
pendidikan dan masyarakat hendaknya bergandeng tangan menghasilkan
langkah-langkah spesifik berkaitan dengan isu lingkungan. Oleh karena itu,
evaluasi kurikulum menjadi sebuah keniscayaan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kurikulum hendaknya mengakomodasi
pendidikan lingkungan hidup sebagai muatan kurikulum nasional. Hal ini
bertujuan untuk memelihara dan melestarikan sumber daya alam dan
keberlangsungan hidup manusia. Dengan demikian kita akan tetap dapat menikmati
cerita Indonesia seperti syair lagu Koes Plus, Tanah kita tanah surga, tongkat
dan kayu jadi tanaman.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Sudah diterbitkan di Radar Bojonegoro</b></span></p>
<!--EndFragment-->Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-22167860640818028492022-03-15T16:17:00.000+07:002022-03-15T16:17:36.108+07:00Hak-Hak dalam Bermedsos di Dunia Maya<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Open Sans;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU5aXZ1rChRvLDCAxrN2k3-IzYnIEyl1nvBYKLoKG9DwpeU4RBLEkKL-GCJz5_DacqX3aBWX1-HiKFaIceyod4ONcqvvUOlLnDIywas1NqrZwALuUp03dFw6a065TlrG3yYkmbmS0JE2gJ/s1600/1647335848141213-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU5aXZ1rChRvLDCAxrN2k3-IzYnIEyl1nvBYKLoKG9DwpeU4RBLEkKL-GCJz5_DacqX3aBWX1-HiKFaIceyod4ONcqvvUOlLnDIywas1NqrZwALuUp03dFw6a065TlrG3yYkmbmS0JE2gJ/s1600/1647335848141213-0.png" width="400">
</a>
</div>Saat ini kita telah memasuki era digital. Media sosial (medsos) seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, Youtobe sudah
akrab dengan kehidupan kita. Tak peduli orang tua, pemuda, anak-anak sudah lekat dengan internet. Bangun tidur hingga tertidur lagi seperti tak pernah lupa mengakses internet dan medsos. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="background: white; line-height: 150%;">Menurut Conney Stephanie (2021), yang mengungkapkan </span><span style="background: white; line-height: 150%;">hasil riset kerjasama perusahaan <i>We Are Social </i>dan <i>Hootsuite</i> mengenai
pola pemakaian medsos di sejumlah negara termasuk Indonesia. Menurutnya
rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu 3 jam 14 menit dalam sehari untuk
mengakses medsos. Sedangkan</span></span><span style="font-family: "Open Sans";"> waktu yang dihabiskan orang
Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit.
Berdasarkan aplikasi yang paling banyak digunakan, secara berurutan posisi
pertama adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Berdasarkan hasil riset tersebut, menunjukkan orang Indonesia banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses internet dan menggunakan medsos. Hal ini salah satunya dipicu pandemi covid-19 yang mengharuskan bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Internet dan medsos digunakan sebagai sarana untuk bekerja, belajar, berekreasi, berekspresi, menuangkan ide dan gagasan serta bersosialisasi secara online. Ketika kita menggunakan media sosial selalu bersinggungan dengan orang banyak dan meninggalkan jejak digital. Oleh karena itu, ada hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam penggunaannya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa saja yang berkaitan dengan penggunaan internet dan medsos. Yuk, kita cermati bersama-sama!</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans; font-size: large;"><b>Kebebasan Berekspresi</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa itu kebebasan berkespresi? </b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Hak untuk mengekspresikan ide-ide dan opini secara bebas melalui ucapan, tulisan, maupun komunikasi bentuk lain. Tapi semua dilakukan dengan tidak melanggar hak orang lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Contoh kebebasan berkespresi:</b></span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">jurnalisme warga;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">memakai meme, tagar, infografis;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">kebebasan pers;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">menulis status di Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApps, dan sejenisnya.</span></li></ul><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Bagaimana melakukannya?</b></span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">sampaikan pendapat, ide, opini, perasaan, tanpa merasa takut, termasuk kritik ke pemerintah;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">jika belum merasa pasti, hindari menyebutkan nama orang, institusi, atau lembaga yang bersangkutan;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">jika perlu, sertakan data berupa dokumen atau foto untuk mendukung pendapat, ide, atau opini;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">ingat, pendapatmu di internet dapat diakses banyak orang, maka kamu harus siap dengan konsekuensinya;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">bebas berekspresi bukan berarti bebas menyebarkan informasi palsu, fitnah, atau kebencian (<i>hate speech</i>), atau menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (sara).</span></li></ul><p></p><p><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Kenapa penting?</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Setiap manusia memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat, ide, opini, perasaannya agar didengar oleh pihak lain dalam usaha untuk memenuhi keinginannya yang hakiki. Kebebasan berekspresi merupakan bagian dari Hak Azasi Manusia (HAM). Namun ada baiknya jika kebebasan ini tidak melanggar hak pihak lain, khususnya kepentingan publik.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Tools yang bisa dipakai </b></span></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Semua media komunikasi online dapat dipakai, seperti: email, blog, WhatsApp, Twitter, Facebook, Telegram, Instagram, Path, Youtobe.</span></p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Open Sans; font-size: large;">Kekayaan Intelektual</span></b></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa itu kekayaan intelektual? </b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Hasil kreasi dari pemikiran seperti penemuan, karya seni dan literatur, desain, simbol, nama, foto atau gambar yang digunakan secara komersil maupun tidak komersil.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Contoh kekayaan intelektual:</b></span></p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">© copyright</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">copyleft</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">creative common</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">® paten </span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">kredit nama</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Open Sans;">™ merek dagang</span></span></li></ul><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><b>Bagaimana melakukannya?</b></div><div style="text-align: left;"><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;">selalu mencantumkan kredit nama pencipta suatu karya, baik itu tulisan, desain, foto, atau gambar;</li><li style="text-align: justify;">meminta izin pemilik hak cipta sebelum menggandakan atau menyebarluaskan karyanya, baik untuk kepentingan komersil atau tidak;</li><li style="text-align: justify;">hindari mengubah, menggandakan, karya cipta orang tanpa izin/mencantumkan kredit, atau menyebarluaskannya. Ini sama saja pembajakan;</li><li style="text-align: justify;">mendaftarkan hak paten suatu temuan atau ciptaan ke instansi atau lembaga yang berkompeten.</li></ul><b>Kenapa penting?</b></div><div style="text-align: left;"><b><br></b></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Tentu saja penting, sebab hak atas kekayaan intelektual melindungi pencipta atau penemunya dari pelanggaran pihak lain. Setiap pemilik karya cipta berhak untuk mendapatkan haknya dengan mendapatkan pengakuan, penghargaan, bahkan kalau perlu insentif, terutama jika karyanya berguna bagi orang banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><b>Tools yang bisa dipakai</b></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><b>Myows and Safe Creative </b>untuk mendaftarkan kepemilikian foto di dunia maya;</li><li><b>TynEye </b>untuk mengetahui foto karya kita di internet;</li><li><b>Creative Commons.org</b> untuk mengetahui pengetahuan tentang kreativitas secara legal;</li><li><b>BIIMA / Bekra's Intelectuall Property Rights </b>(android) untuk pengajuan hak cipta</li></ul><b><span><div style="text-align: justify;"><b><span><br></span></b></div><span style="font-size: large;">Aktivisme Sosial</span></span></b><span style="font-size: large;"><br></span><br></div><div style="text-align: justify;"><div><b>Apa itu aktivisme sosial? </b></div><div><b><br></b></div><div>Suatu aktivitas online yang bertujuan untuk mendorong terjadinya perubahan sosial. Hak untuk berserikat dan berkumpul tercakup di dalamnya.</div></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><b>Contoh aktivisme sosial</b></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Bantu adik Bima lawan leukimia</li><li>Cabut nobel perdamaian Aung San Suu Kyi</li><li>Kampanye di Twitter dengan #</li><li>Mengajak warganet turun ke jalan pada acara <i>car free day</i></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><div><b>Bagaimana melakukannya?</b></div><div><div><ul><li>Melakukan kritik atau menyampaikan opini dengan tagar di media sosial;</li><li>Melakukan advokasi terhadap korban kejahatan dengan menyampaikan kronologi kejadian;</li><li>Mengajak warganet bersama-sama membela suatu kasus;</li><li>Membuat petisi <i>online</i> atas suatu kasus atau masalah sehinga terjadi perubahan;</li><li>Penggalangan dana (<i>crowdfunding) </i>untuk beragam tujuan sosial.</li></ul><b>Kenapa penting?</b></div></div><div><b><br></b></div><div><div>Melakukan aktivitas sosial seperti berserikat dan berkumpul adalah hak manusia yang dilindungi undang-undang. </div></div><div><br></div><div><div><b>Tools yang bisa dipakai</b></div><div><b><br></b></div><div>Aktivisme sosial dapat memanfaatkan berbagai lini komunikasi yang tersedia di internet, seperti: berbagai medsos (Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, dsb.), situs pengumpul dukungan (PetisiOnline.net, KitaBisa.Com, dsb.)</div><div><br></div><div>Ingat ya, ketika menggunakan hak kita ada hak orang lain yang harus kita jaga dan hormati. Jadi, mari kita gunakan hak-hak kita secara benar dan bertanggung jawab.</div><div><br></div><div><br></div><div><b>Sumber: </b></div><div><span style="background-color: white; color: #2a2a2a; text-align: left;"><br></span></div><div><span style="background-color: white; color: #2a2a2a; text-align: left;">Stephanie,Conney.2021.</span> "Berapa Lama Orang Indonesia Akses Internet dan Medsos Setiap Hari?" (Online) <a href="https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/11320087/berapa-lama-orang-indonesia-akses-internet-dan-medsos-setiap-hari?page=all">https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/11320087/berapa-lama-orang-indonesia-akses-internet-dan-medsos-setiap-hari?page=all</a>. </div></div><div><span style="background-color: white; color: #2a2a2a; text-align: left;"><br></span></div><div>Syaripudin, Acep, Deni Ahmad, Dewi Widya Ningrum, Indriyatno Banyumurti, Merry Magdalena. 2017. <i>Kerangka Literasi Digital. </i>ICT Watch-Indonesia<span style="background-color: #f9f9f9; color: #3c3c3c; text-align: start;"> </span></div></div></div></span>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-77216588553398675512022-03-13T06:50:00.000+07:002022-03-13T06:50:27.133+07:00Kurikulum Prototipe Mengubah Pembelajaran<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnYsH6d-m_8e_lWRMVMpQGCLA4cFJ0J6bozUZE8RPGnvgik9jf3CL2IJbZx8vvAMmO4ZGO3sxtfwNIb7f4Y34mkpjToBq1dJcrVcyqR8QYEWINvG1jqDkNbhforSksjXa1wDWi-Hk9sHJd/s1600/1647127871236905-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnYsH6d-m_8e_lWRMVMpQGCLA4cFJ0J6bozUZE8RPGnvgik9jf3CL2IJbZx8vvAMmO4ZGO3sxtfwNIb7f4Y34mkpjToBq1dJcrVcyqR8QYEWINvG1jqDkNbhforSksjXa1wDWi-Hk9sHJd/s1600/1647127871236905-0.png" width="400">
</a>
