Keterampilan Bertanya dalam Mengajar

Bertanya memang mudah, bahkan sangat mudah. Apalagi asal bertanya, siapa pun pasti mampu. Kalau hanya bertanya serampangan, semua guru juga mampu.
Mengapa saya berpendapat demikian? Karena "asal bertanya" atau "bertanya asal-asalan" tidak memerlukan keterampilan khusus. Selama ada keingintahuan, selama itu pula seorang guru mudah bertanya. 

Lain halnya jika seorang guru menganggit pertanyaan yang bergizi. Pertanyaan yang mendorong munculnya pikiran-pikiran orisinal peserta didik. Pertanyaan yang berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Itu bukan pekerjaan mudah. Seorang guru yang ingin bertanya dengan pertanyaan berorientasi keterampilan tingkat tinggi harus rajin mengasah diri. 

Kecakapan bertanya tidak diukur lamanya seseorang menjadi guru. Boleh dikatakan, kecapakan bertanya dalam proses pembelajaran tidak datang dengan sendirinya lantaran harus melewati proses yang pelik. Kecakapan bertanya sebelas dua belas dengan keandalan seseorang menggesek biola yang harus ajek di asah. Sekali berhenti, apalagi dalam waktu lama, bisa jadi lidah kelu otak pun beku. 

Sekait dengan hal tersebut, berikut saya tuturkan resep sederhana menyusun pertanyaan. Saya punya harapan besar tulisan ini memberi manfaat bagi guru. Beberapa resep pertanyaan yang digunakan dalam pembelajaran.

1. Pertanyaan Inferensial 

Pertanyaan inferensial itu pertanyaan yang membutuhkan jawaban segera setelah diberikan stimulus. Seringkali guru memberikan setimulus berupa foto, gambar, teks bacaan, berita, pantun, puisi, dan lainnya untuk dicermati. Kemudian guru memberikan pertanyaan. Tujuannya mengungkap pemahaman peserta didik setelah melakukan pengamatan atau membaca informasi. 

Contoh penerapan pertanyaan inferensial:
(1) Apakah yang kamu temukan dari gambar tersebut?
(2) Apakah yang kamu ketahui dari gambar tadi?
(3) Bagaimana pendapatmu tentang peristiwa di gambar tersebut?
(4) Bagaimana sikapmu terhadap peristiwa di gambar tersebut?

2. Pertanyaan Interpretasi

Pertanyaan interpretasi merupakan pertanyaan yang diberikan apabila informasi yang ada dalam bacaan tidak lengkap atau tidak ada. Peserta didik harus memberi makna. Tujuannya peserta didik dapat memberi makna suatu konsekuensi dari gejala yang ada. 
Contoh penerapan pertanyaan interpretasi:
(1) Mengapa kamu memiliki pendapat seperti itu?
(2) Apa penyebab kegagalan dari upaya untuk mengatasi pembalakan liar?
(3) Apa yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di Kabupaten Sentani?
Pertanyaan interpretasi mencakup pula:
(1) Mendorong proses berpikir, contohnya, Apa yang kamu ketahui tentang covid-19? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
(2) Struktur dan mengarahkan pada pembelajaran, contohnya, Ada beberapa bentuk korupsi, yaitu terpaksa, tamak, dan dirancang secara berjamaah. Bentuk mana yang paling berbahaya?
(3) Membangkitkan sikap emosi, contohnya,  Bagaimana sikapmu jika kamu mengalami perundungan karena kelurgamu miskin?
(4) Mendalami masalah, contohnya, Apa kesimpulanmu setelah melihat berita tumpukan sampah di pantai? Bagaimana karakter pengunjung pariwisata di daerah tersebut?
(5) Interpretasi akibat yang terjadi, contohnya setelah membaca cerita bersambung, Apa kira-kira yang akan terjadi pada tokoh tersebut?

3. Pertanyaan Transfer

Pertanyaan transfer merupakan pertanyaan yang berupaya memperluas wawasan peserta didik. Pertanyaan transfer itu mengarahkan peserta didik menggunakan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya untuk situasi yang baru. 

Misalnya membedakan satu teori dengan teori lain:
(1) Apakah pernyerbukan silang dan bastar memiliki perbedaan?
(2) Dapatkan kamu menjelaskan lebih detail lagi?

Aplikasi ilmu pada kasus lain, misalnya:
(1) Apa  yang harus dilakukan supaya tidak terulang kembali banjir bandang pada musim hujan berikutnya? 

4. Pertanyaan Hipotetik

Pertanyaan hipotetik dikenal juga sebagai pertanyaan tentang hipotesis, generalisasi, dan kesimpulan. Pertanyaan hipotesis memiliki arah untuk mendorong peserta didik melakukan prediksi atau peramalan dari sesuatu permasalahan yang dihadapi dan/atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi. Hipotesis dan kesimpulan ini merupakan hasil pemahaman permasalahan ditambah data atau informasi yang telah dimiliki dan/atau data yang sengaja telah diperoleh untuk mengkaji permasalahan tersebut lebih jauh. 
Sebagai contoh beberapa pertanyan hipotetik berikut ini:
(1) Apa yang terjadi manakala cuaca panas dingin berubah cepat silih berganti?
(2) Apa yang terjadi jika selembar kertas ini saya jatuhkan dan bagaimana juga jika kertas ini saya remas terlebih dahulu baru saya jatuhkan?
(3) Bagaimana seandainya pekerjaan di bidang pertanian tidak lagi diminati. Adakah yang perlu dilakukan agar kebutuhan pangan tercukupi?
(4) Bagaimanakah kalau suporter yang melakukan kekerasan kesebelasannya dibekukan atau dilarang bertanding?
Pertanyaan hipotetik mencakup pula:
(1) Pertanyaan sebab akibat, contohnya, Apa yang akan terjadi jika minyak bumi habis?
(2) Pertanyaan reflektif, mempertanyakan kebenaran, contohnya, Bagaimana Saudara tahu kalau yang disajikan di tayangan infonet itu benar? 
Sekira pertanyaan itu pisau bedah. Gunakan sesuai dengan tujuan yang ingin diungkap. Rajinlah mengasah dan mengasahnya. 
 

0 Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...