</div>Sebuah Catatan dari Mas Bukik <p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sudah 20 tahun ini, Indonesia mengalami krisis pembelajaran. Banyak murid yang bersekolah tapi hanya sedikit pembelajaran terjadi di sekolah. Krisis itu diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19. Sehingga memperparah <i>learning loss</i>.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menawarkan kurikulum prototipe sebagai salah satu jalan keluar dari krisis pembelajaran. Kurikulum prototipe dijanjikan hadir dengan sejumlah karakteristik pembeda. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Mari kita pelajari!</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Bagaimana kurikulum prototipe mengubah pembelajaran?</b></span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembelajaran menjadi berbasis kompetensi. Maksudnya mengajar bukan menuntaskan konten, tetapi menguasi kompetensi. </span></li></ul><p></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembelajaran menjadi pembelajaran kontekstual. Maksudnya mengajar bukan untuk menguasai teks, tetapi memberdayakan konteks.</span></li></ul><p></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembelajaran menjadi berorientasi murid. Maksudnya mengajar bukan mengajar pelajaran, tetapi mengajar murid sesuai dengan kesiapan, kebutuhan, dan kemampuannya.</span></li></ul><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Perubahan 1</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pembelajaran menjadi berbasis kompetensi </b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kondisi saat ini, pembelajaran lebih berorientasi pada ketuntasan materi, sehingga mendorong strategi pembelajaran yang efesien dan seringkali penyampaian materi 1 arah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pesan perubahan</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Mengajar bukan menuntaskan konten, tapi menguasai kompetensi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Fokus mengajar itu bukan melihat halaman buku teks yang belum diajarkan, tapi melihat kompetensi apa yang belum dikuasai murid melalui asesmen diagnosis/formatif. Oleh karena itu, penting bagi guru memikirkan diferensiasi pembelajaran agar bisa membantu murid menguasai kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa yang berubah?</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Integrasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Dalam kurikulum prototipe tidak ada lagi pemisahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kembali pada konsep kompetensi yang seharusnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Meringkas materi dan fokus penguasaan kompetensi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kurikulum prototipe meringkas materi pelajaran agar pembelajaran tidak terbebani konten dan fokus pada penguasaan kompetensi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Mendorong kedalaman melalui diferensiasi pembelajaran. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Materi yang ringkas membuat lebih banyak waktu bagi guru melakukan diferensiasi pembelajaran sesuai kondisi murid dan daerah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Perubahan 2</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pembelajaran menjadi pembelajaran kontekstual </b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kondisi saat ini, pembelajaran mengandalkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Belajar banyak konten tetapi tidak paham relevansinya dengan konteks kehidupan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pesan perubahan</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Mengajar bukan untuk menguasai teks, tapi memberdayakan konteks. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembelajaran yang memfasilitasi murid mengenali potensi dan persoalan di sekitar, serta merumuskan, menguji, dan mempromosikan solusi yang relevan dan memberdayakan konteks. Murid menggunakan pemahaman konsep untuk berkontribusi pada masyarakat. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa yang berubah?</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Memberi porsi pembelajaran berbasis proyek </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kurikulum prototipe memberi porsi pembelajaran berbasis proyek sebesar 20-30% jam pelajaran. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Memfasilitasi belajar melalui pengalaman </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembelajaran berbasis proyek memfasilitasi murid belajar dalam memberdayakan konteks. Belajar melalui pengalaman yang memfasilitasi pengembangan karakter dan keterampilan yang diperagakan dalam kehidupan nyata.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Integrasi sejumlah kompetensi esensial</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan murid belajar menguasai sejumlah kompetensi lintas pelajaran secara utuh. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Perubahan 3</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pembelajaran menjadi berorientasi murid</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kondisi saat ini, pembelajaran berorientasi pada pencapaian target yang ditetapkan oleh pemangku kebijakan sehingga mengabaikan murid selaku subyek. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Pesan perubahan</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Bukan mengajar mencapai target, tetapi mengajar murid sesuai kesiapan, kebutuhan, dan kemampuannya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pemahaman terhadap kesiapan, kompetensi, dan kebutuhan murid menjadi dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menyesuaikan pembelajaran. Pembelajajaran yang efektif adalah pembelajaran yang sesuai level yang tepat (<i>teaching at the right level</i>).</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa yang berubah?</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Tujuan pembelajaran lebih fleksibel</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Tujuan pembelajaran tidak dikunci per minggu/bulan, tapi per fase (2-3 tahun) sehingga ada fleksibilitas dalam merancang alur pembelajaran sesuai perkembangan murid.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Jam pelajaran lebih fleksibel </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Durasi layanan tidak dikunci per minggu tapi per tahun sehingga satuan pendidikan lebih fleksibel merancang kegiatan sesuai perkembangan murid.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Merancang alur tujuan pembelajaran </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Satuan pendidikan berwenang menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran. Meski ada standar, tapi satuan pendidikan bisa kreatif merancang pembelajaran sesuai perkembangan murid. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa yang paling menarik?</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Hal yang paling menarik dari kurikulum prototipe adalah manajemen perubahannya yang bertahap selama 5 tahun (2019-2024) sehingga memungkinkan adanya:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li><span style="font-family: Open Sans;">kesempatan belajar bagi guru dan satuan pendidikan</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">pemberian umpan balik dari pelaku kepada kementerian dan dinas pendidikan</span></li></ol><p></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-40930371931330677812022-03-08T19:15:00.035+07:002022-03-08T19:53:13.613+07:00Proteksi Data Pribadi Anda Sekarang Juga (1)<p style="text-align: left;"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><div class="separator" style="clear: both; font-weight: normal; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjg3rf3UknR_aT9URkLp2G5nz7zsGQuuvuviJd_Fg-ZEil2daBI8jtOJKO6B7UYnCLyMqXIRoAJ9o4ulQmutHEaASEz3ypR2fECoWLKstxBtjBQZZEx-PHYShKzf_tixO5ZFV_KyzuF85bFHhBuIfUobrYKC-B0-cMByl4Fv4MgqzIKmOIeluCJ1kXRQA=s2240" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1260" data-original-width="2240" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjg3rf3UknR_aT9URkLp2G5nz7zsGQuuvuviJd_Fg-ZEil2daBI8jtOJKO6B7UYnCLyMqXIRoAJ9o4ulQmutHEaASEz3ypR2fECoWLKstxBtjBQZZEx-PHYShKzf_tixO5ZFV_KyzuF85bFHhBuIfUobrYKC-B0-cMByl4Fv4MgqzIKmOIeluCJ1kXRQA=s320" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bapak/Ibu guru dan para orang tua, era informasi seperti saat ini selain memberikan banyak manfaat juga memberikan peluang munculnya model kejahatan baru. Salah satu manfaatnya adalah kemudahan memperoleh informasi yang kita butuhkan secara cepat dan mudah. Namun, ada juga pihak-pihak yang menggunakan untuk kejahatan. Misalnya penipuan, fitnah, pornografi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perlindungan data pribadi, keamanan daring, dan privasi individu sangat perlu untuk kita jaga. </div></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><b style="font-family: "Open Sans";">Perlindungan Data Pribadi</b></h3><div style="font-family: "Open Sans"; font-weight: 700; text-align: justify;"><b>Apa itu perlindungan data pribadi? </b></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Perlindungan atas setiap data tentang </span><span style="font-family: "Open Sans";">kehidupan seseorang baik yang </span><span style="font-family: "Open Sans";">teridentifikasi atau dapat diidentifikasi </span><span style="font-family: "Open Sans";">secara tersendiri atau dikombinasi </span><span style="font-family: "Open Sans";">dengan informasi lain baik secara </span><span style="font-family: "Open Sans";">langsung maupun tidak langsung </span><span style="font-family: "Open Sans";">melalui sistem elektronik </span><span style="font-family: "Open Sans";">maupun non elektronik.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><b>Contoh data pribadi: </b></span></p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">nomor ponsel, </span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">nomor rekening, </span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">tanggal lahir, </span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">nama orang tua, </span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">alamat, </span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">riwayat kesehatan.</span></li></ul><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Bagaimana melakukannya?</b></span></p><p style="text-align: justify;"></p><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Open Sans;">membuat sistem perlindungan atas database data </span><span style="font-family: "Open Sans";">pribadi;</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">tidak membocorkan data pribadi ke pihak lain;</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">tidak mengekspos data pribadi ke ranah publik, </span><span style="font-family: "Open Sans";">baik online atau offline;</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">selalu memperbarui antivirus di komputer dan </span><span style="font-family: "Open Sans";">ponsel pintar;</span></li><li><span style="font-family: Open Sans;">mengedukasi seluruh pihak tentang perlindungan </span><span style="font-family: "Open Sans";">data pribadi.</span></li></ul></div><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Kenapa penting?</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Data pribadi harus dilindungi sebab bila jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab bisa disalahgunakan. Misalnya untuk membobol kartu kredit, penipuan, fitnah, dan sejenisnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br /></span></div><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></div><span style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><b></b></span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><b>Contoh kasus</b></span></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><b>Data Pribadi Diperjualbelikan</b></div><div style="text-align: justify;">Polisi ungkap jual beli data pribadi untuk membobol kartu kredit. Menurut Inspektur Satu Verdika Bagus Prasetya, data pribadi itu dibeli dua tersangka dengan harga Rp 3 juta per kotak. Satu kotak diperkirakan berisi data pribadi sekitar 300 orang. “Data ini dijual oleh pegawai outsourcing bank yang bertugas memasarkan kartu kredit dan mengumpulkan data orang di malmal,” katanya. Dua tersangka EP (37) dan IW (37) menggunakan data curian tersebut untuk membobol 15 kartu kredit. Dari setiap kartu kredit, kerugian yang ditanggung pemilik data asli berkisar Rp30 juta-Rp 50 juta dengan total kerugian sekitar Rp 300 juta. Data yang dibeli kedua tersangka ini mulai dari nomor kartu tanda penduduk, NPWP, nama orangtua, suami/istri, anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setidaknya ada empat KTP palsu disita polisi. Seluruhnya memakai foto satu tersangka, tetapi menggunakan data-data curian. KTP dan data pribadi digunakan untuk mengelabui pihak bank dan operator telepon. (Sumber: Kompas.Com, 28-11-2016)</div><div style="text-align: justify;"></div></span></blockquote><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: "Open Sans"; text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><b>Analisis:</b></div></span><div style="text-align: left;"><span style="font-family: "Open Sans"; text-align: justify;">Jual beli data pribadi terjadi akibat pihak yang mestinya melindunginya, yaitu bank, bersikap teledor. Kebocoran terjadi dari pegawai outsourcing. Kenapa bisa bocor? Masalahnya ada di sistem perlindungan yang kurang kuat, sehingga seseorang dapat dengan mudah mencuri dan membocorkannya ke luar. Selain aturan ketat, pihak bank sebagai pemegang data pribadi nasabah sudah semestinya melengkapi sistemnya berlapis-lapis.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><div style="text-align: justify;"><b>Tools yang bisa dipakai:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Browsing:</b></div><div><ul><li style="text-align: justify;">Fitur private di Browser Firefox </li><li style="text-align: justify;">Icognito Window di Chrome </li><li style="text-align: justify;">Thor Browser</li></ul><div style="text-align: justify;"><b>VPN Jaringan:</b></div></div><div><ul><li style="text-align: justify;">Hotspots Shield</li><li style="text-align: justify;">ZenMate</li><li style="text-align: justify;">Tunnel Bear</li><li style="text-align: justify;">NordVPN</li></ul></div><div><h3 style="text-align: justify;"><b>Keamanan Daring</b></h3></div></span></div><p style="text-align: left;"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b>Apa itu keamanan daring?</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;">Kemampuan untuk memaksimalkan keamanan personal pengguna dan risiko keamanan saat menggunakan internet. Meliputi juga perlindungan diri dari kejahatan komputer secara umum.</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><b><br /></b></span></div><div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="font-weight: bold; text-align: justify;">Contoh keamanan daring:</div><div><ul><li style="text-align: justify;">keamanan menyimpan data-data (dokumen, foto dan sejenisnya)</li><li style="text-align: justify;">keamanan melakukan transaksi perbankan</li><li style="text-align: justify;">keamanan saat jual beli online </li></ul></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;">Bagaimana melakukannya?</div><div><ul><li style="text-align: justify;">Selalu menggunakan antivirus di komputer dan ponsel pintar</li><li style="text-align: justify;">Gunakan pasword yang sulit di duga (bukan tanggal lahir) misal gabungan huruf besar kecil, angka, dan karakter</li><li style="text-align: justify;">Tidak menggunduh sembarang aplikasi, terutama yang bajakan</li><li style="text-align: justify;">Hindari sembarang mengklik "setuju" atau "OK" di web atau aplikasi tertentu tanpa membaca terlebih dahulu</li><li style="text-align: justify;">Perbarui selalu software yang dipakai</li><li style="text-align: justify;">Gunakan software yang sudah diperbarui</li><li style="text-align: justify;">Selalu lakukan back up atau simpan data di berberapa tempat, bukan hanya satu</li></ul></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;">Kenapa penting?</div><div style="text-align: justify;">Tentu saja sebab tanpa adanya pemahaman soal keamanan daring, siapa saja bisa dirugikan. Misalnya menjadi korban penipuan ketika bertransaksi daring.</div></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><b></b></span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><b>Contoh kasus</b></span></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><b>Serangan Ransomware ke Komputer Pribadi</b></div><div style="text-align: justify;">Beberapa pengguna media sosial memposting adanya serangan virus Ransomware WannaCry yang menginfeksi komputer pribadi. Padahal, sebelumnya serangan ini dilaporkan hanya terjadi menyerang institusi atau perusahaan. Salah satunya diposting oleh pengguna Instagram bernama Fandi Erdiansa. Dia mempublikasikan foto laptopnya yang diserang WannaCry. “Panik sampai berkeringat melawan Ransomware,” tulisnya di akun @fandi_erdiansa, Minggu (21/5).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Netizen lain Riza Vahrefhi dan Abdul Aziz, juga memposting serangan virus Ransomware WannaCry beberapa hari lalu. Menkominfo Rudiantara saat ditanya soal adanya beberapa komputer pribadi yang terinfeksi Ransomware, mengatakan memang virus ini tidak membedakan komputer perusahaan atau pribadi. “Sebetulnya namanya virus WannaCry, Ransomware ini dia tidak membedakan apakah perusahaan atau tidak. Selama komputer atau server itu yang terkena adalah operating sistemnya menggunakan Windows dan itu tidak diupgrade apalagi yang lama lama,” ujar Rudiantara usai acara di CFD, Jakarta, Minggu (21/5). (Kumparan.com, 21 Mei 2017)</div></span><span style="font-family: Open Sans;"><div><div><div style="text-align: justify;"></div></div></div></span><span style="font-family: Open Sans;"><div><div><div style="text-align: justify;"></div></div></div></span></blockquote><span style="font-family: Open Sans;"><div><div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Analisis:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Komputer pribadi maupun perusahaan yang rentan diserang virus biasanya karena tidak melakukan update rutin atas sistem operasi dan antivirus. Jika hal itu dilakukan maka pengguna tak perlu khawatir akan terinfeksi virus.</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;">Tools yang bisa dipakai</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Warganet sebaiknya selalu melengkapi komputer maupun gawainya dengan aplikasi antivirus seperti:</div><div><ul><li style="text-align: justify;">Avira</li><li style="text-align: justify;">Smadav</li><li style="text-align: justify;">Kaspersky</li><li style="text-align: justify;">AVG</li><li style="text-align: justify;">Norton</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><h3 style="font-weight: bold; text-align: justify;"><b>Privasi Individu</b></h3></div></span></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-weight: bold; text-align: justify;">Apa itu privasi individu?</div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hak individu untuk mengontrol, mengedit, mengatur, dan menghapus informasi tentang dirinya. Termasuk memutuskan kapan, bagaimana, dan untuk apa informasi itu disampaikan ke pihak lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Contoh privasi individu:</b></div><div><ul><li style="text-align: justify;">tidak mengekspos ideologi atau keyakinan</li><li style="text-align: justify;">menutupi riwayat keluarga</li><li style="text-align: justify;">menolak untuk mengeskpos bagian tubuh tertentu</li><li style="text-align: justify;">merahasiakan rekam medis</li></ul><b><div style="text-align: justify;"><b>Bagaimana melakukannya?</b></div></b></div><div><ul><li style="text-align: justify;">selalu menggunakan HTTPS jika memungkinkan</li><li style="text-align: justify;">lebih baik tidak mengaktifkan location sharing</li><li style="text-align: justify;">jaga kerahasiaan pasword</li><li style="text-align: justify;">hindari mengekspos data pribadi atau hal-hal sensitif yang menyangkut diri kita ke internet atau media sosial</li><li style="text-align: justify;">jangan biarkan orang lain melacakmu</li><li style="text-align: justify;">gunakan email sementera untuk menghindari spam</li><li style="text-align: justify;">tidak mudah percaya dengan rayuan teman di media sosial, terutama jika menyangkut hal-hal pribadi</li><li style="text-align: justify;">menolak ajakan foto telanjang atau setengah telanjang oleh teman online atau offline</li></ul><b><div style="text-align: justify;"><b>Kenapa penting?</b></div></b></div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div><div style="text-align: justify;">Privasi individu sangat penting untung dihargai, sebab membatasi kekuatan di luar diri manusia untuk melakukan penekanan atau kontrol atas kehidupannya. Apabila privasi individu dilanggar, maka kehormatan dan haknya sebagai manusia otomatis terlanggar juga. Semua rahasia atas dirinya bisa dikuasai pihak lain, sehingga keselamatannya pun ikut terancam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div><b></b></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><b>Contoh kasus</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kasus Pornografi Anak Online, Ini Modus Tersangka</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">Tjandra Adi Gunawan mengaku sebagai dokter kandungan di Facebook untuk menjerat anak-anak di bawah umur. Tercatat, enam anak menjadi korban dokter palsu yang menyamar sebagai Lia Halim. Sebelum menjerat korban, Tjandra mempelajari profil anak-anak tersebut. Dia lalu mengundang korban menjadi teman di Facebook dan mengajak korban chat melalui messenger. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tjandra lalu mengirim foto-foto ke akun Facebook orang tua dan guru para korban. Tak hanya Facebook, Tjandra juga menyebarnya di Kaskus. Tjandra mengirim foto ke orang tua korban dengan tujuan pemerasan dan adu domba. Akibatnya, orang tua menuduh guru yang menyebar foto-foto tersebut. Kepolisian menduga Tjandra berafiliasi dengan jaringan pedofilia internasional. Di laptop tersangka ditemukan percakapan dengan sejumlah warga negara asing. (Tempo, 17 April 2014)</div></div></blockquote><div><div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><b>Analisis: </b></div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;">Kasus di atas terjadi karena minimnya edukasi orang tua dan guru mengenai privasi individu ke anak-anak. Anak-anak dalam posisi lemah, orang tua wajib mengawasi perilaku mereka di dunia maya, demi melindungi privasi mereka. Pelanggaran privasi individu yang dilakukan pelaku sangat merugikan korban, terutama secara psikis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><b>Tools yang bisa dipakai</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang tua atau guru dapat menggunakan sejumlah aplikasi untuk mengontrol akses internet ke anak-anak, seperti: kakatu, qustodio, Net Nanny</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, sudah tahu kan pentingnya meproteksi data pribadi dan bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ketidaktahuan? Jangan tunda lakukan sekarang juga! Proteksi data pribadi Anda. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;"><b>Sumber:</b> </h3><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syaripudin, Acep, Deni Ahmad, Dewi Widya Ningrum, Indriyatno Banyumurti, Merry Magdalena. 2017. <i>Kerangka Literasi Digital. </i>ICT Watch-Indonesia<span style="background-color: #f9f9f9; color: #3c3c3c; font-size: 14px; text-align: start;"> </span></div></div></div></div></div></div></div></span><p></p></div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-3495246161638088832022-02-08T22:06:00.002+07:002022-02-25T21:37:30.326+07:00Risiko Mengajar Itu Belajar<p dir="ltr"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6TwjWlpIZ-CuuBRIvGNTfNLhfDVsHVMuvtL0ziZERM8Yk8RjYx1UvSV_x2wn9ioX26ygQkr3T386b9VctESRMPY-cxPjpjQYq_F0wJSqKFABGUCiLVmnLArxDzcg5-B8O6ovLN4bW5_j7/s1600/1644332783955771-0.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6TwjWlpIZ-CuuBRIvGNTfNLhfDVsHVMuvtL0ziZERM8Yk8RjYx1UvSV_x2wn9ioX26ygQkr3T386b9VctESRMPY-cxPjpjQYq_F0wJSqKFABGUCiLVmnLArxDzcg5-B8O6ovLN4bW5_j7/s1600/1644332783955771-0.png" width="400" />
</a>
</div>Ketika mendapati pertanyaan dari si kecil, "Bapak arti gundul-gundul pacul itu apa?"<br /><p></p>
<p dir="ltr">"Si Gundul di TV itu?" Tanyaku. </p>
<p dir="ltr">"Bukan. Lagu gundul-gundul pacul itu lho." Si kecil memperjelas pertanyaan .</p>
<p dir="ltr">Seketika dahiku mengkerut. Aku berpikir arti lagu dolanan yang sarat filosofi ini.</p><p dir="ltr">Sementara aku berpikir, si kecil aku minta melanjutkan belajar dulu. </p>
<p dir="ltr">"Sebentar ya, kamu baca dulu!"</p>
<p dir="ltr">Pertanyaan ini memaksaku belajar beberapa hal. Pertama, aku harus tahu arti gundul-gundul pacul. Kedua, aku mendapatkan pencerahan dari makna gundul-gundul pacul. Ketiga, aku menyadari bahwa setiap pengajar itu mau belajar. Jadi sebelum aku menjelaskan banyak hal kepada si kecil, aku juga harus belajar dulu. </p>
<p dir="ltr">Setelah aku belajar dan merasa siap, aku pun menjelaskan kepada si kecil. </p>
<p dir="ltr">Kepalanya aku papah di atas pangkuanku. Aku mulai membeber lagu kata per kata.</p><p dir="ltr">"Anakku, lagu <b><i>Gundul-gundul Pacul</i></b> itu diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1400-an. Beliau ini salah seorang wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa melalui kebudayaan. Contohnya lagu dolanan yang kamu tanyakan ini. Syair lagu ini terdapat simbol-simbol yang mempunyai makna luhur dan mendalam. </p>
<p dir="ltr"><i><b>Gundul</b></i> dalam bahasa Jawa itu sama dengan kepala plontos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Sedangkan rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Jadi <i><b>gundul</b></i> adalah kehormatan tanpa mahkota.</p>
<p dir="ltr">Kemudian <i><b>pacul</b></i> adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi bentuknya segi empat. Jadi <i><b>pacul</b></i> adalah lambang <i><b>kawula alit</b></i> (rakyat) yang sebagian besar petani.</p>
<p dir="ltr"><b><i>Gundul Pacul</i></b> maknanya adalah seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.</p>
<p dir="ltr">Orang Jawa juga mengatakan pacul itu <i><b>Papat Kang Ucul</b></i>. Artinya kemuliaan seseorang tergantung empat hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga, dan mulutnya? Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat (masyarakat). Telinga digunakan untuk mendengar nasihat. Hidung digunakan untuk mencium wewangian (kebaikan). Mulut digunakan untuk berkata adil. Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. </p>
<p dir="ltr"><i><b>Gembelengan</b></i> maknanya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya. Jika orang yang kepalanya sudah kehilangan empat indera itu mengakibatkan <i><b>gembelengan</b></i> (congkak/sombong).</p>
<p dir="ltr">Lanjutan lagunyanya begini, <i><b>Nyunggi-nyunggi wakul</b></i> (menjunjung amanah rakyat (masyarakat) jangan <i><b>gembelengan</b></i> (sombong hati). Sebab jika sombong akhirnya wakul <i><b>glimpang</b></i> (amanah jatuh tak bisa dipertahankan). Kemudian bisa <i><b>segane dadi sak latar</b></i> (berantakan sia-sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat (masyarakat).</p><p dir="ltr">Intinya di dalam syair lagu <i><b>Gundul-gundul Pacul</b></i> ini, kita selalu diingatkan untuk berhati-hati dan amanah ketika menjadi pemimpin. Pemimpin apapun. Sebab sejatinya kita ini semuanya pemimpin. Setidaknya bagi diri sendiri. </p><p dir="ltr">Nah, kalau kamu jadi ketua kelas jaga amanah dan tidak boleh sombong anakku. </p>
<p dir="ltr">Sambil memeluk si kecil matanya tampak kelap kelip. </p>
<p dir="ltr">"Ngantuk Bapaaaak."</p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-18078995690642432642022-01-09T12:08:00.001+07:002022-02-25T21:43:41.186+07:00Kemarin Lusa, Cerita Mbah Guru<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg4X1I7Bga2yklsvfeTfMMReuarMjT0YrP1eH-Osu9ZLg_ojdia5xZEd6H4IxeIVJRTzA8PnEvyk8pG9R04BkEKRjLI-VnpVMeJrtAZKSIXDuzFDZfibfNOp_U5mVucHot5Z-9l8j4QtLN/s1600/1641704914713814-0.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg4X1I7Bga2yklsvfeTfMMReuarMjT0YrP1eH-Osu9ZLg_ojdia5xZEd6H4IxeIVJRTzA8PnEvyk8pG9R04BkEKRjLI-VnpVMeJrtAZKSIXDuzFDZfibfNOp_U5mVucHot5Z-9l8j4QtLN/s1600/1641704914713814-0.png" width="400" />
</a>
</div>Kemarin lusa bagi saya benar-benar "Turnamen" ajang silaturahmi. Bagaimana tidak? Teman seperjuangan, para senior dunia pendidikan berkumpul jadi satu. Turnamen bukan tujuan utama bagiku. Tapi canda tawa, bercerita dan berbagi pengalaman menjadi topik paling menarik. <br /></div><div><br /></div><div>Setiap kaki melangkah menyerupai semut. Berjabat tangan, tegur sapa, tanya kabar baik masing-masing. </div><div><br /></div><div>Saat bertemu Mbah Guru, beliau memelukku seperti ayah dan anak yang lama tak pulang. </div><div>Rasa haru biru seketika menyerang otak kananku. Sementara sisi otak kiriku mulai mengembara pada cerita kerjasama yang dulu pernah kita kerjakan bersama.</div><div><br /></div><div>Menurutku, Mbah Guru masih sangat semangat, masih kuat mengangkat raket untuk mempecundangi lawan main. Aku lihat raut mukanya masih tampak muda juga. </div><div><br /></div><div>Tak lama kemudian, Mbah Guru bercerita kalau bulan depan sudah purna tugas. Tentu aku terkaget dan tak percaya. </div><div><br /></div><div>"Mbah, apakah dulu kelahirannya dituakan?" Tanyaku menggoda.</div><div><br /></div><div>"Ya, tidak. Sudah sesuai akta kelahiran sebenarnya. Masa kerjaku itu sudah empat puluh tahun." Jawabnya sambil memeluk pundakku yang agak kurus. </div><div><br /></div><div>Beliau memang menganggapku seperti anaknya. Sebab omku sendiri temannya sejak SMP 1 Bojonegoro. Jadi pembicaraan hangat dan terbuka sudah biasa bagi aku dan Mbah Guru.</div><div><br /></div><div>"Om kamu juga sudah persiapan purna kan?" Mbah balik bertanya.</div><div><br /></div><div>Hanya aku jawab dengan senyum 😁.</div><div><br /></div><div>"Kalau sudah purna tugas apa akan ikut jadi dosen-dosen begitu, Mbah?" </div><div>Tanyaku memantiknya. </div><div><br /></div><div>"Ya, tidak. Pemerintah sudah memberi perintah pensiun itu artinya disuruh istirahat menikmati hari tua. Orang kalau sudah tua itu sebaiknya membebaskan diri untuk urusan mengumpulkan harta dunia." </div><div>Jawabnya menasehatiku. </div><div><br /></div><div>Tak lama menjawab. Temannya Mbah Guru yang sudah purna beberapa bulan menyalami kami berdua. Sambil tanya kabar dan bercerita. </div><div><br /></div><div>Sayang belum lama kami ngobrol sambil memberi nasihat dan motivasi kepadaku. Temannya Mbah Guru mohon pamit. Ada tamu yang menunggu kunci rumahnya yang di kota dua-duanya disewa orang katanya. Setelah pamit. Spontan saja candaku sedikit nakal kepada Mbah. </div><div><br /></div><div>"Mbah, pasti punya banyak rumah juga?" </div><div><br /></div><div>Dengan senyumnya yang khas, Mbah Guru mengatakan kalau beliau tidak punya tabungan seperti orang-orang. </div><div><br /></div><div>"Aku itu punyanya tabungan sawah." </div><div><br /></div><div>"Lha, sawah malah lebih banyak Mbah. Setahun bisa panen tiga kali, Mbah."</div><div>Kelakarku sambil tertawa.</div><div><br /></div><div>Mbah Guru bercerita, beliau bersyukur mampu membeli sawah yang lumayan luas. Setahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen palawija. Mbah Guru menambahi ceritanya. Jika musim palawija kemarin menanam kacang hijau modalnya sembilan ratus ribu. Beliau tanam sendiri. Setelah itu tidak beliau siangi rumputnya sampai panen. Katanya Mbah Guru, banyak tetangga sawah yang heran, Kok tidak disiangi rumputnya. Menurut Mbah guru, kacang hijau itu biji buahnya di atas. Sementara rumput di bawah. </div><div><br /></div><div>Kali ini aku tidak terkejut. Mbah Guru memang sedikit slengean. Bertani pun dibuatnya santai. Namun siapa kira, cerita Mbah Guru, setelah dipanen menggunakan mesin combi masih mendapatkan hasil duapuluh juta. </div><div><br /></div><div>"Apakah nanti akan bertani, Mbah?" Tanyaku menyambung obrolan sedari sebelumnya, seputar purna tugas. </div><div><br /></div><div>Menurut Mbah, bertani itu bisa jadi hiburan. Melihat tanaman hijau hati terasa tenang, asal tidak terlalu memikirkan susahnya. 🤭 Urusan yang mengerjakan kalau mampu ya dikerjakan sendiri. Kalau capek ya menyuruh orang. Gampang kan? Paling penting itu kalau sudah purna ya bermain sama cucu dan beribadah. </div><div><br /></div><div>Masih menurut Mbah Guru, kelirunya orang-orang yang sudah purna baru memulai usaha. Untuk apa lagi katanya.</div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-67143737408293102792021-11-08T20:03:00.012+07:002021-11-08T20:35:45.157+07:00Rokim Itu Namamu<p dir="ltr"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiitWL_IYxKugrW4dpyuwG9l5AqFiMH87JeoVeAF_klmmVJL96I0q0AC2jrJEnFSps8w65RzkvGx8vAGzELZxXTu5NdY5O7QMXRy0BTtEIjymgE1lQ31EKneSUvRTb0PfExh_R-BlEoZewS/w400-h268/1636376619836141-0.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400"></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Kompas.com</td></tr></tbody></table><span style="font-family: "Open Sans"; text-align: justify;">"Mbak, cepat ya, ayam gorengnya!"</span><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;">"Aku setelah magrib dapat undangan dari tetangga."</div></span><p></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Permintaan lelaki muda pada penjual ayam goreng krispi di sebelah pertigaan jalan depan terminal tergesa.</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sambil tersenyum, penjual ayam itu membalas pembeli yang baru saja datang. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Sabar ya, kalau tidak krispi rasanya kurang enak nanti. Bapak itu juga sudah antre dari tadi. Sabar sedikit, ya."</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Anakku menangis, Bu. Minta ayam goreng." Balas lelaki muda itu. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Jadi penjual apapun selain menjaga kwalitas produk juga harus ramah dan luwes sama pelanggan serta harus jujur tentunya. Opiniku singkat pada penjual ayam itu.</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Selain memperhatikan pembeli yang ada di depanku. Pandanganku memperhatikan gerak-gerik dan perkataan polos lelaki yang ada di depanku. Aku seperti mengenalinya. Meski tak mudah mengingat namanya. Aku memastikan pernah dekat dengannya.</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Beberapa menit pandanganku tertuju pada orang yang menuntun motor di seberang jalan. Sepertinya motornya mogok. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Pak, aku bantu dorong motornya?" Lelaki muda itu menawarkan diri untuk membantu orang yang lewat itu. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Orang itu menjawab dengan isyarat. Bibirnya berbisik, telunjuknya menunjuk tangki. Isyarat ini menunjukkan motor orang itu tidak perlu didorong karena masalahnya bahan bakarnya habis. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Setelah itu, tiba-tiba lelaki itu pun menghampiriku. Ternyata dia juga memperhatikanku dari tadi. Tangannya diulurkan padaku. Kata-katanya dibiarkan terlepas polos dan jujur. Dia mencoba menarik ingatanku yang sempat meragu. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Pak, saya muridnya bapak dulu. Rokim. Rokim, Pak. Teman seangkatannya Edi, Wulan, Ani. Ingat kan, Pak?" </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Ternyata untuk mengingat seseorang bisa saja mengingat subjek lain yang bersamaan dengan situasi pada saat itu. Misalnya teman-teman yang terkenal pada saat itu. Semua temannya yang paling pinter dan paling nakal disebutnya. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Benar juga pikiranku dari tadi. Ternyata lelaki itu muridku di SDN Belun dulu. Dulu dia gemar bersih-bersih kelas dan taman. Dia suka menawarkan diri membantu pekerjaan bersih-bersih. Kemampuan akademiknya memang agak lambat. Tapi dia termasuk murid yang sangat hormat dan takzim sama guru. Dia juga tidak pernah membantah perintah guru. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Ingat. Aku ingat. Hanya lupa namanya. Ya, Rokim. Bagaimana kabarnya?" Tanyaku membalasnya. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Anak saya satu, Pak, tapi sering keluar masuk rumah sakit. Itu lho, Pak. Step. Sering step." Rokim menjelaskan kondisi anaknya dengan jelas. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Sekarang?" Tanyaku memperjelas lagi.</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Alhamdulillah sehat, Pak." </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Saya sekarang kalau pagi jualan sayur. Siangnya jasa penggilingan padi keliling. Kadang-kadang juga nyopir sesuai pesanan. Alhamdulillah, Pak. Kerja saya serabutan. Jual beli padi dan jagung juga. Tapi untuk giling padi sudah punya saya sendiri. Truk juga punya sendiri." Rokim menyampaikan dengan jelas kesibukannya. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Alhamdulillah, sukses sekarang. Bersyukur rizkinya melimpah. Oh ya, untuk anakmu selalu siapkan obat penurun panas. Kalau panas kompres pakai air hangat." Jawabku kagum dan sekaligus memberi nasihat.</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kemudian dia balik tanya lagi. "Sekarang masih di Belun, Pak?" </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Aku sudah tidak di Belun lagi." Jawabku singkat. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Tapi sudah diangkat kan, Pak?" Rokim ternyata sudah banyak bertanya. Padahal dulu tidak pernah sama sekali dapat mengajukan pertanyaan. Jawabku 😚. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">"Alhamdulillah."</span></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-49424778652529622282021-10-28T12:28:00.004+07:002021-10-28T12:35:22.680+07:00Merayakan Bulan Bahasa Dengan Sehat<div style="text-align: justify;"><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtBVD-ZIFGkZbOe_4Fx2wq0xMm41Pb1giCKhpVsll1E28R9fau957X9PyD7l_V_YT0CVxWj_lG5w_P8IyL5-clQfeta5QiK-7cWbVe1-2k8MqjSAjnsu94aOovmslEYjqSTDC7lqduoxfA/s1600/1635398929570385-0.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtBVD-ZIFGkZbOe_4Fx2wq0xMm41Pb1giCKhpVsll1E28R9fau957X9PyD7l_V_YT0CVxWj_lG5w_P8IyL5-clQfeta5QiK-7cWbVe1-2k8MqjSAjnsu94aOovmslEYjqSTDC7lqduoxfA/w320-h320/1635398929570385-0.png" width="320" />
</a><span style="font-family: Open Sans;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">
</span></span></div><span style="font-family: Open Sans;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Merayakan itu seakar dengan memestakan
peristiwa penting atau memuliakan. Merayakan Bulan Bahasa sama artinya
memestakan peristiwa bersejarah. Sejarahnya pada saatu itu para pemuda berikrar
bersama menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tepatnya
pada tanggal 28 Oktober 1928. Sehingga saat ini, setiap bulan Oktober
diadakan perayaan Bulan Bahasa dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi dan lingkungan
masing-masing. </span><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Perjalanan bangsa Indonesia ini melewati
lini masa heroisme nan agung. Salah satunya adalah peristiwa Sumpah Pemuda.
Saat itu, para pemuda dari berbagai latar belakang suku, bangsa, agama, dan
daerah bersatu padu, bangkit bersama sehingga tumbuh semangat menggelora
yang dibuktikan dengan berikrar tentang tumpah darah yang satu tanah air
Indonesia, bangsa yang satu bangsa Indonesia, dan bahasa persatuan bahasa
Indonesia.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Sembilan puluh tiga tahun yang lalu
peristiwa bersejarah itu terjadi. Di bawah pundak para pemuda, keberagaman yang
ada disatukan. Mereka menggelorakan semangat juang salah, satunya dengan menjunjung tinggi
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Bulan ini, kita sedang merayakan peristiwa
bersejarah itu dengan memelihara semangat dan meningkatkan peran serta dalam
mengembangkan bahasa Indonesia. Perayaan ini sebagai ungkapan syukur dalam menghargai
dan memuliakan bahasa Indonesia yang sudah dicetuskan oleh para pahlawan muda.
Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan?</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Kadang-kadang di antara kita bingung atau
kehilangan ide cara merayakan Bulan Bahasa. Berikut ini cara-cara yang dapat
dilaksanakan dalam merayakan Bulan Bahasa: (1) mengadakan berbagai lomba
kebahasaan dan kesastraan; (2) pemilhan duta bahasa; (3) bincang bahasa dan
sastra; (4) seminar bahasa dan sastra (5) pelatihan-pelatihan kebahasaan, dan
lainnya. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Selain itu, merayakan bulan bahasa dapat
diwujudkan dengan menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan
diimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ruang-ruang pertemuan
formal menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang utama. Penyampaian
informasi-informasi pada ruang publik dengan mengutamakan penggunaan bahasa
Indonesia. Tentunya dalam menggunakan bahasa Indonesia itu sesuai dengan kaidah yang baik dan benar. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Masyarakat luas juga memiliki peran penting untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Masyarakat dapat mewujudkannya dengan menjunjung tinggi dan memuliakan bahasa Indonesia sebagaimana
dicita-citakan oleh para pemuda terdahulu. Caranya, gunakan bahasa Indonesia
yang sehat dalam bermedia sosial dan hindari informasi bohong (hoaks).
Menggunakan bahasa Indonesia yang sehat artinya menggunakan bahasa yang baik
dan benar serta menghindari bahasa yang mengandung sarkasme, perundungan, dan
merendahkan orang lain yang dapat memicu retaknya jalinan persatuan dan kesatuan
bangsa. Sedangkan menghindari hoaks dapat dilakukan dengan cara membaca
terlebih dahulu informasi yang didapat, memverifikasi kebenaran isi informasi,
dan tidak membagikan informasi yang tidak jelas sumbernya. Sehingga kita
terhindar dari bagian hoaks itu sendiri. </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans"; font-size: 13.5pt;">Mari bersatu, bangkit, dan tumbuh menjadi bangsa yang sehat!</span></p></div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-26837056704418196782021-10-14T09:58:00.002+07:002022-03-08T06:42:25.520+07:00Menyabun Muka Yang Bikin Shine<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Open Sans;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW8NcTSqmpz7MX2FosUqL53vWlCQs66a5Upr6P8fHwFwW2LKQreYssjZpv58rG6HxkZ17h46XWyCgNBNrBHu3v73r7BvS0J26fmc6Q92-J_Y2qo-ZTf8lsS-y23ZL9ZfogQhDtr2MsGF8g/s1080/0001-1492426431_20210518_144324_0000.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW8NcTSqmpz7MX2FosUqL53vWlCQs66a5Upr6P8fHwFwW2LKQreYssjZpv58rG6HxkZ17h46XWyCgNBNrBHu3v73r7BvS0J26fmc6Q92-J_Y2qo-ZTf8lsS-y23ZL9ZfogQhDtr2MsGF8g/w320-h320/0001-1492426431_20210518_144324_0000.png" width="320"></a></span></div><span style="font-family: Open Sans;"><span style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Mengajari anak laki-laki mandi sampai bersih itu tidak gampang. Apalagi untuk anak yang tipe cuek, kepedean, dan aktif. Namun dengan kesabaran dan kecerdikan membuahkan hasil. Setidaknya dalam seminggu ini sudah tampak wajahnya <i>shine </i>dan tidak bolotan lagi. Hahh.</div></span></span></div><p></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Suatu ketika saat si anak mandi, aku katakan, "Dik, menyabun muka dengan tiga puluh tiga kali usapan itu membuat wajah bersinar dan tambah ganteng." Awalnya dengan senyam senyum dicobanya dengan hitungan satu, dua, tiga sampai tiga puluh tiga. Aku sendiri lihatnya agak panik karena napasnya sampai tersengal. Tapi ayah harus tahan lihat yang begini. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Setelah selesai mandi, aku katakan, "lho benarkan kata ayah? Tambah ganteng kan. Untuk meyakinnya ya cari pendukung untuk mengatakan berubah <i>shine</i>. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Rasanya perkataan dan dukungan positif sudah berlalu seminggu. Dan si Anak masih konsisten menyabun muka tiga puluh tiga kali. Afkar, kamu itu ya. Heeem. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kemudian, apakah ada hubungannya dengan pengajaran bagi orang dewasa dengan pengajaran terhadap anak yang seperti ilustrasi tersebut? Bisa juga ada. Meskipun orang dewasa tidak seperti ilustrasi tersebut. Kadang-kadang orang dewasa juga memerlukan pengajaran apalagi dalam sebuah institusi. Pembedanya pedagogis dan andragogis. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Menurut Knowles (Halim malik, 2015) terdapat empat asumsi utama yang membedakan antara pedagogis dan andragogis, yaitu: (1) perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa membutuhkan kebebasan lebih bersifat pengarahan diri; (2) perbedaan pengalaman, orang-orang dewasa lebih mengumpulkan pengalaman; (3) kesiapan belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang masalah yang mereka hadapi dan anggap relevan; (4) perbedaan orientasi ke arah kegiatan pembelajaran, orang dewasa orientasinya berpusat pada masalah. </span></p><p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Dalam sumber yang lain, Knowles (wikipedia, 2021) menyatakan bahwa dalam andragogis terdapat empat postulat sederhana, yaitu (1) orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi; (2) pengalaman menjadi dasar untuk aktivitas belajar (termasuk pengalaman salah); (3) orang dewasa paling berminat belajar yang relevan dengan pekerjaan atau kehidupan pribadi; (4) belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding dengan kontennya.</span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sebuah <i>best practise </i>yang dilaksanakan di SD Negeri Klino V dengan tema parade guru memberikan gambaran sederhana. Bahwa sekelompok orang-orang dewasa dilibatkan dalam sebuah perencanaan dan refleksi. Mereka diajak berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi. Bagi yang memerlukan bantuan diberikan <i>choaching</i> dan <i>mentoring.</i> Hasilnya terjadinya peningkatan kapasitas guru-guru hal ini menunjukkan telah terjadi pembelajaran yang ditandai adanya perubahan. </span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Semoga wajah SD Negeri Klino V akan shine pada saat selesainya <i>best practise</i> itu. Karena sampai saat ini, <i>best practise </i>itu masih proses dan perlu dukungan yang positif. Artinya kesimpulan ini bersifat sementara sampai pada proses saat ini. <br></span></p>
<p dir="ltr"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Daftar Pustaka</span></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;">Malik, Halim (2015). <i>Teori Belajar Andragogi dan Penerapannya. (Online) </i><span style="text-align: left;">https://www.kompasiana.com/unik/55008878a33311ef6f511659/teori-belajar-andragogi-dan-penerapannya</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><i><br></i></span></div><div style="text-align: justify;">...(2021) <i>Andragogi. </i> (online) <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi">http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi</a></div></span><p></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-814048962563777172021-08-12T10:32:00.005+07:002022-03-13T13:05:42.225+07:00Mengembangkan Dokumen Kurikulum <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWivyMb3rHEdxsmjlYJPgAhOhBxF2fJCsDusDxaVJFlyW7DAVFITBnaps6Gx26bUMFhyphenhyphenBbc7qSSnF_iY9IBTHTXtegVl0Jrh4lkkUJX4m45hNcFVCw0zUXeZesXvip4d-tqt-H6VKAEV2m/s1600/1628739147822886-0.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<span style="font-family: Open Sans;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWivyMb3rHEdxsmjlYJPgAhOhBxF2fJCsDusDxaVJFlyW7DAVFITBnaps6Gx26bUMFhyphenhyphenBbc7qSSnF_iY9IBTHTXtegVl0Jrh4lkkUJX4m45hNcFVCw0zUXeZesXvip4d-tqt-H6VKAEV2m/s1600/1628739147822886-0.png" width="400">
</span></a><span style="font-family: Open Sans;">
</span></div><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;">Kali ini, saya ingin menyapa Kepala Sekolah di seluruh Indonesia. Apa kabar Bapak/Ibu? Semoga selalu dikaruniai kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas dan amanat sebagai pemimpin satuan pendidikan. </div></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sampai saat ini, saya masih mendapati beberapa pertanyaan terkait dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal yang wajar karena beragamnya informasi yang diterima oleh Kepala Sekolah. Menurut hemat saya seperti ini menarik karena memperkaya pemahaman pemikiran Bapak/Ibu Kepala Sekolah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Baiklah, karena KTSP masih menjadi topik pembicaraan maka fokus permasalahan yang perlu kita cari jawabannya adalah:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><span>Apakah yang dimaksud KTSP?</span></span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Bagaimana Kepala Sekolah mengembangkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku?</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan KTSP?</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Apa saja komponen KTSP?</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Kapan Kepala Sekolah dan pendidik mengembangkan KTSP?</span></li></ol><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><span></span></span></p><a name="more"></a><span style="font-family: Open Sans;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Berdasarkan permasalahan tersebut, maka </span><span style="font-family: Open Sans;">yang dimaksud dengan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di </span><span style="font-family: "Open Sans";">masing-masing satuan pendidikan. Operasional maksudnya bersifat operasi. Selanjutnya satuan pendidikan adalah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, dan MA/MAK. </span></div></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan </span><span style="font-family: "Open Sans";">pendidikan. Dalam mengembangkan KTSP mengacu pada SNP dan Kurikulum 2013. Pengembangannya memperhatikan acuan konseptual, prinsip pengembangan, dan prosedur operasional. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Acuan konseptual sedikitnya meliputi: (</span><span style="font-family: "Open Sans";">a) peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia; </span><span style="font-family: Open Sans;">(b) toleransi dan kerukunan umat beragama; </span><span style="font-family: Open Sans;">(c) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; </span><span style="font-family: Open Sans;">(d) peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan </span><span style="font-family: "Open Sans";">tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; </span><span style="font-family: Open Sans;">(e) kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu; </span><span style="font-family: Open Sans;">(f) kebutuhan kompetensi masa depan; </span><span style="font-family: Open Sans;">(g) tuntutan dunia kerja; </span><span style="font-family: Open Sans;">(h) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; </span><span style="font-family: Open Sans;">(i) keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan; </span><span style="font-family: Open Sans;">(j) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; </span><span style="font-family: Open Sans;">(k) dinamika perkembangan global; dan </span><span style="font-family: "Open Sans";">(l) karakteristik satuan pendidikan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Sementara prinsip pengembangan KTSP meliputi </span><span style="font-family: Open Sans;">(a) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan </span><span style="font-family: "Open Sans";">peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan </span><span style="font-family: "Open Sans";">datang; </span><span style="font-family: "Open Sans";">(b) belajar sepanjang hayat; dan </span><span style="font-family: "Open Sans";">(c) menyeluruh dan berkesinambungan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Selanjutnya untuk p</span><span style="font-family: Open Sans;">rosedur operasional pengembangan KTSP paling </span><span style="font-family: "Open Sans";">sedikit meliputi: </span><span style="font-family: Open Sans;">(a) analisis; </span><span style="font-family: "Open Sans";">(b) penyusunan; </span><span style="font-family: "Open Sans";">(c) penetapan; dan </span><span style="font-family: "Open Sans";">(d) pengesahan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Hal-hal yang dianalisis antara lain: </span><span style="font-family: Open Sans;">(a) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai </span><span style="font-family: "Open Sans";">Kurikulum; </span><span style="font-family: Open Sans;">(b) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; </span><span style="font-family: "Open Sans";">dan </span><span style="font-family: "Open Sans";">(c) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Penyusunan KTSP mencakup: </span><span style="font-family: Open Sans;">(a) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; </span><span style="font-family: Open Sans;">(b) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan; </span><span style="font-family: Open Sans;">(c) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik </span><span style="font-family: "Open Sans";">tingkat kelas; </span><span style="font-family: Open Sans;">(d) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan; </span><span style="font-family: Open Sans;">(e) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan </span><span style="font-family: Open Sans;">(f) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan </span><span style="font-family: "Open Sans";">pembelajaran.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Penetapan KTSP dilakukan kepala </span><span style="font-family: "Open Sans";">sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan </span><span style="font-family: "Open Sans";">pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pengesahan KTSP dilakukan oleh </span><span style="font-family: "Open Sans";">pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Untuk jenjang SD dan SMP dinas pendidikan kabupaten. MI, MTS, MA, MAK kantor kementerian agama. Sedangkan SMA/SMK cabang dinas pendidikan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pengembangan KTSP dilakukan oleh tim pengembang KTSP. Pengembangan KTSP di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan </span><span style="font-family: "Open Sans";">atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai </span><span style="font-family: "Open Sans";">dengan kewenangan masing-masing. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";">Pelaksanaan KTSP sepenuhnya merupakan tanggung jawab satuan pendidikan. Maka kepala sekolah dan pendidik menjadi pihak yang terlibat langsung keterlaksanaan KTSP tersebut. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Komponen KTSP meliputi 3 dokumen. Dokumen 1 yang disebut dengan </span><span style="font-family: "Open Sans";">Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, </span><span style="font-family: "Open Sans";">pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 yang </span><span style="font-family: "Open Sans";">disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus dan dokumen 3 yang disebut </span><span style="font-family: "Open Sans";">dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang </span><span style="font-family: "Open Sans";">disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di </span><span style="font-family: "Open Sans";">lingkungan belajar. Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab </span><span style="font-family: "Open Sans";">kepala sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi </span><span style="font-family: "Open Sans";">tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II KTSP sudah </span><span style="font-family: "Open Sans";">disusun oleh Pemerintah. Namun untuk kurikulum darurat Buku II belum disusun oleh Pemerntah, maka sekolah dapat menyusun buku II secara mandiri. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Waktu yang tepat penyusunan KTSP adalah sebelum tahun ajaran baru dimulai. Hal ini karena KTSP sebagai pedoman operasional pembelajaran di satuan pendidikan. Jadi sebelum tahun ajaran baru setiap satuan pendidikan hendaknya telah melaksanakan kegiatan pengembangan dan penyusunan KTSP. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Demikian ulasan singkat saya, semoga bermanfaat. </span></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-13053224391259584532021-04-21T23:04:00.002+07:002021-04-22T04:19:08.068+07:00Susunan POS Ujian Satuan Pendidikan<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1qq3EGscOubupZG0DcunaJNthsWbG4L1vak9b8jGaVw0B62tASZXmcPiAUrHeNpsT1SbL1Ph_Tle11MIZXnxsqsKUjwznbljjXwGn0Sp5T3M3tKI_WqYdIvnCTcazfbNkDbGiCCf1go61/s2048/Kuning+Ruang+Kelas+Kutipan+Sekolah+Poster.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1448" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1qq3EGscOubupZG0DcunaJNthsWbG4L1vak9b8jGaVw0B62tASZXmcPiAUrHeNpsT1SbL1Ph_Tle11MIZXnxsqsKUjwznbljjXwGn0Sp5T3M3tKI_WqYdIvnCTcazfbNkDbGiCCf1go61/w283-h400/Kuning+Ruang+Kelas+Kutipan+Sekolah+Poster.jpg" width="283"></a></div>Baru-baru ini di beberapa grup WA, ada teman menanyakan tentang POS Ujian Satuan Pendidikan (USP). Pertanyaan seperti ini biasanya mengandung umpan. Sebab biasanya ada yang cepat menyambar. Sayangnya pengaruh puasa 10 hari pertama agak lelet sehingga umpan menjadi kurang menggairahkan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Open Sans";"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sementara awal puasa ini ritme kerja sedikit berkurang, maka saya membuat tulisan buram POS USP. Ancangan sederhana POS USP ini, saya tulis menjadi sebelas BAB. BAB dimulai dari pendahuluan, isi, dan penutup. Secara keseluruhan dalam POS ini menunjukkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan USP. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Sebenarnya banyak teman-teman yang sudah menyusun POS USP tetapi disimpan rapi di laptop sendiri. Sementara jika ada teman yang sekadar ingin memperkaya cara menyusun POS USP silakan mampir ke tulisan saya ini. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Teman-teman yang telah membaca tentu menemukan sesuatu yang kurang maka boleh ditambahkan sendiri. Namun bila setelahnya mendapatkan sesuatu yang diperlukan boleh juga digunakan. Mudah bukan jika mau membanding-bandingkan? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Pembaca yang baik tidak sekadar tahu, tetapi menemukan sesuatu yang berbeda. Coba buat dalam bentuk yang berbeda! Pasti lebih luar biasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Open Sans;">Silakah unduh <a href="https://is.gd/c14Ccq">https://is.gd/c14Ccq</a></span></div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-10931787101245995982021-03-22T00:57:00.012+07:002022-03-07T15:22:20.922+07:00Mulai Dari Berpikir<p><b style="text-align: justify;"><span style="color: #674ea7; font-family: "Bookman Old Style";"></span></b></p><b style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeN_Y_7eWgnHBLxUPgRhCAs5hQPnSgCgRYg9Tj9wvgypwzOIsuvvxkYbA_RMUw8uj2vycQTtVROghaEVZ8cXV68QfvnWjaE2vN2oRsZIGiKk0sx0Qqydbqj-9Hafubrc1PzyexUbzfjDT7/s1600/1616349752969481-0.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: left;">
<img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeN_Y_7eWgnHBLxUPgRhCAs5hQPnSgCgRYg9Tj9wvgypwzOIsuvvxkYbA_RMUw8uj2vycQTtVROghaEVZ8cXV68QfvnWjaE2vN2oRsZIGiKk0sx0Qqydbqj-9Hafubrc1PzyexUbzfjDT7/w400-h400/1616349752969481-0.png" width="400" />
</a>
</div><span style="color: #351c75; font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #351c75; font-family: georgia;"></span></b></div></span></b><p style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;"><span style="color: #351c75; font-family: georgia;"></span></span></p><blockquote style="color: #351c75; font-family: georgia; font-weight: bold;"></blockquote><p></p><p style="text-align: left;"><b></b></p><p style="text-align: left;"><b><span style="font-family: georgia;"></span></b></p><blockquote><b><span style="font-family: georgia;">Apa kabar guru hebat? Semoga kalian, tanpa kecuali, sehat dan bahagia. Saat ini, saya ingin mengajak teman-teman tamasya dan sedikit berpikir. Mari bersenang -senang dengan tradisi lama yang terbarukan.</span></b></blockquote><p></p><p></p><p></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 40,0000pt; margin-right: 72,0000pt; mso-char-indent-count: 0,0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 4,0000gd; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Kita mulai dari berpikir yaitu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Menurut Dewey (1859 – 1952) berpikir merupakan aktivitas psikologis ketika terjadi situasi keraguan. Sementara Vygotsky (1896 – 1934) lebih mengaitkan berpikir dengan proses mental. </span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Meskipun kedua tokoh tersebut memiliki pandangan yang berbeda, secara umum para tokoh pemikir bersetuju bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang ketika dihadapkan pada situasi atau suatu permasalahan yang harus dipecahkan. Berpikir selalu berkaitan dengan proses menjelajah gagasan, mencoba berbagai kemungkinan atau alternatif - alternatif yang bervariasi, dan dapat menemukan penyelesaikan. </span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Secara umum proses berpikir yang diacu dalam dunia pendidikan adalah taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001). Taksonomi Bloom yang direvisi tersebut dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu:</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">C 1 = mengingat (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">remembering </span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">)</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">C 2 = memahami (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">understanding</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">)</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">C 3 = menerapkan (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">applying</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">)</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">C 4 = menganalisis (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">analyzing</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">)</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">C 5 = mengevaluasi (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">evaluating</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">)</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">C 6 = mengkreasi (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">creating</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">)</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Mengingat (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">remembering</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">) merupakan level proses berpikir paling rendah. Hal ini karena mengingat hanyalah memanggil kembali kognisi yang sudah ada dalam memori. Memahami (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">understanding</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">) satu level lebih tinggi dibandingkan dengan mengingat. Seseorang yang memahami sesuatu akan mampu menggunakan ingatannya untuk membuat deskripsi, menjelaskan, atau memberikan contoh terkait sesuatu tersebut. Jika seseorang yang telah memahami sesuatu mampu melakukan kembali hal-hal yang dipahaminya pada situasi yang baru atau situasi yang berbeda, orang tersebut telah mencapai level berpikir aplikasi (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">applying</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">). </span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36,0000pt; margin-right: 36,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="color: #351c75; font-family: "Bookman Old Style";"></span></b></p><blockquote style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b><span style="color: #351c75;">Orang yang memiliki kemampuan menerapkan belum tentu mampu menyelesaikan masalah (</span></b><b><i><span style="color: #351c75;">problem solving</span></i></b><b><span style="color: #351c75;">). Kemampuan menerapkan masih cenderung hanya mengulangi proses yang sudah pernah dilakukan (rutin), sementara permasalahan bisa jadi selalu berbeda dan umumnya tidak dapat diselesaikan dengan cara yang sama (nonrutin). </span></b></span></blockquote><b><span style="color: #351c75; font-family: "Bookman Old Style";"></span></b><b><span style="color: #351c75; font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></b><p></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Penyelesaian masalah sesungguhnya berkaitan dengan hal-hal yang nonrutin. Untuk maksud itu, penyelesaian masalah memerlukan level berpikir yang lebih tinggi dari mengingat, memahami, dan menerapkan. Level berpikir inilah yang disebut berpikir tingkat tinggi. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"> </span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Anderson dan Krathwohl mengategorikan kemampuan proses menganalisis (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">analyzing</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">), mengevaluasi (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">evaluating</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">), dan mencipta (</span><i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">creating</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style";">) termasuk berpikir tingkat tinggi. Menganalisis adalah kemampuan menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil sehingga diperoleh makna yang lebih dalam. Menganalisis dalam taksonomi Bloom yang direvisi ini juga termasuk kemampuan mengorganisir dan menghubungkan antarbagian sehingga diperoleh makna yang lebih komprehensif. Apabila kemampuan menganalisis tersebut berujung pada proses berpikir kritis sehingga seseorang mampu mengambil keputusan dengan tepat, orang tersebut telah mencapai level berpikir mengevaluasi. Melalui kegiatan evaluasi, seseorang mampu menemukan kekurangan dan kelebihan. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan tersebut akhirnya dihasilkan ide atau gagasan-gagasan baru atau berbeda dari yang sudah ada. Ketika seseorang mampu menghasilkan ide atau gagasan baru atau berbeda itulah level berpikirnya disebut level berpikir mencipta. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36,0000pt; margin-right: 36,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="color: #351c75; font-family: "Bookman Old Style";"></span></b></p><blockquote style="text-align: justify;"><b><span style="color: #351c75; font-family: georgia;">Seseorang yang tajam analisisnya, mampu mengevaluasi dan mengambil keputusan dengan tepat, serta selalu melahirkan ide atau gagasan-gagasan baru. Oleh karena itu, orang tersebut berpeluang besar mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. </span></b></blockquote><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span><p></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Berikut anggitan soal yang berorientasi berpikir tingkat tinggi. Tema kegiatanku. Sub tema kegiatan malam hari. Untuk siswa kelas 1 SD.</span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Bacalah teks berikut ini!</span></b></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Setiap anak harus mengikuti aturan orang tua. Salah satunya aturannya pada malam hari anak harus di rumah. Aturan di rumah dilakukan untuk kebaikan keluarga. Jika anggota keluarga berlaku tertib, rumah akan terasa nyaman. Rumah adalah tempat tinggal kita. Rumah tempat kita beristirahat.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 5,0000pt; margin-left: 36,0000pt; margin-top: 5,0000pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: -18,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Bookman Old Style";">1. </span><!--[endif]--><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Apa yang terjadi jika ada anggota keluarga tidak menaati aturan di rumah?</span><span style="font-family: 'Bookman Old Style'; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 5,0000pt; margin-left: 36,0000pt; margin-top: 5,0000pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: -18,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Bookman Old Style";">2. </span><!--[endif]--><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Apa yang harus dilakukan anak jika ke luar rumah pada malam hari?</span><span style="font-family: 'Bookman Old Style'; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 5,0000pt; margin-left: 36,0000pt; margin-top: 5,0000pt; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: -18,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Bookman Old Style";">3. </span><!--[endif]--><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Tuliskan satu aturan di rumahmu! </span><span style="font-family: 'Bookman Old Style'; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0,0000pt; mso-pagination: widow-orphan; text-align: justify; text-indent: 0,0000pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Bookman Old Style";">Bagaimana jika anak-anak Indonesia dibiasakan dengan soal-soal yang seperti ini? Tentu teman-teman guru yang harus berpikir berkali lipat untuk membiasakan diri terlebih dahulu. Bolehlah bersenang-senang dengan tradisi lama, tapi tetap terbarukan. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style";"><o:p></o:p></span></p>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-10954599659972409462021-03-03T13:15:00.002+07:002021-03-03T19:05:30.179+07:00Pantun Tematik "Mendidik Lewat Kata"<!--StartFragment-->
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US"></span></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEishhQqdHKW9g7wM_H4jjHNiiW9e0__F07m81wu22NUoZXi0T7iyvJbGmRjYLY5WayGs7BJ5Bkrv2urorTChThGlq1MTEilTsJ9nB8lw9I0zQeXEVJfIQtCACXHNLz9o-oUoNp4W3xL6l88/s1600/1614752754784505-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEishhQqdHKW9g7wM_H4jjHNiiW9e0__F07m81wu22NUoZXi0T7iyvJbGmRjYLY5WayGs7BJ5Bkrv2urorTChThGlq1MTEilTsJ9nB8lw9I0zQeXEVJfIQtCACXHNLz9o-oUoNp4W3xL6l88/s1600/1614752754784505-0.png" width="400">
</a>
</b></div><b>Hidup Bersih dan Sehat<o:p></o:p></b><p></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">1
<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Pagi-pagi bangun tidur<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jangan lupa gosok gigi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Makan buah dan sayur<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Badan sehat dan berisi</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">2<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Buanglah sampah ke tong sampah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jangan dibuang sembarangan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Bila rumah bersih dan indah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jadi riang dan menyenangkan</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">3<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Berdoalah sebelum makan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jangan lupa cuci tangan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jadi siswa ringan tangan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Suka membantu dengan senang<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">4<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jalan-jalan
ke Pasar Blora<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Membeli
lauk ikan tengiri<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Bila
makan jangan bersuara<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kalau
tak ingin tersendak duri</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">5<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Ada tata tertib di keluarga<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Haruslah selalu adik taati<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Dengarkan nasihat orang
tua<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jadilah anak yang berbakti</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">6<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Bila
belajar bersama teman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Hati
senang dan gembira<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Anak
pintar dan budiman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Rajin
membaca dan berdoa <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">7<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Gerobak
sampah seperti pedati<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Dibawa
petugas keliling kota<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Gerakkan
dua tangan dan kaki<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Supaya
badan sehat kuat ototnya</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">8<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Rambut
hitam berkepang dua<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Keramas
dua hari sekali<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Berangkat
sekolah riang gembira<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Anak
cerdas menawan hati</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">9<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Keranjang
sampah dibawa berlari<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Buang
sampah jangan sembarangan <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Petugas
piket tertib setiap hari<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kelas
bersih indah menyenangkan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">10<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Di
kebun sekolah banyak buah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Disiram
siswa setiap pagi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Tak
ingin gundah gelisah <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Tekunlah
berbenah diri sendiri</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">11<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Barang
bekas tiada guna<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kuburlah
di dalam tanah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kalau
rajin bersih-bersih semua<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Akan
terhindar demam berdarah</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">12<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jalan sehat bersama-sama<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Terlihat
indah menyenangkan hati<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Badan
sehat hati gembira<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Belajar
mudah dan berprestasi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">13<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Laskar anak sedang bercerita<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Menolong sesama tanpa beda<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Hilangnya sukar dan derita<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jika giat mencoba dan berusaha</span></p>
<p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US">14</span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Bangun datar persegi empat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Seperti dinding kamar
mandi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Anak pintar membaca cepat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Rajin membaca sehari-hari </span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><br></span></p>
<!--EndFragment-->Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia-7.3328576 111.9075351-35.643091436178842 76.7512851 20.977376236178845 147.06378510000002tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-6455864810353608292020-08-09T06:36:00.001+07:002020-08-09T06:50:14.842+07:00Kenali Gaya Belajar Anakmu!<blockquote style="text-align: justify;"><i><b><font color="#3d85c6" face="georgia"><div class="separator" style="clear: both;"><i><b><font color="#3d85c6" face="georgia"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLb5je3YC_yT5mQ-lL4et29NnC0wNevKfjIKYN5fzbC2vGIxmDpzz1F8H-TOZgWdmKyJU0e-U-Kg_x9DQCOUzZWqE8NmmCqpWzaIHBwBjU3bftcXYXRRk-Ekrt1egb-r4P3OVgkadHub5i/s1600/1596929797806708-0.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="Dokpri" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLb5je3YC_yT5mQ-lL4et29NnC0wNevKfjIKYN5fzbC2vGIxmDpzz1F8H-TOZgWdmKyJU0e-U-Kg_x9DQCOUzZWqE8NmmCqpWzaIHBwBjU3bftcXYXRRk-Ekrt1egb-r4P3OVgkadHub5i/w320-h240/1596929797806708-0.png" width="320">
</a>
</div>Gaya belajar sepertinya bukan hal yang baru bagi insan pendidikan. Namun masih relevan untuk kita ulas kembali. Apalagi dalam situasi belajar dari rumah (BDR). Terlebih bagi para orang tua yang mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan para guru juga perlu mengingat kembali pentingnya mengetahui gaya belajar peserta didik. </font></b></i></div></font></b></i></blockquote><div style="text-align: justify;">Pandemi covid-19 ini sepertinya membuka mata banyak pihak. Para orang tua yang sebelumnya "mungkin jarang" menemani anak-anaknya belajar di rumah karena sibuk bekerja. Saat ini menjadi kewajiban orang tua meluangkan waktu mendampingi anak-anaknya belajar. Begitu juga dengan para guru yang kurang memanfaatkan teknologi informasi. Saat ini juga para guru harus terbiasa dengan komputer jinjing dan gawai setiap hari untuk menyiapkan pembelajaran dan media yang akan digunakan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><div>Saat ini, hal yang harus kita sadari bersama adalah proses belajar tidak boleh berhenti. Anak-anak tetap belajar meskipun dalam situasi dan kondisi darurat seperti saat ini. Para guru wajib mengupayakan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Para orang tua juga hendaknya semakin peduli dengan anak-anaknya. </div><div><br></div></div><div style="text-align: justify;">Faktanya keluhan demi keluhan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya belajar di rumah bermunculan di media sosial. Ada juga tanggapan sumbing Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait banyaknya tugas-tugas yang diberikan guru kepada peserta didiknya. Hal ini, menunjukkan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran selama ini. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Para guru tidak boleh membiarkan permasalahan-permasalahan pembelajaran berlarut lagi. Permasalahan tersebut dapat disebabkan ketidaktepatan para guru dalam mengelola gaya belajar peserta didik. Juga, ketidakmengertian para orang tua terhadap gaya belajar anak-anaknya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kita sudah mafhum, anak-anak sebagai peserta didik memiliki keunikan tersendiri. Mereka berbeda dengan orang dewasa. Antaranak pun berbeda satu dengan lainnya, termasuk gaya belajarnya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Setiap anak memiliki gaya belajar beragam. Ada anak yang memiliki satu gaya belajar yang menonjol. Ada juga anak yang memiliki dua gaya belajar yang menonjol. Bahkan ada yang memiliki tiga gaya belajar yang sama-sama dominan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Terkadang sebagian dari guru masih kesulitan mengetahui gaya belajar peserta didik. Sehingga belum memanfaatkannya untuk menyusun persiapan pembelajaran dan membuat media pembelajaran yang sesuai. Padahal, jika para guru memanfaatkan dengan baik dapat membantu efetivitas pembelajaran. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Demikian juga para orang tua yang "marah-marah" pada saat mendampingi anak-anaknya belajar. Kemungkinan mereka memaksakan anak-anaknya "paham" lebih cepat pada materi pelajaran. Padalah cara yang disampaikan tidak sesuai dengan gaya belajar anak-anaknya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa cara untuk mengetahui gaya belajar peserta didik atau anak-anak. Salah satunya dengan mengamatinya saat belajar baik di kelas maupun di rumah. Kemudian gunakan pernyataan-pernyataan berikut ini dengan menjawab <b><i>Ya</i></b> jika sesuai dan <b><i>Tidak</i></b> jika tidak tampak. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #6fa8dc;"><i><br></i></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #6fa8dc;"><i>Gaya Belajar Visual</i></span></b></div><div style="text-align: justify;"><blockquote></blockquote><ol><li><i>Selalu duduk tegak dan melihat lurus ke depan atau matanya memandang ke atas saat menerima informasi (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Jika berbicara terkadang cepat (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Tidak terganggu oleh suara yang ribut saat belajar (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih suka mendemonstrasikan daripada menjelaskan (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Tertarik seni, seperti lukis, pahat, gambar daripada seni musik (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih mudah ingat dengan melihat (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih suka membaca (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Tahu apa yang harus dikatakan tapi tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Sering lupa jika harus menyampaikan pesan secara verbal (Ya/Tidak)</i></li></ol><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote></blockquote></blockquote><blockquote><div style="text-align: justify;"></div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i><br></i></div><b><span style="color: #6fa8dc;"><i>Gaya Belajar Auditory</i></span></b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><i>Mudah ingat dari apa yang didengar dan didiskusikan (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Senang dibacakan atau mendengarkan (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Senang membaca dengan suara keras (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih suka humor lisan dibanding baca buku (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Menyenangi seni musik (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Tak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih suka menulis kembali sesuatu (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Pandai bercerita (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Senang diskusi dan bicara panjang lebar (Ya/Tidak)</i></li></ol><i><br></i></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #6fa8dc;"><i>Gaya Belajar Kinestetik</i></span></b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><i>Lebih banyak menggunakan bahasa tubuh (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Ketika membaca menunjuk kata-kata dengan jari tangan (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Belajar melalui praktik langsung atau dengan manipulasi (trik peraga) (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Menanggapi perhatian fisik (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih menyukai kegiatan permainan yang menyibukkan fisik (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Kalau menghafal sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Banyak gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik (Ya/Tidak)</i></li><li><i>Lebih sulit duduk diam dan menatap saat proses mengajar (Ya/Tidak)</i></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Setelah memperoleh hasil pengamatan dan jawaban pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan gaya belajar setiap peserta didik atau anak-anak. Nah, tentu berbeda bukan? Jika ya, maka para guru dan orang tua harus menyesuaikan proses dan media pembelajaran yang akan digunakan.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Semakin sesuai proses dan media pembelajaran yang digunakan maka semakin efektif ketercapaian hasil belajar peserta didik atau anak-anak. Para guru tidak lagi tertunduk lesu karena hasil belajar peserta didiknya rendah. Demikian halnya para orang tua, tidak lagi marah-marah karena anaknya lambat memahami pelajaran. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Mulailah kenali gaya belajar peserta didikmu dan atau anak-anakmu!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">(Azam)</div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4736779451690772744.post-36848014730172445032020-07-22T16:20:00.011+07:002020-07-22T19:40:13.871+07:00Peluangmu (Guru), Jangan Kau Abaikan!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; font-family: georgia; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBZpdziqMTxQZNwGDksK6stw41s5NTF5CETO3a3_mQphPyUYvdLerMEr7OueXe9z8_h0cVTrYkCaOrJl9yS1VOyS-mLYu4iPMDZuAX7Ex58ywdtM0ETY4wnjC9xIGuDQJClMvRa9WUP3sx/s701/swot.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="317" data-original-width="701" height="145" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBZpdziqMTxQZNwGDksK6stw41s5NTF5CETO3a3_mQphPyUYvdLerMEr7OueXe9z8_h0cVTrYkCaOrJl9yS1VOyS-mLYu4iPMDZuAX7Ex58ywdtM0ETY4wnjC9xIGuDQJClMvRa9WUP3sx/w320-h145/swot.jpg" title="Dokumen Pribadi" width="320" /></a></div><blockquote style="text-align: left;"><b><font color="#351c75" face="georgia">Semalam dapat pesan masuk yang membuat saya domblong. Isinya permohonan solusi, trik, strategi melaksanakan pembelajaran dari rumah.<i> </i></font></b></blockquote></div><div style="text-align: justify;"><i><font face="georgia"><br /></font></i></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><i>Domblong </i>dalam bahasa Jawa itu memandang terheran-heran dengan mulut terbuka. Saya pikir, si Pengirim pesan hilang akal. Sehingga dengan terpaksa menanyakan kepada saya. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Antara si Penanya dan saya sebenarnya sebelas dua belas. Orang yang bertanya mengira saya "orang pintar". Sehingga apa pun ditanyakan kepada saya. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Padalah, di Jawa orang pintar itu sudah mencapai tingkatan tertentu. Biasanya sudah pernah puasa <i>mutih</i>. Makannya hanya nasi dengan garam. Seperti cerita orang-orang yang kenal dengan bapak saya. Dulu, katanya bapak sering puasa <i>mutih</i>. Lho, berarti ada benarnya juga. Haaa.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Mungkin juga, si penanya percaya, saya punya solusi. Sekurang-kurangnya punya teman cerita yang dapat mengurangi beban pikirannya. Asalkan bertanya bukan untuk penggugur dosa semata. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Pagebluk <i>coronavirus disease </i>19 memang menjadi hambatan sekaligus tantangan para guru. Hampir semuanya gugup. Sebagian mengalami masalah yang hampir sama, bingung dengan trik, strategi, model belajar yang digunakan. Sementara yang lain merasa tertantang dan berinovasi dalam pembelajaran. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Sebenarnya, pemerintah telah memberikan petunjuk. Berdasarkan buku panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi <i>coronavirus disease 19,</i> sekolah yang berada di zona merah itu melaksanakan pembelajaran dari rumah (BDR). BDR bisa dengan sistem dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring), atau kombinasi daring dan luring. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Beberapa media pembelajaran daring yang dapat dimanfaatkan oleh para guru, siswa, dan orang tua, antara lain</font></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><ul style="text-align: left;"><li><font face="georgia"><span>Rumah Belajar oleh Pusdatin </span><span>Kemendikbud </span><a href="https://belajar.kemdikbud.go.id/">https://belajar.kemdikbud.go.id/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>TV edukasi Kemendikbud </span><a href="http://tve.kemdikbud.go.id/live/">http://tve.kemdikbud.go.id/live/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Pembelajaran Digital oleh Pusdatin </span><span>dan SEAMOLEC, Kemendikbud </span><a href="http://rumahbelajar.id/">http://rumahbelajar.id/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Tatap muka daring program sapa </span><span>duta rumah belajar Pusdatin </span><span>Kemendikbud </span><a href="https://pusdatin.webex.com/webappng/sites/pusdatin/dashboard?siteurl=pusdatin">https://pusdatin.webex.com</a><span>/</span></font></li><li><font face="georgia"><span>LMS SIAJAR oleh SEAMOLEC, </span><span>Kemendikbud </span><a href="https://lms.seamolec.org/siajar-lms.php">https://lms.seamolec.org/siajar-lms.php</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Guru berbagi </span><a href="https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/">https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Membaca digital </span><a href="http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/">http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Video pembelajaran </span><a href="http://video.kemdikbud.go.id/">http://video.kemdikbud.go.id/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Suara edukasi Kemendikbud </span><a href="http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id/">http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id/</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Kursus daring untuk guru dari </span><span>SEAMOLEC </span><a href="http://mooc.seamolec.org/">http://mooc.seamolec.org</a></font></li><li><font face="georgia"><span>Jurnal daring kemendikbud </span><a href="https://perpustakaan.kemdikbud.go.id/jurnal-kemendikbud">https://perpustakaan.kemdikbud.go.id/jurnal-kemendikbud</a></font></li></ul></div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Selain yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat juga sumber dan media pembelajaran yang dikelola oleh mitra penyedia teknologi pembelajaran yang dapat dilihat daftarnya pada laman: <a href="https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/" style="text-align: left;">https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/</a></font></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Ketika penanya membaca tulisan ini mungkin berpikir, "Brow, masalahnya bukan itu? Media dan sumber belajar sudah tersebar. Sebenarnya peserta didik saya itu sebagian tidak punya gawai. Sinyalnya kurang bagus. Kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Sebenarnya si Penanya sudah punya modal. Modal awal mengajar itu profil peserta didik. Profil peserta didik dapat dijadikan acuan menentukan strategi, model, dan media pembelajaran yang akan digunakan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">"Lho, kok tahu kondisi ekonomi keluarga?" </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">"Ya, tahu lah, brow. Kan, si Penanya sudah mengumpulkan data dengan berkomunikasi dengan orang tua."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">"Itu, juga bagus." Komunikasi awal itu wajib hukumnya. Mau daring, mau luring, harus sama-sama tahu dan sepakat. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Misalnya orang tua peserta didik sudah sepakat daring dan luring. Mulailah mengatur perencanaan meskipun terlambat sedikit. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">"Brow, sebenarnya masalahnya bingung mengatur waktunya?"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Itu, penanya sudah mengerti solusinya. Kan, si Penanya tahu masalahnya ada pada waktu. Biasanya satu pembelajaran pukul 07.00 s.d. 12.10 selama tatap muka. Sekarang bagaimana?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Waktu ya diatur tho!</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="georgia">Dalam kondisi serba baru seperti ini selain banyak tantangan juga peluang. Peluang bagi guru inovatif. Guru yang selalu mencari tahu setiap ada masalah pembelajaran. Guru yang mencoba cara baru dengan pengetahuan baru. Bukan begitu? </font></div>Moh. Zamzurihttp://www.blogger.com/profile/15646306753842323419noreply@blogger.com0